BINTANG ingin menanam bintang di langit-langit kamar. Setiap
malam ia suka membuka jendela kamarnya hanya untuk menyaksikan kerlap-kerlip
gemintang di angkasa yang berpendaran.
Ia selalu terpesona pada panorama malam yang dihamparkan
Tuhan. Bagi Bintang,
bintang itu keajaiban yang menerangi kelam, sayang hanya pada malam saja ia
bisa menyaksikan gemintang.
Namun malam tak selalu membolehkan bintang bersinar. Ada
kabut awan hitam yang pada saat tertentu menyelubungi kilau bintang hingga tak
terlihat dari bumi, seolah malam adalah kanvas hitam semata. Kalau sudah
demikian, Bintang suka
merasa kesepian.
Suatu malam, ketika bintang menghilang, Bintang yang habis membuka jendela kamar menghampiri Ibu yang
sedang menyulam di ruang tengah. “Bu, bisakah kita menanam bintang di
langit-langit kamar Bintang, agar Bintang bisa selalu menyaksikan bintang kala rebahan?”
Ibu tertegun, ia menghentikan pekerjaannya, dipandanginya
anak semata wayang yang baru masuk TK. Ibu ingin tertawa, namun demi melihat
keseriusan Bintang, Ibu
tidak tega.
Seisi rumah sudah tahu kesukaan Bintang pada bintang. Ibu, Bapak, termasuk Kang Aris dan Teh
Rima sopir dan pembantu di rumah mereka. Ibu tersenyum dan membelai rambut Bintang, “Akan kita usahakan.”
“Benar, Bu?”
Ibu mengangguk, “Nanti Ibu akan bicara dulu dengan Bapak soal bintang. Pergilah
tidur, jangan lupa sikat gigi dan berdoa.” Ibu mencium lembut pipi Bintang yang ranum. Dan berdiri untuk mengantar anaknya ke kamar
tdur.
Bintang memeluk Ibu, “Terima kasih, Bu. Tadi Bintang sudah sikat gigi.” Ia melompat ke atas ranjang. Dan Ibu
menyelimuti Bintang.
BAGI Ibu, memenuhi
keinginan anaknya bukanlah hal yang sulit, sesuatu yang mustahil bisa mungkin.
Malam itu Ibu menghentikan kegiatan menyulamnya, dan menggantinya dengan
menyulam manik-manik bintang untuk Bintang.
Ibu ingin Bintang senang. Ibu akan bilang pada Bapak nantinya agar membuat
kerajinan berbentuk bintang, lalu diberi lampu
kecil untuk dipasang di atas langit-langit kamar. Malam kian larut, Ibu masih
asyik menyulam bintang....
SETELAH berhari-hari, akhirnya tugas menyulam selesai.
Prakarya Bapak yang sederhana dan memanfaatkan barang bekas yang ada, plus rangkaian elektronik untuk menyalakan bintang pun
telah diujicoba Bapak.
Ibu, dengan dibantu Kang Aris dan Teh Rima, sibuk
memasang bintang ketika Bintang sedang mengaji di masjid bareng anak-anak tetangga.
Dan setelah makan malam, ketika Bintang masuk kamar karena kelelahan, lampu kamar padam, namun Bintang terpesona karena tepat di atas langit-langit kamarnya ia
melihat rangkaian bintang menyala terang didampingi manik-manik cantik
berbentuk bintang.
Ibu dan Bapak masuk kamar, tersenyum melihat putra mereka
melongo takjub. “Bintang suka?” tanya ibu lembut.
Bintang menoleh dan mengangguk. Ia menghambur ke arah kedua
orang tuanya dan memeluk mereka. “Terima kasih, Ibu dan Bapak. Bintang suka.”
MAKA setiap malam, jika bintang tak bersinar di luar, Bintang tak perlu merasa khawatir atau kecewa. Ia akan
menyalakan lampu bintang-bintang kecilnya, agar kerlipnya menyala terang di
antara manik-manik bintang buatan Ibu tersayang.***
#Sudah dimuat di Majalah Imut
#Cernak #Bintang #MajalahImut
~Foto hasil jepretan ponsel ANDROMAX PRIME
Bintang untuk bintang, bintangnya mau dapat berapa bintang ? ayoo ngomong dengan Oom... ntar dikasih bintang 4 yach... plus es krim, hehehe..
BalasHapusHe nhe, Nanti Bintang bilang ingin lebih banyak bintangnya, apa Om Nata tetap akan ngasih es krim?
HapusHahaha.. Bintang senang yaaa dapat banyak hiasan bintang di kamarnya, hiasan bintang itu cantik seperti bintang-bintang di langit.
BalasHapusDan bintang-bintang di langitpun ikut tersenyum melihat hiasan bintang-bintang itu.
Bintang mengabadikan hiasan bintang dan bintang-bintang di langit ke dalam sebuah lukisan.
Lukisan Bintang tentang hiasan bintang dan bintang-bintang di langit bagus sekali.
Dan Bintang mendapat 5 bintang atas karya bintang-bintang tersebut.
ya ampuunn mbaaa, banyak ya bintangnya, gak mau kalah saya ama kang Nata hahahaha