SEMUA bermula dari tidak
bisanya saya memberi komentar pada kolom komentar blog yang dikunjungi karena
selalu berada di luar akun blog padahal tak logout
(keluar). Jelas saya bingung adakah kesalahan seting pada dasbor (dashboard) sehingga saya tak bisa
berkomentar.
Sudah
coba utak-atik namun nihil. Ya, sudah, saya lelah dan khawatir jika
mengutak-atik dasbor lebih lanjut lagi maka tampilan blog akan tambah kacau.
Sudah googling namun tetap tiada jawaban
tepat atas kasus saya.
Jadi
saya terpaksa bikin akun gmail baru
agar bisa bikin blog baru. Saya tak bisa bikin blog baru di akun gmail yang sama dengan blog lama karena
khawatir masalah akan tetap tak bisa teratasi, seakan ada kesalahan seting pada
pengaturan dasbor atau gmail saya.
Beberapa
hari kemudian saya baru tahu penyebab kasus selalu berada di luar akun blog,
semuanya karena perisai Firefox Developer
Edition yang memproteksi secara berlebihan pada setiap situs yang diduga
tak aman dengan mengaktifkan perisai alias shield
yang ada di sudut kiri kolom untuk mengetikkan alamat.
Otomatis
perisainya akan menyala ungu tiap saya melakukan kunjungan pada situs bahkan
blog yang terduga tak aman. Akibatnya saya selalu berada di luar akun dan tak
bisa berkomentar karena peramban Firefox
Biru tersebut menamengi aktivitas perambanannya. Tiada pilihan, setelah
saya perhatikan cara kerjanya, nonaktifkan saja perisai tersebut. Tiada lagi
pemblokiran pada blog yang saya kunjungi, jadi saya bisa berkomentar karena
tidak keluar dari akun blog.
Baiklah,
bahasan itu akan saya tulis dalam artikel lain secara lebih lengkap. Yang akan
saya bahas adalah blog baru. Sudah telanjur bikin blog baru dan saya suka
tampilannya karena lebih canggih untuk dibaca di ponsel pintar alias readable for smartphone, maka saya
pertahankan saja.
Lagipula,
saya rasa harus benahi tampilan blog agar lebih baik dengan cara memindahkan
isi blog lama ke dalam blog baru, mempercantiknya dengan foto dan gambar
ilustrasi penunjang, juga memilih jenis huruf dan ukuran yang tepat untuk blog
agar mudah terindeks oleh mesin pencari.
Namun
jelas tak mudah membangun blog itu, dari segi isi sampai tampilan. Saya
terpaksa bongkar-pasang lagi karena salah dalam hal pengaturan jenis huruf dan
ukurannya. Pokoknya melelahkan dan bikin senewen.
Mari
kita lihat apa saja kesalahan saya:
1. Jenis huruf
Sebelumnya
saya tak googling agar tahu jenis
huruf mana saja yang baik untuk blog. Saya sempat baca tulisan di blog lain
bahwa sebaiknya jangan Comic Sans,
namun tak dijelaskan mengapa.
Saya
mencari lagi di mesin pencari dan dapat jawaban di blog yang khusus untuk
tutorial di contohblog. Di sana saya
dapat penjelasan lengkap mengenai alasan memilih jenis huruf yang tepat agar
lebih mudah terindeks mesin pencari, berkaitan dengan optimalisasi SEO (search engine organize). Jadi, sebaiknya
pilih saja yang aman dan lazim dipakai pada beberapa situs besar juga seperti arial, verdana, Georgia, dan satu lagi.
Saya
putuskan pilih arial agar aman karena
beberapa situs berita populer pun kebanyakan memakai jenis huruf arial. Harus saya akui arial lebih mudah dibaca bagi orang yang
punya masalah dengan penglihatan. Daripada comic
sans yang meski cantik namun ada kekurangan karena huruf a-nya a tanpa
lekukan seperti arial, a-nya seperti
ini: a.
Yah,
meski tulisan tangan saya juga a-nya seperi comic
namun bagi yang punya masalah penglihatan itu bisa disangka o.
Bertambahnya
usia berikut segala permasalahan kesehatan seperti mulai berkurangnya kemampuan
daya lihat membuat saya harus sadar dan tak egois memilih jenis huruf tidak
seperti dulu, asal suka tanpa mempertimbangkan pengunjung yang bertandang.
Bukankah
kita membuat blog agar bisa berbagi dan dikunjungi tamu yang ingin beroleh
manfaat atau sekadar memuaskan rasa ingin tahunya. Jadi, saya ubah tampilan
huruf di blog saya: arial semuanya!
2. Ukuran Huruf
Sebelumnya
saya memilih ukuran 18, saya pikir itu batas aman agar tak kekecilan atau
kebesaran karena ada teman sesama narablog (blogger)
yang protes soal ukuran huruf kekecilan dalam tulisan di blog lama saya. Sampai
Tiara protes kala membaca blog barunya, ukuran huruf gede banget Dan jarak antarspasi terlalu lebar!
Begitu,
ya, saya jadi bingung kala melihat hasil tangkapan layar (screenshoot) dari ponsel Tiara. Saya ubah jadi 16, namun rupanya
itu tidak memuaskan Tiara kala membandingkan dengan hasil tangkapan layar dari
blog https://leylahana.com;
masih tetap besar!
Baiklah,
saya tak punya ponsel pintar berupa layar sentuh yang bisa diperbesar atau
diperkecil ukurannya, ponsel ANDROMAX PRIME saya yang sederhana punya banyak
keterbatasan, jadi saya tak bisa memastikan bagaimana bentuk blog dalam
tampilan ponsel pintar karena mengandalkan layar netbook ukuran 10.
Tiara
sangat membantu untuk memastikan bahwa bentuk blog saya dari segi isi sampai
ukuran dan jenis hurufnya memuaskan pengunjung. Terima kasih, Tiara.
Saya
kembali membuka contohblog, mencari
artikel panduan untuk ukuran huruf yang tepat. Ternyata 14 adalah ukuran yang
dianggap lazim dan berterima secara SEO. Apa boleh buat, saya harus mengedit
ulang semua hasil posting-an yang
telah telanjur berukuran BESAR ke
dalam huruf arial saja dengan ukuran
14 semuanya!
Inilah
kesalahan saya, langsung membuat blog tanpa memperhatikan dasar-dasar utama
berupa memilih jenis huruf dan ukurannya yang tepat. Dua kesalahan di atas
jangan sampai dilakukan narablog pemula kala hendak bikin blog baru. Cukup
sayalah yang demikian dan kelimpungan karena mengedit tampilan yang telanjur
salah itu makan waktu dan tenaga, sekaligus melelahkan secara psikis. Ada hal
penting lain yang terpaksa ditunda demi perbaiki blog.
Pengalaman
saya semoga bisa menjadi pelajaran bagi diri sendiri maupun pembaca tulisan ini
yang berkunjung. Lebih baik bikin catatan tentang langkah demi langkah kala
hendak membuat blog. Kumpulkan dulu panduan agar lebih praktis.
3. Terlalu Banyak Membuat Label
Label
adalah semacam kategori bagi tulisan kita agar lebih mudah dicari dan
terstruktur. Label juga membantu kita agar lebih memiliki pola pemisahan dari
setiap tulisan, sehingga setiap label fokus pada tulisan tertentu, dan
pengunjung terbantu untuk mengetahui label mana yang akan dipilih sesuai minat
mereka.
Label
bahkan membantu agensi atau pemberi job
review untuk memastikan kelayakan blog, jika kita memang menerima pekerjaan
sebagai conten writer atau pengulas
produk maupun jasa, bahkan acara.
Saya
membuat kesalahan lagi karena tak melakukan metoda ilmiah sebelum membuat blog
baru, terlalu banyak membuat label!
Ada
30 lebih label yang saya sematkan pada setiap tulisan. Cerpen, puisi, esai
sastra, bahasa, opini, cerita lucu, dongeng, cerita anak, novelet, makalah,
adaptasi drakor, jalan-jalan, kuliner, info keuangan, tentang blog, film, buku,
pajang buku, dan lainnya.
Dipikir-pikir
kategori sebanyak itu terlalu ribet dan bikin pusing saja, ya? He he. Apalagi
setelah saya baca tulisan di blog lain bahwa bikin label sebaiknya 7 saja.
Yah,
7 label memang bisa membuat kategori yang akan tampil di atas halaman muka blog
lebih jelas di layar komputer, tidak terpotong dengan lainnya. Apalagi di layar
ponsel hanya akan tampil 2 kategori saja dari label berupa beranda dan lainnya.
Saya
sempat kelimpungan bagaimana cara membuat kategori yang bisa dropdown seperti di blog lain, ternyata
panduan yang saya baca tidak bisa diterapkan pada blog saya, entah karena template-nya tak memungkinkan atau cara
yang saya lakukan salah.
Namun
yang jelas tema yang saya pilih merupakan hal baru dan telah menyediakan dropdown secara otomatis jika kita
membuat lebih dari 7 label, maka kelebihan itu di bagian ujung akhir akan
menjadi lainnya; dan jika diketuk maka akan muncul secara dropdown beberapa label di bawahnya berikut tautan yang selabel
jika kita memilih salah satu label untuk dilihat.
Baiklah,
saya merasa nyaman dengan tema baru dari blogspot
ini. Saya tak perlu ribet lagi setelah sebelumnya meribetkan diri karena tidak
tahu. Saya menciutkan label menjadi beberapa saja. Tidak sampai puluhan lagi.
Dan lagi-lagi makan waktu untuk mengedit semua label menjadi beberapa label
pilihan.
Tulisan
ini sudah lebih dari 1.000 kata, bahasan label akan saya tulis di artikel lain.
4. Asal Pilih Gambar dan Foto sebagai
Ilustrasi
Halo,
saya telah belajar dari kesalahan di blog lama yang kerap tanpa ilustrasi
gambar maupun foto, maka saya berupaya memilih foto atau gambar untuk
mempercantik tulisan. Kebanyakan foto pribadi, atau hasil capture dari film pakai GOM Player.
Kadang juga saya bikin tulisan dari paint.
Yah,
kemampuan desain grafis saya terbatas, tak bisa menggambar dan tak punya
aplikasi untuk membantu membuat ilustrasi. Dulu ada aplikasi photoshop, sayang hilang kala komputer
rusak dan diservis. Kala komputer saya masih Windows XP, ada aplikasi untuk
membuat gambar atau memilih dari tampilan yang sudah ada. Saya bodoh menginstal
ke Windows 7 sehingga beberapa aplikasi bawaan dari pabrik yang canggih ikut
hilang, termasuk ACER EYE CRYSTAL WEBCAM yang tajam resolusinya.
Sekarang
saya hanya bisa memaksimalkan apa yang ada, hasil foto sendiri yang resolusinya
kurang tajam karena kamera ponselnya terbatas serta tak memiliki flash bawaan; memilih capture dari film tertentu; membuat
gambar yang kebanyakan tulisan dengan paint;
meminjam foto karya teman atau ilustrasi dengan cara mencantumkan sumber; dan
mengambil foto atau poster film dari situs lain dengan mencantumkan sumber
pula.
Saya
tak mau mengambil foto dari situs lain secara sembarangan. Bagaimana jika
sumbernya dilindungi hak cipta dan tidak untuk disebarluaskan? Atau termasuk
berbayar? Lebih aman kita yang mengupayakan fotonya sendiri.
Demikianlah
kesalahan saya. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya. Semoga tulisan ini
berfaedah. Terima kasih sudah baca dan singgah.
Salam.
Cipeujeuh, 24 November 2018
#Blog #CaraMembangunBlog
#KesalahanBlogger #JenisHurufBlog #MemilihUkuranHuruf #LabelJanganBanyak
#Blogspot
~Foto hasil jepretan ponsel ANDROMAX PRIME, gambar hasil paint sendiri~
~Foto desain judul blog dan tangkapan layar ponsel dari
Mutiara Aryani~
Wah, artikel yang sangat informatif. Thank you for sharing this ya, Mbak.
BalasHapusSudah agak jarang main ke sini, dan menyadari emang blog ini semakin bagus mba, semacam makin matang aja hehehe.
BalasHapusSama juga nih mba, saya awal bikin blog, asal aja, malah hampir tiap saat gonta ganti template, jenis tulisan dll.
Setelah beli domain dan baca-baca di sana sini, akhirnya saya putuskan untuk gak lagi utak atik ganti ini itu.
Mengenai jenis tulisan emang arial lebih bagus ya mba, di blog saya kayaknya bukan deh, hahaha.
Tapi saya akali dengan membesarkan tampilan hurufnya.
dengan warna huruf dan latar belakang yang kontras biar gak sakit mata saat dibaca :D
Label juga sama mbaaa..
Saya udah sering banget gonta ganti label, dan sekarang masih banyak sih :D
Cuman saya akali di taruh di bagian atas label yang penting, sementara lainnya saya biarin di tengah aja :)
Panduan banget ini buat yang ingin membuat blog, otak atik setting tampilan blog, karena ngga bisa dipungkiri tampilan blog, khususnya tulisan sangat mempengaruhi minat orang untuk membaca blog.. jadi mulai ngecek dan mau juga otak atik blog sendiri ah
BalasHapusSaya juga awalnya asal aja membuat blog, Mba. Yang ada di pikiran saya waktu itu yang penting bisa nulis dan publish artikel. Tapi rupanya ngeblog gak sesederhana itu, banyak hal yang harus diperhatikan terutama tampilan blog agar pembaca bisa berlama-lama di blog kita :)
BalasHapusNgeblog ngga sesimpel itu ya, Mba. Kalo pake blogspot yang tidak saya sukai itu kurang praktis dan agak susah kalau mau masukin plugin. Selebihnya, menurutku blogspot user friendly bangeet.
BalasHapusTulisannya lengkap dan penting nih buat narablog yang baru mulai ngeblog. Dulu waktu baru ngblog, hal-hal semacam jenis font pun sempat bikin saya galau. Belum lagi hal2 lain yang saya masi belum tahu. Jadi narablog mesti belajar banyak hal berarti ya
BalasHapusKalau Mpo hasil survey teman blogger di group WhatsApp menyatakan kalau blog Mpo pakai huruf besar karena pembaca Mpo berusia tiga puluh tahunan yang matanya sudah minus.
BalasHapusSemoga kita bisa terus memperhatikan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kita buat di blog.
nah yang label itu juga biasa banyak yang salah kaprah, label yang biasanya orang baru maksud adalah tagar pencarian, padahal label itu ya kategori tulisan hehehe. bagus juga mbak bikin postingannya kayak gini ya hehehe
BalasHapusBagus banget mba tulisannya, jadi bisa belajar lagi optimalisasi blog sendiri. Hihi sambil ngeliat mana mana lagi yg perlu blog ku perbaharui ��
BalasHapusWah kalau di blogspot ga ada ukuran hurup tuh ada jg normal, kecil.dan besar. Mungkin ini maksudnya buat draft di word ya..sy biasanya ngedraft di dashboard ..
BalasHapusWah, waktu baru bikin blog, aku banyak banget bikin kesalahan. Utak-atik aja terus. Sampe akhirnya nemu yang cocok. Dan soal gambar nih yang suka mengganggu. Yang penting gak blurr dan ceah aja.
BalasHapusLearning from my experiences and mistakes were always the best way. I think I was doing the same mistakes as well in the beginning and I still have too many labels now LOL
BalasHapusSemangat bunda Rohyati, tampilan blognya memang lebih keren nih, saya juga pengen bebenah blog tapi apa daya kadang balesin komen pun keteteran, duh punya bocah-bicah balita memang luar biasa kerennya, saya juga ngeblog pakai hape kok, nulis, posting, edit foto, sampai bw juga
BalasHapusMba makasih sudah diingatkan
BalasHapusbener banget label dulu buat saya bingung
sampe banyak wakakakak
alhamdulillah sekarang semakin ngerti
Nah aku pernah tu liat yang labelnya kebanyakan, mungkin soal tampiannya aja, jd sebaiknya dimasukin kyk sub2 gtu supaya lbh rapi aja sih hehe
BalasHapusUkuran huruf di salah satu blog saya juga masih kecil nih mbak, kalau pas di depan laptop suka lupa mau settingnya, tapi pas gak did epan laptop malah inget
BalasHapushebat lho mbak ngeblog lewat HP. Aku tuh ga tahan dengan layar kecil, sekarang udah nyaman pakai laptop 14inch. Ya terus belajar perbaiki tampilan blog.
BalasHapusApiik, kak..
BalasHapusMakin bagus tampilan blognya.
Ternyata ada beberapa hal yang harus diperbaiki yaa..
Alhamdulillah...
Ikut senang atas keberhasilannya dan infonya pasti bermanfaat bagi blogger lain.
kalau saya sejak dulu memang selalu palau wordpress karena untum pengaturannya lebih simpel hehe walaupun ada "haga" yang harus dibayar ketika memilih menggunakan WP
BalasHapusMantul banget nih emang kadang kesalahan kecil begiilni sudah diabaikan nih thanks banget mbk informasinya
BalasHapusKalau jenis huruf sebenarnya asalkan ambil dari google font pasti bisa terbaca koq mba. Trus kalau kita pake template standar, versi mobilenya juga akan menyesuaikan.
BalasHapusKadang hal hal remeh seperti pemilihan font ini tuh malah sering dilupakan ya kak, jujur aku juga ga ngeh masa apa font yang aku pake di blog, baru kepikiran cek nih, hehehe
BalasHapusBaca ini aku malah ingat, mau ganti font blogku, Mbak. Soalnya antara koma dan tanda titik kok nggak bisa dibedakan. Kan aneh jadinya.
BalasHapusTFS mba..saya jadi bisa ikut belajar dari beberapa kesalahan yg mba lakukan. Sukses selalu ngeblognya ya mba ..
BalasHapusterima kasih tipsnya ya mba.. aku malah baru tau kalau jenis huruf bisa mempengaruhi SEO, mau cari tau ah apa jenis huruf yang kupilih sudah ramah SEO atau belum :)
BalasHapusUpsss, saya nih labelnya kebanyakan.
BalasHapusBaiklah akn dipangkas nanti.
Makawihxya amqbk :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih tipsnya bermanfaat utk perbaikan blog saya...
BalasHapusAlhamdulillah dapat banyak ilmu disini.. awalnya sama sekali nggak kepikiran soal yang saya baca ini hheeh.. trimakasiiihh.. 😊
BalasHapus