JANGAN heran jika ada insan tunarungu macam saya yang bingung bagaimana cara menuliskan suara tawa
yang tepat, sehingga harus bertanya pada para pakar bahasa di tempat nongkrong asyiknya: WAG (WhatsApp Group) KLINIK BAHASA (KB).
Dalam KBBI, dijelaskan bahwa tawa
adalah ‘kata
benda untuk ungkapan rasa gembira, senang, geli, dan sebagainya dengan mengeluarkan suara
(pelan, sedang, keras) melalui alat ucap’. Dan karena sudah puluhan tahun saya
kehilanganfungsi pendengaran, maka
lupa sama sekali dengan pembunyiannya.
Saya tahu bahwa tawa
memiliki ragam bentuk bunyi ha, he, hi, ho. Namun saya tidak tahu apakah tawa
memiliki semacam intonasi (lagu kalimat)
sehingga dalam penulisan pun harus mengikuti kaidah sesuai
intonasinya.
Maka, pertanyaan yang saya
ajukan di Klinik Bahasa sebenarnya hal wajar, barangkali terasa janggal
bagi yang berpendengaran normal.
Syukurnya teman-teman menanggapi dengan diskusi asyik yang panjang, jelas,
sampai merembet pada masalah onomatope (kata
tiruan bunyi), misal kokok merupakan tiruan bunyi ayam, cicit merupakan tiruan bunyi tikus.
Saya tidak tahu apakah kaidah tawa dalam tulisan mengikuti kaidah
penyuaraan, sesuatu yang berlaku secara pada umumnya atau kebiasaan sesuai
lingkungan dan adat istiadat kesukuan. Karena itu,
apakah penulisan ragam tawa dipisah atau disatukan?
Tahap tawa pertama anak
saya kala bayi adalah terkekeh dengan he, lalu berkembang mengenal terkikik dengan hi, sampai tertawa dengan ha. Apakah tawa pun mengenal tahap-tahap sesuai kemajuan dalam
penguasaan bahasa? Atau tawa adalah laku bahasa spontan dari sananya?
Saya mengenal banyak ragam
penulisan tawa. Apakah itu ditulis terpisah,
disatukan, pakai tanda hubung, sampai beberapa titik di akhir huruf. Yang
jelas itu membingungkan karena cara penulisan tawa dalam
beragam bacaan tak seragam.
Maka, apakah yang tepat
adalah ha ha ha, hahaha, ha-ha-ha, atau ha...
ha... ha...? Begitu pun dengan hi
dan he atau ho.
Hasan Aspahani, salah seorang anggota WAG Klinik Bahasa,
menyarankan saya untuk mencari
lema ha di KBBI. Dalam KBBI
lema ha juga bermakna suara orang
tertawa lepas. Lalu, jika ha
untuk suara tawa di KBBI tidak ada contohnya, apakah yang baku adalah
penulisan ha ha (ha yang terpisah)?
Penulisan ha (satu kali) adalah kata seru yang bermakna girang, mengejek, lega,
atau terkejut selain suara tawa. Namun, jika tertawa lepas
dibunyikan secara beruntun karena merasa lucu teramat sangat, apakah akan menjadi ha ha ha yang panjang sesuai ujaran, dan ada semacam jeda penyuaraan atau
pernapasan sehingga menjadi terpisah-pisah?
Hal itulah yang menjadi
tanda tanya besar bagi saya bisa mendengarkan. Ya, saya
kerap melihat orang tertawa namun tak tahu bagaimana pembunyian jelasnya. Sama seperti dor
dor dor, apakah ada sedikit jeda atau tidak.
Supwan (Yusup Irawan), penulis buku Fonetik Bunyi, melalui WAG Klinik Bahasa mengemukakan pendapatnya, “Onomatope dengan huruf memang tidak
mudah.” Baginya tertawa standar yang umum punya fungsi
komunikatif.
Ya, tawa memang berfungsi
komunikatif. Mengekspresikan rasa senang dan geli dengan
rentetan bunyi ha, hi, he,
atau ho. Lalu, apakah ada semacam jeda
dalam pembunyiannya sehingga ditulis terpisah, semisal jadi ha ha?
Jika pada akhirnya ada anggota WAG Klinik Bahasa yang memilih bentuk penulisan sesuai
selera pribadi, digabung atau dipisah atau dengan tanda hubung;
ini selera personal sebagaimana pemilihan ragam tawa yang
dilakukan masyarakat umum, pun penulisannya.
Saya sendiri lebih memilih penulisan yang baku untuk dipraktikkan dalam penulisan, semisal ha untuk tawa dalam KBBI, jadi ha ha atau ha ha ha -- bergantung panjang pendeknya nada tawa. Begitu juga untuk penulisan
pada he dan hi atau ho; akan he he, hi hi, ho ho
dan bentuk panjangnya.
Tawa
memang memiliki kebebasan dalam hal penyuaraan sampai penulisan. Kita pun
mengenal ragam tawa terbahak-bahak atau ngakak, terkikik-kikik atau ngikik, terkekeh-kekeh atau ngekeh. Bahkan ada cara tulis tawa
gaya baru, wkwkwk.
Wkwkwk itu sangat membingungkan saya; apakah ada tawa gaya bebas yang berbunyi seperti
bebek: wek wek wek? Mengapa ada manusia memilih bunyi tawa
dari suara khas binatang? Apakah tak mengapa menyuarakan
tawa demikian di muka umum: menirukan bebek meleter?
Ataukah bentuk tawa wkwkwk hanya lazim dalam percakapan
secara tulisan di media sosial?
Saya baru saja mengetahui bahwa rupanya wkwkwk berasal dari wk singkatan dari gue
(w) ketawa (k). Semacam bahasa gaul
yang banyak dipakai dalam
percakapan di media sosial. Jadi, pada mulanya hanyalah istilah
untuk chat dari wk saja, maka berkembang jadi wkwk dempet yang banyak. Demi alasan
apa, coba?
Wkwkwk adalah pernyataan ‘gue ketawa yang beruntun’
telah berkembang karena
penafsiran bisa melebar pada makna lain, dikiranya jenis tawa baru
khas milenial yang lebih canggih. Hal itu dikarenakan si
pemakai tidak tahu muasal dan tujuan wk.
Harus disadari bahwa di sekitar kita banyak sahibul hikayat yang tidak diketahui apa maksudnya. Hal itu memungkinkan para pelatah menyebarkannya ke mana-mana dalam menyuarakan tawa (tertulis) lewat gawainya. Bebas merdeka sesuai ekspresi tawa: jhahaha, wakakaka, gkgkgk, ahahaha, dan sebagainya.
Demikianlah tawa, dan bagi yang terperangkap dalam dunia sunyi, bunyi tawa adalah misteri.**
Rohyati Sofjan, narablog peminat bahasa di
https://rohyatisofjan2018.blogspot.com. Mukim di Balubur Limbangan, Garut. Karyanya banyak tersebar di media massa cetak dan daring sejak tahun 1999. Antologi buku terbarunya ODE TO
ROY, Kisah para Pembaca Balada Si Roy (Epigraf, 2018).
~Dimuat di koran Rakyat
Sultra, 30 Oktober 2018
#Bahasa #Linguistik #Fonologi #Tawa #Tunarungu
#KlinikBahasa
#Guyubabahasa #ForumBahasaMediaMassa #FBMM #Hahaha #Wkwkwk
#HasanAspahani #YusupIrawan #FonetikBunyi #RakyatSultra #2018
~Foto kiriman dari Mutiara Aryani di Batusangkar,
hasil tangkapan layar
ponselnya. Hatur nuhun, Tiara.
hahahaha, mau nulis wkwkwkwkwkwk lagi mbaaa :D
BalasHapusYa ampuuunn, baru baca tulisan ini dan sumpah saya ngakak eh tertawa lepas banget jadinya.
Kalau saya sudah lama sellau menuliskan kata wkwkwkwk itu mba, sejak pertama kali kenal medsos deh kayaknya.
Lupa, dari mana saya tahu dan baca tulisan wkwkwkwkwk itu.
Tapi yang jelas, akhir-akhir ini, saya sering rekam suara saya pas lagi IG story, dan memang saya kadang eh lebih sering ketawa tertahan dengan bunyi wkwkwkwkwwkkwkwwkwk itu.
Lebih tepatny sih kikikikik, tapi ada semacam bunyi wkwkwkwkwk, ada 'w' nya.
Mungkin pengertiannya ketawa tertahan kayaknya ya, saya kalau ngomong kadang lupa volume soalnya, selalu melengking hahaha.
Makanya ketawa juga suka membahana, jadinya saya sering melatih ketawa tertahan yang jadinya wkwkwkwk itu, buka wek wek wek mba, tepat sekali dengan bacaan dari wkwkwkwwk itu hahahaaha.
Jiahahaha juga ada, muahahaha kadang saya ketawa gak sadar seperti itu, tapi saya seringnya sih kalau bukan kikikikik, wkwkwkwwk, atau hehehehe
Harus hati-hati pun, Mbak Jangan sampai kita nulis cara ketawa yang gak pas dalam lingkungan atau orang yang kita hadapi. Karena ada juga yang bisa tersinggung, misalnya dengan bunyi wkwkwk, tidak semua orang bisa terima ternyata.
BalasHapusBtw, suka sama tulisannya. Bagus. Mbak. Terus menulis, ya.
Ini ulasan yang sangat menarik, sekarang mengkespresikan tawa memang jadi lebih luas dan memiliki banyak makna, pakem yang digunakan juga lebih luas.. apakah suatu saat nanti wkwkwk akan masuk dalam KBBI dan menjadi bahasa baku? entahlah, Bahasa Indonesia memang banyak menerima input dari luar tapi entah sejauh mana.. tulisan yang bagus dan sangat menarik.. ditunggu tulisan berikutnya..
BalasHapusYa ampun teh. Urusan ketawa aja bisa jadi tulisan panjang dan lebar yaa. Keren. Selalu kagum dengan sosok teh Rohyati, bisa berbagi pelajaran dgn cara uniknya 🤗
BalasHapusWah keren banget loh ini tulisannya Teh Rohyati. Sesuatu yang baru dan jarang ada yang membahas juga.
BalasHapusAku justru baru tau asal muasal wkwkwk yg sering aku pakai. Biasanya kalau lagi berkomunikasi dengan teman atau yang sudah akrab. Kalau sama orang tua atau belum terlalu kenal, aku lebih suka pakai hahaha biar gak salah mengartikan dikira ada sedikit ejekan padahal tidak.
Trus sejak zaman pakai BBM aku suka nulis ketawa dengan xoxoxo, xixixi...kadang sekarang masih pengen pakai buat sesuatu yg lucu menggemaskan
Temanku malah nulis ketawa itu dengan fufufu, mengikuti komik Jepang yang biasanya diartikan tertawa imut. Kan cewek2 di komik Jepang atau manga itu memang digambarkannya imut2, dan kebetulan temanku memang imut kayak tokoh manga. Jadi menurutku dia cocok aja ketawa pakai fufufu
Ada lagi temanku yang cara nulis ketawanya wokwokwok.mungkin karena kalau dia lagi tertawa mulutmya memang membulat sih seperti membentuk huruf O
Duh ternyata seru juga ya bahas tentang cara penulisan tawa. Terima kasih Teh Rohyati. Segar banget tulisannya. Aku suka .
Entah kenapa saya dari dulu lebih sering menuliskan kata wkwkwkwk untuk ekspresi tawa dibandingkan kata hahahaha, habis baca ini jadai mikir ulang harusnya kasih tulisan apa buat ekperesi tawa tersebut??
BalasHapusPembahasan yang sangat menarik. Saya pernah baca artikel cara menuliskan tawa di berbagai negara. Kalau di Korea misalnya, mereka pakai ㅋㅋㅋㅋ abjad ㅋ dibaca kha. Jadi kalau tertawa dibaca khakhakhakha. Sejak ada perkembangan teknologi ponsel, menuliskan tawa jadi wkwkwkwk.
BalasHapussaya kalau tertawa dengan hahahahahaha tanpa spasi kalau harus menulisnya dalam sebuah chat, jarang sekali menulis ketawa dengan wakakaka, berasa aneh gitu teh, ah gara-gara baca tulisan ini saya jadi memikirkan rasa ketawa yang biasa saya lakukan jadi senyum-senyum sendiri, terus baru ngeh juga jangan-jangan kalau pas lagi ketawa bareng orang lain, ketawa saya mengganggu, jaid panjang niy gara-gara baca tulisan teteh soal ketawa hehehe (ini saya tulis hehehe kalau ketawanya tipis-tipis alias tidak terbahak-bahak). Big hug teteh semoga sehat selalu dan menulis tulisan yang selalu membuat saya banyak merenung dengan tulisan teteh, semangat
BalasHapusKalau saya ketawa saat ngobrol atau nonton tv tetap hahaha, tapi kalau pas nulis tulisan ketawanya beragam tergantung topiknya seperti wkwkwk, hehehe, hihini, haha juga termasuk :D
BalasHapusMenarik banget, Teh. Nggak kepikiran soal penulisan dan pembunyian tawa. Saya biasa nulis hahaha atau hehehe aja. Selalu semangat untuk sharing hal-hal yang out of the box ya, Teh.
BalasHapus