TRAGEDI bencana
alam di Palu dan Donggala telah mencuatkan istilah, likuefaksi. Sayangnya
likuefaksi kerap disalahtuliskan (atau disalahucapkan) sebagai likuifaksi. Makanya di lini masa saya
berseliweran bahasan likuifaksi dari
sebaran berita daring atau status tulisan orang lain.
Dalam
album KOSA KATA KITA PEKAN INI dari Badan Bahasa yang dibagikan Ivan Lanin dan singgah
di beranda facebook saya; likuefaksi bermakna fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat beban getaran
gempa. Dalam album itu disertakan ilustrasi penjelas berupa tanah padat dan
tanah cair (liquefied soil) yang
dibandingkan. Hal demikian akan memudahkan masyarakat untuk paham bentukan
tanah yang dibedakan.
Likuefaksi berlangsung pada
tanah berpasir yang mudah terendam air, seperti tanah di Kota Palu yang dekat
dengan laut. Likuefaksi berasal dari kata serapan liquefaction.
Perkara
mengapa ada perbedaan penulisan likuifaksi
dengan likuefaksi sekarang ini
barangkali berkaitan dengan pembenahan dari Badan Bahasa sendiri. Meluruskan
sesuatu yang sudah telanjur ada karena berkaitan dengan kaidah penyerapan kata.
Ya,
likuifaksi sebelumnya sudah lama ada dan jamak dipakai di mana-mana oleh media
lokal dan nasional, bahkan blog mengenai geologi maupun biologi yang banyak
bertebaran.
Dalam
ilmu biologi dikatakan bahwa sperma yang kental akan mencair (liquefaction) pada suhu kamar dalam
waktu 15-20 menit. Hal ini terjadi karena daya kerja enzim seminin yang
dihasilkan oleh kelenjar prostat. Jika dalam waktu setelah 20 menit belum
mencair berarti ada kelainan pada sistem koagulasinya, yaitu pada enzim seminin
yang dihasilkan oleh kelenjar prostat. (Sumber: https://www.softilmu.com/2015/12/pengertian-struktur-dan-proses-pembentukan-sperma.html)
Sedang
dalam ilmu geologi dikatakan bahwa pencairan
tanah atau likuefaksi tanah adalah fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh
atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan,
misalnya getaran gempa bumi atau perubahan ketegangan lain secara mendadak,
sehingga tanah yang padat berubah wujud menjadi cairan atau air berat. (Sumber:
Wikipedia.)
Likuefaksi dalam ilmu biologi dan
geologi berbeda sangat jauh artinya, yang satu berkaitan dengan kesuburan,
sisanya berkaitan dengan fenomena alam. Boleh dikata, likuefaksi sebagai kata
serapan yang bersifat homonim (kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda
maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan).
Likuefaksi sebagai kata serapan dari
bahasa asing hanyalah salah satu contoh bahwa istilah yang berkaitan dengan
keilmuan kadang diserap dari bahasa lain, dan cara pengindonesiaannya mengikuti
kaidah yang sudah ditentukan dalam ilmu linguistik. Hal itu diatur pula dalam
PUEBI mengenai kaidah pembentukan serapan istilah asing.
Perihal mengapa sebelumnya ada
likuifaksi yang dibetulkan jadi likuefaksi sekarang ini, barangkali berkaitan
dengan cara penulisan kata serapan yang mengikuti kaidah berupa beberapa
penyesuaian agar memudahkan masyarakat penggunanya.**
Cipeujeuh,
13 Oktober 2018
Dimuat
di koran Pikiran Rakyat, Ahad, 28 Oktober
2018
#Bahasa
#Likuefaksi #WisataBahasa #BahasaIndonesia #KataSerapan #IvanLanin #Badanbahasa
#PikiranRakyat #2018
~Foto
dari Pak Imam J.P. yang dibagikan di WAG KLINIK BAHASA~
kalau gak kesini, saya saya bakal nulis likuifaksi mulu. *masih butuh belajar nulis*
BalasHapusHe he, makasih sudah singgah. Senang tulisan saya bisa bermanfaat bagi yang baca. :)
HapusTrims mba, duh jadi malu. Pada salah 1 blog saya, membahas tsunami dan likuifaksi. Harusnya likuefaksi yah
BalasHapusIya likuefaksi, Bang. Soalnya bearsal dari kata serapan. Semoga bisa diedit nantinya. Terima kasih juga sudah baca. :)
Hapus