CANTIK dan seksi adalah
senjata mematikan kaum hawa, apalagi jika disalahgunakan untuk hal-hal tak
semestinya. Ya, cantik dan seksi bisa merupakan sumber anugerah sekaligus
petaka!
Mungkin
ini berlaku untuk Nyai Jablay yang hidupnya seakan dipilih simpang-siur.
Simpang siur dalam pemberitaan seisi kampung mengenai dirinya. Ia hanyalah
seorang perempuan muda yang telah menginjak usia kepala empat. Sosoknya seakan
baru kepala tiga karena menjaga penampilan dari segi dandan dan pakaian. Melahirkan
empat anak yang kini sudah besar, satu perempuan dan tiga lelaki, tak mengubah
bentuk tubuh dan wajah, seolah alam bermurah hati atas nasib sial yang
menimpanya.
Ia
tahu bagaimana cara merawat diri hinga tetap sintal namun berpinggang ramping.
Leher jenjang dan hidung bangir. Rambut sebahu di-rebonding. Hanya saja, wajah cantiknya yang semula kuning langsat
dirusak pemutih wajah hingga belang-belang putih kemerahan karena kulit arinya
terkikis kosmetik -- yang ia kira bisa tambah mempercantik.
Ia
hanya ibu rumah tangga biasa, istri lelaki biasa. Namun ia telah memilih alur
“luar biasa” sehingga nama baik diri dan keluarganya tercemar. Nyai Birin
adalah nama yang semula disandangnya, nama suaminya Sobirin. Sudah umum di
kampung nama istri akan disandingkan dengan nama panggilan suami. Dan sekarang,
orang kampung yang usil menyandangkan nama Jablay di belakangnya,
mengesampingkan nama suaminya. Stigma yang berarti jarang dibelai melekat erat seiring polahnya yang masih saja liar
di mata orang. Menggoda lelaki mana saja yang dimauinya.
Sobirin,
entah ada apa dengannya sehingga seakan membiarkan istri menguar skandal. Ada
yang menganggap Sobirin gila membiarkan Nyai Jablay main gila dengan sekian bujang
sampai suami orang. Beberapa nama lelaki telah ketahuan. Beberapa di antaranya
adalah suami-suami yang ditinggal istri jadi TKI, ada juga yang istrinya di
rumah namun sang suami mungkin bosan jadi cari selingan pada Nyai Jablay.
Nyai
Jablay tanpa pelet pun mampu membuat lelaki lemah iman tergila-gila atau jatuh
cinta pada tubuh dan wajahnya. Ia tahu bagaimana cara bicara dan bersikap pada
lawan jenisnya. Barangkali ia lebih memiliki keahlian dalam hal kamasutra dibanding para istri yang
standar dalam bercinta pada suaminya.
Apakah
Sobirin tidak sayang istrinya atau turut mengaryakan karena kesulitan uang?
Apakah Sobirin yang lumayan ganteng dan masih gagah dalam usianya yang
pertengahan kepala empat sudah tak berfungsi lagi sebagai lelaki sehingga
membuat istri frustrasi? Apakah Sobirin kalah perbawa di mata istri karena
sebelumnya pernah main gila dengan perempuan lain juga? Apakah mereka tidak
lagi saling cinta -- salah satu atau keduanya -- sehingga terikat dalam
perkawinan hambar?
Atau,
apakah Nyai Jablay energinya berlebih dalam hal ranjang dan Sobirin tak bisa
memuaskan? Apakah Nyai Jablay memang sangat-sangat kesulitan uang karena
terlilit utang karena gaya hidupnya yang boros dan tidak bisa pegang uang,
sehingga tak punya pilihan selain mengaryakan diri karena enggan kerja kasar
sedang suami tak bisa diandalkan? Yah, Sobirin hanya buruh tani dan bangunan
yang kini jualan es krim keliling di kota bareng kakak sulungnya. Penghasilan
Sobirin pas-pasan bahkan kurang untuk menghidupi keluarga.
Sudah
jamak adanya di kampung, bagi kaum lelaki pekerjaan kasar di kampung adalah hal
yang kadang sukar diperoleh karena bersifat musiman. Mereka bukan malas, hanya
karena tiada pilihan. Dan pilihan terbaik adalah mengembara ke kota untuk cari nafkah
di sana. Karena itulah, banyak lelaki kampung yang menyebar ke berbagai kota
agar bisa menafkahi diri dan keluarga.
Sobirin hanya kadang-kadang saja kerja di
kota, sebelumnya ia memburuh tani di sawah dan kebun orang. Kadang juga jadi laden alias asisten tukang untuk bikin
rumah. Mungkin upaya Sobirin dianggap tidak memuaskan Nyai Jablay karena hidup
mereka tidak ada kemajuan, mereka masih tinggal di rumah panggung sederhana
minim perabotan. Sobirin bukanlah anak orang kaya begitu pun Nyai Jablay, jadi
mereka tak bisa mengandalkan warisan dari orang tua yang juga sama miskinnya.
Namun,
apakah miskin alasan utama bagi Nyai Jablay sehingga ia menjelma bondon kampung
yang paling digunjingkan sekaligus ditakuti kaum istri karena reputasinya
sebagai penggoda suami orang bisa membuat rumah tangga kisruh atau bubar?
Toh,
masih banyak orang kampung yang miskin namun istrinya tidak bikin ulah
macam-macam. Semuanya berpulang pada kepribadian masing-masing.
Dulu,
sebelum tersiar kabar kejablayan secara terang-terangan, Nyai Jablay pernah
jadi TKI ilegal. Tanpa paspor dan persyaratan semestinya untuk jadi TKI legal,
langsung berangkat ke luar negeri. Entah ia ditipu atau tidak tahu. Ia bilang
kerja membabu di Malaysia, tak mau lagi di sana karena sulit makan dan dilarang
keluar. Majikannya pelit dan kejam. Jadi ia kabur.
Namun
ada seorang wadah gosip, penampung sekaligus penyiar gosip, yang ngotot bilang
Nyai Jablay ternyata kerja di Singapura lalu menyeberang ke Batam dan tinggal
di sana selama tiga bulan tanpa mengabari keluarganya, entah kerja apa. Ia
hanya dengar kabar simpang-siur tersebut dari orang lain yang dianggapnya
paling tahu hidup Nyai Jablay. Si Wadah Gosip sewot karena menduga mantan
suaminya pun pernah menggunakan jasa Nyai Jablay kala ditinggal dirinya kerja
jadi TKI legal di Saudi.
Si
Wadah Gosip kisruh karena tak bisa membuktikan perselingkuhan mantan suaminya
dengan Nyai Jablay. Hanya beberapa nama perempuan di kampung ini dan kampung
lain yang ia tahu bikin skandal dengan sang mantan. Namun barangkali Si Wadah
Gosip puas karena Nyai Jablay kepergok lagi gituan
di saung orang bareng suami sepupunya sehingga dilabrak dan menghebohkan sebagian
warga kampung.
“Sekarang
Nyai Jablay sudah berhari-hari tidak ada di rumah,” Si Wadah Gosip menyebarkan
kabar yang kemarin-kemarin diterimanya. Ia telah menikah lagi, malah memilih
jadi istri kedua dari suami orang, status mudah sekaligus sukar. Hidup jadi
absurd. Nasib mantan TKI yang rumah tangganya berantakan.
“Memangnya
ke mana?” tanya kawan bicaranya, Mereka barusan membahas soal Nyai Jablay.
Pembicaraan yang merembet dari semula mereka membicarakan soal pengalaman Si Wadah
Gosip kala membabu di Saudi selama bertahun-tahun, malah membicarakan soal Nyai
Jablay yang pernah jadi TKI meski sebentar.
“Tidak
tahu. Dua orang anak lelakinya yang masih serumah dikasih makan ibunya Husin.
Husin yang bilang.” Husin adalah tetangga satu RT mereka, keponakan Nyai
Jablay. Profesinya sopir sekaligus kernet truk muatan barang Pak RW yang
juragan.
“Sobirin
di mana?”
“Sobirin
tidak tahu. Dagang es di kota.”
“Kasihan!”
Namun patutkah ia kasihan pada Nyai Jablay yang juga pernah coba menggoda
suaminya dan syukurnya dihindari. Ia ibu rumah tangga biasa yang khawatir
keharmonisan keluarganya diobrak-abrik seorang Nyai Jablay.
Perempuan beranak satu yang masih kecil itu kalah
cantik dan seksi daripada Nyai Jablay yang beberapa tahun lebih tua darinya. Ia
pernah menginterogasi suaminya setelah mendengar laporan sahabat beda RT yang
kuatir suaminya digoda Nyai Jablay. Suami si sahabat termasuk lelaki tidak
betah di rumah dan doyan nongkrong di gardu ronda dekat bengkel motor bersama
kaum lelaki lain yang sehobi, atau pergi-pergi tanpa bilang istri.
“Bapak
pernah sekali digodanya, dia melambai ke Bapak agar mendekat tapi Bapak menjauh
ke arah lain.” Suaminya meyakinkan sang istri yang curiga agar percaya bahwa ia
tak terlibat main-main dengan Nyai Jablay. Ia tipikal lelaki rumahan yang tidak
suka nongkrong-nongkrong sembarangan kecuali saat sedang bertugas ronda di
gardu ronda.
Itu
hanya salah satu contoh drama rumah tangga yang ikut terpengaruh Nyai Jablay.
Istri harus menanyai sekaligus memperingatkan suami sebelum terlambat karena
telah terlibat. Nyai Jablay telah membuat para istri mencurigai suami. Nyai
Jablay telah membuat para istri tertentu jadi ketakutan seakan wabah yang harus
dihindari.
Tak
ada yang tahu Nyai Jablay raib ke mana. Kabar jahat tentu cepat menyebar dengan
sekian asumsi yang wallahu alam.
Entah kabur dengan lelaki lain karena muak pada Sobirin. Atau sembunyi di rumah
anak perempuannya yang telah menikah di kota lain, bisa juga di tempat anak
sulungnya, karena dikejar-kejar para penagih utang yang bejibun. Atau cuma sekadar memperturutkan kehendak hati untuk pergi
tak bilang-bilang karena marah seusai bertengkar dengan seseorang -- yang entah
anggota keluarga suaminya atau istri orang. Atau ia memang cari kerja baik-baik
namun cara berangkatnya tidak baik karena tanpa pamit.
Nyai
Jablay yang muda, cantik dan sintal janganlah bernasib lebih tragis lagi. Para
istri tidak akan peduli pada nasib bondon kampung yang raib entah ke mana.
Mereka lebih peduli pada ketenteraman rumah tangga sendiri. Mereka khawatir
pada jenis jablay lain. Gadis, janda, atau istri orang. Yang gatal dan ngaco kelakuan jiwa. Para istri harus
waspada!
Para
penagih utang? Mungkin mereka siaga untuk “menangkap” Nyai Jablay.***
Cipeujeuh, 12 September 2017
#Cerpen #Faktual #Jablay #2018
~Foto dari Faisal ER
Mbaaa, ini kisah nyata ya, btw yang kayak begini sering terjadi loh.
BalasHapusKecantikan malah jadi semacam kutukan bagi sebagian wanita.
Banyak banget orang2 cantik semasa mudanya bikin envy.
Setelah nikah malah hidupnya penuh dengan cobaan hanya karena kecantikannya.
Sebagian orang pengen cantik mati-matian, mereka lupa, kecantikan justru jadi cobaan bagi wanita :)
Iyalah, ternyata hal demikian lumrah di mana-mana. Sayang memang. Padahal cantik mestinya bisa diarahkan untuk hal yang positif.
Hapus