Rabu, 05 Desember 2018

On Your Wedding Day, Cinta Pertama yang Tak Kesampaian



APA arti cinta pertama bagi kebanyakan orang? Lelaki dan perempuan punya sudut pandang yang berbeda soal itu. Film Korea “On Your Wedding Day” memaparkan bagaimana cinta pertama dalam pandangan seorang lelaki. Lumayan lucu dan romantis meski berakhir tak sampai ke pelaminan.
Adalah remaja cowok badung yang doyan berkelahi di sekolah dalam kesehariannya, untuk urusan yang sebenarnya sepele namun telanjur doyan dilakukan, barangkali untuk menyalurkan hormon masa pubernya yang meledak-ledak. 


 Nah, kala pantatnya disabet tongkat sebagai hukuman dari Pak Guru di ruang guru karena jadi pemicu perkelahian, ada seorang gadis cantik masuk ruangan di belakang guru perempuan. Ia muirid baru yang hendak melapor ke bagian tata usaha, namanya Hwan Seung Hee. Kala itu awal semester di bulan Juni 2005.


Si Badung terpesona, ia cengengesan mencoba senyum dan menyapa dengan anggukan meski kesakitan karena pantatnya terus disabet tongkat. Murid baru itu dari Jeonju, sudah kelas 3. Kala mereka ditinggal sebentar, si badung memperkenalkan diri sebagai Hwang Woo Yeon, kelas 3-1, yang juga baru pindah semester kemarin. Dasar pengen aksi, ia ngajak kenalan sambil nungging dengan akibat belakang celananya robek.
Ia malu sekali begitu tanpa basa-basi Hwan Seung Hee langsung memberi tahunya. Hem, kesan pertama yang memalukan. Jumpa pertama pada saat sedang menjalani hukuman, dan celananya robek kala ia sok aksi ngajak kenalan.


 Sebagai murid baru yang imut, Seung Hee ternyata galak juga. Ogah didekati Ki Taek kepala geng di sekolah mereka. Kala belakang punggungnya ditempeli kertas post it, ulah Ki Taek, Woo Yeon dengan konyol diam-diam mencopot kertas itu sampai Seung Hee berbalik.


 Seung Hee yang kesal mengajak Woo Yeon quickie. Istilah itu rupanya menimbulkan kerancuan karena di tempat Woo Yeon sekarang berarti ‘bolos sekolah yang biasanya berakhir dengan nge-seks’. Sampai-sampai Woo Yeon membeli kondom lalu terjadi percakapan yang membuat mereka berdua sadar bahwa ada kesalahpahaman bahasa.
Woo Yeon yang digampar Seung Hee protes, mengapa tak memakai istilah biasa untuk bolos; masih ada cabut, skip, atau apalah yang umum. Quickie menjurus perbuatan mesum. Seung Hee tidak kelamaan marahnya, ia tertawa ngakak. Betapa lucunya membayangkan situasi seorang cowok yang diajak bolos doang malah mengartikan lain.


 Dari itu terjalin keakraban dan rasa saling percaya, maka ritual quickie yang cuma bolos doang pun kerap dilakukan; kala Seung Hee kesal diganggu Ki Taek, atau sekadar ingin makan tteokpokki (kue beras) di warung langganan mereka.
Sampai suatu kejadian memisahkan mereka. Seung Hee harus “kabur” lagi bersama ibunya ke tempat lain demi mengindari ayahnya yang pemabuk. Tiada lagi acara manis berupa bolos agar bisa jajan di luar, bahkan sampai berhujan-hujanan, lalu ketahuan Pak Guru yang doyan menghukum murid badung dengan sabetan tongkat. 


 Mereka kabur dari kejaran Pak Guru, terasa romantis bagi Woo Yeon karena ia bisa menggenggam tangan gadis pujaannya agar bisa lari lebih cepat lagi. Hujan-hujan demikian, lalu bersembunyi di tempat pembuatan arang.

 Hu hu, saya kerap bolos kala di SMU, namun tak pernah cara gitu. Padahal ada Abu yang kadang pulang bareng berdua. Coba kalau bolos cara gitu bareng Abu pasti mengesankan banget untuk dikenang di masa tua, ha ha. Apalagi sosok Woo Yeon yang jangkung dengan bahu tegap mengingatkan saya pada Abu, plus gaya rambutnya.
Oke, kita lewatkan lanturan ngawur saya. Dari perpisahan itu Woo Yeon yang begitu lulus SMA bekerja di tempat jualan ayam goreng, bertekad agar bisa kuliah di Universitas Hankook, Seoul setelah melihat sosok Seung Hee di brosur universitas yang diberikan Ok Geun Nam sobatnya.

 
Si badung yang keras kepala dan tak serius belajar itu akhirnya bertekad mewujudkan hal mustahil menjadi mungkin, giat belajar secara rutin. Ia memaksa dirinya sedemikian keras demi cinta pertama. Tujuannya adalah jurusan Pendidikan Jasmani. 


 Ia memang berhasil diterima universitas idamannya dan jumpa Seung Hee yang kuliah desain busana di kampus mereka. Mengambil tempat kos yang sama, bahkan rela jadi sopir pribadi Seung Hee yang jadi model karena masih mencintainya.


 Cinta membuat seorang lelaki lebih kuat dan sangat bertekad. Juga tabah meski patah kala Seung Hee ternyata memilih lelaki lain. Begitu banyak upaya dan pengorbanan yang dilakukannya demi cinta meski harus berakhir dengan sia-sia.


 Sampai pada akhirnya Woo Yeon tiba pada titik kesadaran dari kisah mereka yang selalu bertemu lalu berpisah, mengupayakan agar bisa bertemu lagi namun malah harus berpisah. Tak kapok mengambil peluang dari pertemuan lagi agar bisa dekat, sampai pada akhirnya berpisah untuk selamanya karena pekerjaan Seung Hee mengharuskannya ke Belgia, dan sesuatu yang serius di antara mereka harus putus. 



 Rasa frustrasi dan patah hati setelah ditinggal Seung Hee membuatnya berupaya agar punya kehidupan lebih baik hingga beroleh pekerjaan sebagai guru pendidikan jasmani di sekolah menengah. Cedera punggung yang terjadi kala melindungi Seung Hee dari hantaman billboard (papan iklan), telah membatasi kariernya sesuai jenjang pendidikan. Dan barangkali Seung Hee menerimanya jadi pacar karena rasa bersalah bukan atas dasar cinta.


 Ia mencintai Seung Hee yang hatinya malah beralih pada lelaki lain. Ia tak bisa marah lebih lama lagi kala kecewa. Cinta telah membukakan mata hatinya. Bahwa mencintai adalah proses mengikhlaskan kala tak bisa bersama.
Pada adegan Woo Yeon memancing bersama para sobat karibnya, ia beroleh kesadaran dari tutup wadah makanan. Sesuatu yang langsung memupus rasa luka dan kecewanya. Pun di bagian akhir pada acara sebelum pernikahan, Woo Yeon mengucapkan kalimat perpisahan yang mengikhlaskan pada Seung Hee.


 Beban masa lalu terangkat sudah, menjadikan film itu berakhir happy end meski dengan cara tak bisa bersama. Esensi kebahagiaan bisa diperoleh dengan rasa syukur, bahwa perkenalan mereka telah saling menguatkan satu sama lain sehingga menjadi seperti sekarang. Memiliki kehidupan yang lebih baik!


 Jadi, jangan sesali apa yang telah silam. Belajarlah dari film “On Your Wedding Day”. Kita akan disuguhi adegan seru dari masa SMA, kuliah, sampai dewasa. Persahabatan dan cinta. Pun segala polah konyol Woo Yeon yang demi pujaan hatinya rela ikut football kampus, kost di tempat sama, dan selalu menempel dengan segala cara karena menyayanginya.
Cipeujeuh, 28 November 2018
#Film #Korea #OnYourWeddingDay #CintaPertama
~Foto hasil capture dari film “On Your Wedding Day” pakai GOM Player

9 komentar:

  1. Waaahhh mba Rohyati suka nonton film Korea juga :D
    Kayaknya pernah liat nih trailernya, tapi belum sempat nonton, takut nggak keurus yang lainnya kalau sibuk nonton :D

    Film drama Korea saya suka, meski nggak fanatik banget hehehe
    Saya lebih suka film barat sih.

    Aduh jadi kangen nonton, tapi waktunya belum tersedia, nasib jadi emak-emak huhuhu

    BalasHapus
  2. Wah ini cucok ni love story unyu unyu hehe semoga kl dibuat remake versi indo nya entar ttp menarik dan ngegemesin alurny

    BalasHapus
  3. Gak nyangkaaa teh Rohyati suka nonton Korea wkwkwk. Maksudnya, ternyata sempat ya? Mantap teh, lanjutkan lah tuk "me time"nya 😉

    BalasHapus
  4. teteh suka korea juga ya, kirain ga suka, hehehe tapi saya belum nonton film ini teh, kayaknya seru deh, kisah cinta itu memang selalu asik dna unik untuk disimak, selalu ada kisah yang berbeda setiap orang

    BalasHapus
  5. Wah, saya juga pernah tonton film ini. Gara2 park bo young. Bener, film yang ngajarin cara bersyukur atas orang yang bisa bikin kita lebih baik. Meski pun akhirnya gak jadi jodoh.

    BalasHapus
  6. Waaah masih sempat nonton film drama ya.. kirain sudah terlalu sibuk di ISF.. syukurlah ternyata masih ada waktu luang.. semoga terhibur

    BalasHapus
  7. Ketika jatuh cinta, seseorang harus siap mengikhlaskan ya, salah satu pesan film ini.

    BalasHapus
  8. Saya nyaris mau nonton ini di festival film Korea, September tahun lalu di Surabaya. Tapi belum jadi gegara temen-temen kelas bahasa Korea milih Extreme Job. Film Korea tuh tipikalnya gitu. Awalnya manis, lucu, trus akhirnya dibikin sad enggak bisa bersama. Padahal aku terlanjur nge-ship mereka berdua. Huhuhuhu.

    BalasHapus

Terima kasih sudah singgah, silakan tinggalkan jejak komentar sebagai tanda persahabatan agar saya bisa lakukan kunjungan balik. Komentar sebaiknya relevan dengan isi tulisan. Nama komentator tidak langsung mengarah ke URL pos blog agar tidak menambah beban jumlah link pemilik blog ini. Jangan sertakan link hidup dan mati, apalagi iklan karena termasuk spam.Terima kasih banyak. Salam. @rohyatisofjan

Disabilitas Mengelola Komunitas

Arti disabilitas adalah keterbatasan aktivitas dan partisipasi akibat  ketidakmampuan mental atau fisik. Hal itu bisa menjadi stigma dalam m...