Kamis, 20 Desember 2018

Tumis Sawi Hijau Bertelur untuk Sahur



INGIN menu yang praktis untuk sahur karena waktu masak mepet atau alasan lain? Sebaiknya utamakan juga sayur dalam menu sahur agar ada serat makanan yang membuat kita tak cepat lapar. Maka saya rekomendasikan menu sederhana dan ngasal ini. Yah, ngasal karena tak ribet pakai macam-macam bumbu agar enak. Cara masaknya praktis, kok. Yang penting bisa dimakan dan layak tampil. Ha ha.

Kemarin saya beli sawinya dari ibu-ibu tetangga yang suka jual sayur keliling kampung, hasil nanam di kebun. Sayuran segarnya berupa bayam, sawi, terong, dan cabai rawit. Harga masing-masing sayuran seribu per ikat. Terong ungu seribu per buah, dan cabai rawit seribu lima ratus per bungkus. Saya cuma beli dua ikat sawi dan dua buah terong. Cabai rawit, mah, masih ada di pekarangan.
Sawi hijaunya masih muda dan ukuran kecil, seperti beda bibit dengan yang dulu pernah dijajakannya. Saya bersyukur bisa beli sayuran murah. Tanaman kacang panjang di pekarangan depan rumah sudah menguning. Harus menanam bibit baru namun sekarang hujan jarang datang.
Aaah, hujan, datanglah. Air keran saja sudah berhari-hari tak ngocor.
Maafkan lanturan ini, lanjut pada acara masak.

Dini hari tadi saya terjaganya jam 1 lebih, urus ini-itu sebentar sebelum masak. Yah, saya ini kalau baru bangun tidur bawaan pasti menyalakan komputer. He he.
Nasi liwet di kastrol didahulukan. Saya belum punya magic com, sih. Yang lama rusak. Lantas urus sayur sawi untuk dibikin menu seperti di atas. Soal bertelur, abaikan saja, sawinya bukan bertelur benaran melainkan dikasih telur agar lebih mantap. He he.
Baiklah, mari kita bahas cara masaknya.



Bahan:
·        Seikat sawi hijau segar yang daunnya pada hijau royo
·        Sebutir telur ayam, bebas mau telur apa, bebek juga boleh karena lebih banyak volumenya
·        Bawang daun secukupnya, saya sepotong saja sudah cukup
·        Bawang putih setengah siung
·        Dua lembar daun salam sebagai penyedap rasa alami
·        Royco rasa bebas secukupnya
·        Garam secukupnya, paling saya ini sejumput saja, ha ha
·        Merica bubuk secukupnya
·        Minyak goreng agak banyakan dikit namun tak terlalu banyak karena untuk menggoreng telur dulu
·        Sedikit air agar sayuran cepat matang dan layu kala ditumis
·        Kompor atau tungku kayu bakar (hawu)
·         Wajan (wajib ada, habis mau masak pakai apa?)


Cara memasak:
·        Bersihkan sawi pakai air mengalir bagusnya, cuma di saya air keran tak ngocor jadi pakai wadah berulang-ulang.
·        Potong-potong sawi sesuai selera.
·        Bersihkan telur (dengan cangkangnya).
·        Iris bumbu daun bawang dan bawang putih.
·        Panaskan wajan dan tuang minyak goreng ke dalamnya.
·        Pecahkan telur dan goreng orak-arik sebentar sampai berserabut.
·        Masukkan bumbu duo bawang ke dalam telur yang berserabut, aduk-aduk. Tambahkan daun salam. Tunggu sampai harum.
·        Masukkan sawi lalu aduk-aduk sampai bumbu dan telur merata.
·        Tuang sedikit air agar sayur bisa cepat layu dan matang plus rasa bumbu menyebar.
·        Tambahkan garam dan Royco secukupnya, aduk-aduk lagi sampai layu dan matang.
·        Ketika hampir matang seluruhnya, jangan lupa taburkan merica bubuk agar rasa lebih mantap.
·        Setelah matang benar, sajikan ke dalam piring.

Nah, semoga resep saya bisa memberi gambaran bahwa ada banyak hal yang bisa diakali kala masak. Seadanya dan sederhana. Tak perlu ribet dengan sekian bahan dan bumbu karena waktu sahur kita terbatas.
Sisa waktu sahur yang ada bisa dipakai untuk makan camilan kue atau buah-buahan. Ngeteh atau ngopi juga sempat jika suka. Apalagi minum susu (bagi Palung).



Karena waktu sebelum imsak masih banyak, maka saya bisa makan dengan santai. Menu sahurnya sederhana, kok. Pakai tempe goreng sisa kemarin dan sambal. Plus naget ayam yang baru digoreng. Semoga kami tak lemas sampai waktu berbuka tiba. Namun saya kalau sudah di depan komputer suka lupa makan jadi tak masalah, paling mengantuk karena mata lelah.
Selamat mempraktikkannya jika suka dan berkenan.
Terima kasih sudah mampir baca. Maaf jika menayangkannya siang-siang. Tiada maksud menggoda iman. Lebih bagus lagi jika baca resep masakan kala jelang buka atau saat sudah buka agar tak geregetan, he he.
Selamat siang.
Nuhun. Punten.
Cipeujeuh, 20 Mei 2018
#ResepMasak #SawiHijau #Telur #Menu #Sahur  #Praktis
~Foto hasil jepretan ponsel Andromax Prime~

13 komentar:

  1. Saya sukanya sawi yang ditumis dan dibuat agak pedas. Memang tidak pas santap sahur karena beresiko perut mules mules.

    Biasanya istri akan membuatnya untuk makan siang atau malam.

    Enak.. apalagi kalau dicampur dengan ikan asin yang tipis-tipis digoreng kering.. nyammm.. ehh jadi lapar bacanya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya belum coba tumis sawi pakai ikan asin yang diiris tipis, pengen bikin juga. Ha ha, malah balas lapar baca komentar Pak Anton.

      Hapus
  2. Ini aritikel tahun kemaren yach Mbak... ? saya suka makan sawi, apalagi yang pahit, tapi kalau direbus sich,,,kalau ditumis kurang suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih tahun 2018 ini, Kang. Cuma ditulis pas ramadhan kemarin. Praktik masak saya asal saja. Saya juga suka sawi rebus dalam bakso campur. Bikin semangat dan mengenyangkan. Ah, tahun baruan malah lapar pengen ngebakso. Ha ha.

      Hapus
  3. Resepnya maknyus ini, Kak. Terimakasih hahaha bakal dicoba. Semoga puasanya selalu lancar ya, Kak. Saya masih belum bisa ini puasa di luar Bulan Ramadhan :( hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha, itu resep puasa bulan ramadhan. Semoga tahun depan bisa coba.

      Hapus
  4. Resep gampang begini berguna banget sih buatku :D. Secara ga Jago masak, apalagi kalo mba asisten sdg mudik. Pusing lgs nyari resep2 gampang mba :). Bisa nih aku praktekin resepnya pas lg buru2 Dan ga tau masak apa . Udh lgs komplit, sayurnya ada, protein Dr telur ada :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan dicoba, Mbak. Orang sibuk baiknya masak yang praktis saja namun tetap sehat dan mengenyangkan karena ada serat campur protein.

      Hapus
  5. Saya banget nih suka masak masakan praktis gini, tapi ternyata telur dulu baru bawang ya, saya biasanya kebalik, bawang dulu baru telur hahaha.

    Biasanya juga dikasih tambahan udang, tambah bumbu jahe, gak pakai daun salam, saya kurang suka aroma daun salam di sayur.
    Biasanya daun salam buat masak lauk aja bukan sayur hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sengaja telur diorak-arik dulu sampai berbusa, lalu tambahkan bawang arat tak tenggelam ditimbun telur, he he. Masak nasi goreng telur juga gitu caranya.
      Belum coba tambahan udang, harga di pasar mahal dan saya tak punya kulkas. Pengen juga masak udang lagi. Jika ke pasar, pengen beli udang,
      Kalau dauin salam, yah, saya ini doyan banget. Susah ngilangin kebiasaan pada harus ada daun salam pada masakan tertentu, he he.

      Hapus
    2. Kalau bawang dulu, biasanya bawangnya dibungkus ama telur orak ariknya ya mba hahaha.
      Kalau nasi goreng biasanya saya pisah sih,
      Saya orak arik telur dulu, baru saya sisihkan, setelah nasi gorengnya masak, baru deh saya campurkan di wajan :D

      Hapus
  6. Tumis sawi salah satu masakan yang kukuasai karena aku memang ngga jago masak hahaha ...
    Pernah aku memasaknya, praktis tinggal dimasukin bumbu2nya.
    Tapi hasil rasa masakanku tentu ngga seenak hasil masakan kak Rohyati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha, masak yang praktis adalah kesamaan minat kita. Bumbu dan cara sajinya juga cepat. Saya malah penasaran pengen ngerasain hasil masakan Mas Hino, belum tentu kalah rasa daripada saya. Bisa saja lebih lezat. Semangat!

      Hapus

Terima kasih sudah singgah, silakan tinggalkan jejak komentar sebagai tanda persahabatan agar saya bisa lakukan kunjungan balik. Komentar sebaiknya relevan dengan isi tulisan. Nama komentator tidak langsung mengarah ke URL pos blog agar tidak menambah beban jumlah link pemilik blog ini. Jangan sertakan link hidup dan mati, apalagi iklan karena termasuk spam.Terima kasih banyak. Salam. @rohyatisofjan

Disabilitas Mengelola Komunitas

Arti disabilitas adalah keterbatasan aktivitas dan partisipasi akibat  ketidakmampuan mental atau fisik. Hal itu bisa menjadi stigma dalam m...