Arti disabilitas adalah keterbatasan aktivitas dan partisipasi akibat ketidakmampuan mental atau fisik. Hal itu bisa menjadi stigma dalam masyarakat yang belum paham inklusif.
Inklusif berarti kesadaran untuk menerima perbedaan dan kesetaraan bagi yang termasuk disabilitas juga.
Kenyataan sebagai seorang penyandang disabilitas yang kedua telinganya tidak berfungsi membuat ruang gerak saya terbatas.
Kesulitan beroleh pendidikan, mencari pekerjaan, berkomunikasi, bersosialisasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan sekitar, sampai menggunakan ruang publik barangkali hal mendasar yang selalu dialami teman disabilitas.
Hal di atas adalah masalah yang pernah, telah, sedang, bahkan selalu saya alam dari dulu sampai sekarangi.
Minat baca sejak kecil membuat saya suka menulis, kemampuan menulis itulah yang mempertemukan saya dengan banyak orang secara langsung maupun digital.
Pertemuan digital pertama saya waktu di Bandung saat masih kerja adalah chat di mIRC saluran tertentu dan mailing list. Pada tahun 2001 itu teknologi belum secanggih sekarang, bahkan bentuk ponsel seperti pisang karena tebal dan besar. 😁
Pada akhirnya, pertemanan dunia maya yang terbentuk lewat digital bertemu di dunia nyata secara langsung dalam suatu acara seni atau kumpul dengan teman komunitas.
Internet membantu saya mempertemukan dengan banyak orang sekaligus membangun pertemanan yang solid. Bagaimanapun keadaan saya.
Saya mengakses internet di warnet, pemilik warnet menggunakan provider Speedy dari Telkom. Provider internet milik Telkom termasuk populer waktu itu
Bertahun-tahun kemudian, pada tahun 2015, Telkom Indonesia mengganti nama Speedy menjadi IndiHome. Provider internet IndiHome termasuk populer karena menjangkau banyak pelosok negeri.
Hampir semua kota besar dan kecil di Indonesia telah dijangkau jaringan internet provider IndiHome. Dengan akses internet broadband yang cepat hingga 300 mbps.
Berikut ini info kecepatan layanan IndiHome.
Daftar Kecepatan dan Perangkat IndiHome |
Percayalah, Kamu Pasti Bisa!
Itu adalah mantra saya untuk meyakinkan diri bisa melakukan hal yang terasa mustahil menjadi mungkin. Tumbuh dalam lingkungan pendidikan inklusif membuat saya terbiasa membaur dengan orang-orang yang nondifabel.
12 tahun belajar di sekolah umum SD sampai SMU tanpa alat bantu dengar, mendidik saya untuk supel bergaul dan percaya diri dengan orang-orang berpendengaran normal.
Bahkan sekarang saya mengelola komunitas acara saling follow Instagram Indonesia Saling Follow sebagai follow loop lokal yang didirikan 16 Juli 2019 bareng seorang teman, namun pada akhirnya seiring waktu dikelola saya sendirian.
Tahun 2019 ada banyak follow loop bule. Semacam acara lingkaran saling follow dengan seluruh peserta terdaftar yang akunnya ditarik lokomotif admin penggerak acara. Ada syarat tertentu mengikuti acara itu.
Banyak pemilik akun yang bekerja sebagai konten kreator mengikuti acara itu karena membutuhkan pengikut Instagram secara cepat dan mudah daripada beli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah singgah, silakan tinggalkan jejak komentar sebagai tanda persahabatan agar saya bisa lakukan kunjungan balik. Komentar sebaiknya relevan dengan isi tulisan. Nama komentator tidak langsung mengarah ke URL pos blog agar tidak menambah beban jumlah link pemilik blog ini. Jangan sertakan link hidup dan mati, apalagi iklan karena termasuk spam.Terima kasih banyak. Salam. @rohyatisofjan