Rabu, 05 Desember 2018

Yuk Belajar EYD bareng Cikgu Anna Farida


 EYD (ejaan yang disempurnakan) telah beroleh perubahan istilah baru menjadi EBI (ejaan bahasa Indonesia) pada tanggal 30 November 2015. Meskipun demikian, apa pun penamaaanya, tabik untuk Cikgu Anna Farida, pengasuh ruang belajar bahasa Indonesia di group IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) dengan hastag #IngatEYD (dan juga kini #IngatEBI) yang isinya tetap relevan sampai sekarang.

Buku digital (ebook) Bercanda dengan EYD yang dipajang di situsnya www.annafarida.com, bisa kita unduh secara gratis alias cuma-cuma. Jadi, bagi siapa saja yang ingin memahami bagaimana cara menulis yang baik itu bisa belajar di sini.

Saya tak tahu apa alasan beliau menyediakan unduhan ebook gratis di situsnya yang jelas tak gratis karena domain com. Ada 3 ebook gratis yang dipajang di sana. Situs tersebut berisi daftar buku terbit karyanya. Mungkin beliau ingin sedekah ilmu. Apalagi Bercanda dengan EYD merupakan hasil diskusi mengenai bahasa dan kebahasaan bareng ibu-ibu yang tergabung di group IIDN.

Penyampaian yang dilakukan Cikgu Anna pada ibu-ibu kala membahas soal bahasa disajikan dengan ringan, santai, namun serius. Banyak bercandanya namun itu tak mengapa karena kaum ibu biasanya malas dengan ulasan pakar bahasa yang sok serius dan tanpa ha ha-hi hi.

Secara pribadi saya kenal Cikgu sekira tahun 2014 lalu di dumay. Kadang juga SMS-an kala saya terpaksa terhenti dari dumay karena sarana (komputer dan modem) rusak dan prasarana (sinyal) jelek. Cikgu itu orangnya terbuka dan enak diajak ngomong. Candaannya yang tak garing menunjukkan bagaimana beliau itu. Seorang yang ramah, periang, supel, dan memahami ilmu psikologi.

Tak heran, saya mengidolakan beliau soalnya ada nilai tambah: sama-sama cinta bahasa Indonesia!

Kecintaan yang saya maksud adalah bagaimana beliau mengupas bahasa Indonesia dan fenomena berbahasa masyarakat yang sedang tren pada para ibu yang sedang belajar menulis di group IIDN. Itu sangat membantu sekali!




Saya kagum karena ilmu Cikgu jauh melampaui saya. Jelas beliau pun merupakan penulis favorit saya karena tulisannya enak disampaikan namun dalam pembahasan yang serius sekaligus bernas.

Buku terakhir yang baru saya baca adalah Single Mom Berbagi Cerita. Itu Anna Farida banget! Merangkum kisah para ibu single dengan gaya bertutur yang enak sekaligus apik dan filosofis.




Niat Cikgu Anna Farida betapa mulia, berupaya menebarkan rasa cinta pada bahasa Indonesia dan cara mempelajarinya agar kita bisa menulis secara tepat dalam pilihan kata sampai tanda baca.

Bahwa bahasa Indonesia pada dasarnya sebagai bahasa persatuan kita bukanlah bahasa cemen atau nyeremin.

Cikgu Anna merangkum hasil diskusi di kelas #IngatEYD group IIDN bersama para ibu yang beragam namun memiliki kesamaan minat, doyan menulis dan serius ingin jadi penulis.

Rumpi bahasa bareng para ibu itu heboh dan lucu namun bermanfaat dan menambah ilmu. Sebagai guru yang memahami pendidikan psikologi, Cikgu Anna tahu bagaimana menggiring para ibu untuk memahami dasar menulis yang baik: penguasaan bahasa dan cara berbahasa sekaligus peletakan tanda baca.

Obrolan ringan sekaligus santun pun menjadi hal yang mengasyikkan. Membahas pengenalan bahasa atau istilah kekinian secara seru dan bercanda sehingga ibu-ibu merasa nyaman belajarnya. Betapa terasa beda jika belajar langsung pada pakar bahasa yang sudah sangat berpengalaman namun menyampaikan hasil pengajaran secara kaku.


Kecenderungan para ibu untuk rumpa-rumpi-rempong seakan beroleh saluran agar tambah pintar berkat kelas #IngatEYD asuhan Cikgu Anna Farida.

Ebook setebal 301 halaman ini cukup lengkap mengupas tren berbahasa yang terjadi dalam kurun waktu tahun 2012 sampai 2015. Banyak sekali hal yang bikin heboh para ibu untuk membahasnya berkat Cikgu.

Meski itu sudah lama dan sekarang tahun 2018, isi rumpian para ibu dengan panduan Cikgu Anna Farida masih relevan sampai sekarang.

Bahkan, saya saja malah banyak tidak tahunya, he he. Mari kita unduh agar tahu lebih banyak dan belajar sama-sama.



Saya ini bukan orang baru dalam kepenulisan namun tetap harus senantiasa disegarkan ingatan dan pemahaman dalam hal berbahasa dan cara penulisan. Maklum, faktor U (usia) bisa membuat saya cepat lupa akibat penurunan daya ingat. Juga faktor K alias kebiasaan kerap membuat saya bingung dan butuh rujukan.

Faktor K terjadi kala saya ragu akan sesuatu, bagaimaa cara menulis yang tepat gegara saya banyak baca hal yang salah penyampaiannya dari penulis lain. Seperti antre atau antri, mana yang tepat? Yah, buka KBBI alias Kamus Besar Bahasa Indonesia memang bagus sebagai rujukan, namun jika kita baca buku digital Cikgu akan terasa beda, atmosfer diskusinya hidup dan mudah melekat di benak hingga merasuk dalam bawah sadar sebagai kebiasaan, tidak lagi dibingungkan rujukan yang salah.

Bercanda dengan EYD membahas soal cara penulisan, kata baku, tanda baca, pemahaman bahasa, perbedaan kata depan dan imbuhan, pun kata yang sedang ramai digunakan alias kekinian.

Tidak hanya itu saja, Cikgu kerap mengajak para ibu untuk belajar membuat kalimat. Bermain dengan bunyi atau apa saja. Jadi, tidak hanya penghafalan semata pelajarannya melainkan mengajak para ibu doyan rumpi itu untuk aktif terlibat dalam diskusi sekaligus praktik menulis.

Asyik banget.

Jika Anda kepo ingin ikut belajar bareng Cikgu, silakan unduh ebook-nya.

Meski EYD telah berubah jadi EBI itu hanya penamaan. Dari yang disempurnakan telah bermetamorfosis jadi Bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia pada dasarnya dinamis berkat dinamika masyarakat sendiri.
Cipeujeuh, 4 Mei 2018
#AnnaFarida #IIDN #IngatEYD #IngatEBi #BercandaDenganEYD #BahasaIndonesia #BukuDigital #EbookGratis
~Foto sampul buku Bercanda dengan EYD dari situs www.annafarida.com
~Foto buku Happy Mom Berbagi Cerita hasil jepretan kamera ponsel ANDROMAX PRIME


6 komentar:

  1. Jadi penasaran ingin lihat perubahan dari EYD menjadi EBI.
    Baik ya kqk Anna Farida itu sudah berkenan membagikan Ebook secara cuma-cuma.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan diunduh agar tata bahasa tulisan Mas kian mantap. Itu saja sudah dibawakan dengan bingkai bahasa yang nyastra dan berima, mengalun berat namun sudut pandang sebagai tulisan feature unik. Tak verbal. Cuma perlu dipoles tata penulisannya agar lebih ike lagi.
      Semoga amalan Cikgu Anna jadi ladang amal jariah bagi beliau. Zaman sekarang yang cuma-cuma itu terasa jarang. :)

      Hapus
  2. kok saya baru tahu kalau EYD jadi EBI, ebi kan udang kering, hehehe.... ohya Mbak Cikgu itu nama panggilan untuk guru di Negara tetangga yach, ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi hi hi, Kang Nata mah kebanyakan jalan-jalan jadi lupa ada EBI parkir manis menggantikan EYD. EBI satu ini mah emang gak bisa dimakan, hi hi.
      Kalau ebi yang ikan mah enak sebagai bahan campuran masakan, ya, Kang. Apalagi untuk pempek Palembang. Aah, jadi lapar, pengen makan pempek.
      Tidak tahu siapa yang memulakan penyebutan Cikgu kepada Bu Anna Farida, namun saya ikutan habis terasa enak. Cikgu artinya encik guru, merupakan bahasa melayu, rasanya di Pulau Sumatra juga hal demikian lazim dipakai?

      Hapus
  3. Itulah sebabnya saya sejak awal membaca postingan di blog ini selalu merasa kaya raya akan diksi, pilihan-pilihan katanya luar biasa, penulisannya sangaaaattt baik! Terimakasih informasi soal e-book itu juga hehehe. Salam Akak :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harapan saya apa yang dibagikan di blog bisa bermanfaat lepada pembaca yang bertandang. Terima kasih, Nonamuda. Pilihan kata yang baik adalah suatu keharusan bagi kita sebagai penulis. Silakan diunduh bukunya. Ada obrolan saya juga di sana. Biasa, mamah-mamah hobi nimbrung pada topik yang diminatinya, eh, malah turut didokumentasikan. Salam, Nonamuda Tuteh.

      Hapus

Terima kasih sudah singgah, silakan tinggalkan jejak komentar sebagai tanda persahabatan agar saya bisa lakukan kunjungan balik. Komentar sebaiknya relevan dengan isi tulisan. Nama komentator tidak langsung mengarah ke URL pos blog agar tidak menambah beban jumlah link pemilik blog ini. Jangan sertakan link hidup dan mati, apalagi iklan karena termasuk spam.Terima kasih banyak. Salam. @rohyatisofjan

Disabilitas Mengelola Komunitas

Arti disabilitas adalah keterbatasan aktivitas dan partisipasi akibat  ketidakmampuan mental atau fisik. Hal itu bisa menjadi stigma dalam m...