SEBAGAI
penulis
lepas sekaligus narablog, media daring (dalam jaringan, padanan kata untuk online) yang menyediakan honor pemuatan
adalah sasaran kirim yang lebih baik daripada media lain yang tak berhonor sama
sekali, atau berhonor namun susah dibayar sehingga ada teman yang terpaksa
mengikhlaskan. Tadi beranda Facebook
saya ada info aktual yang sangat dibutuhkan para penulis: hadirnya media daring
baru yang berhonor!
Mas
Yuditeha, penulis produktif yang karyanya bertebaran di mana-mana membagikan
info pemuatan karya dalam statusnya. Seperti biasa, saya selalu akan langsung
membagikan hal demikian dengan harapan teman-teman yang berkutat dalam dunia
menulis tertarik kirim, dan tetap optimis bahwa peluang selalu ada di
mana-mana.
Namun
sekarang, karena ada teman pembaca blog yang ingin agar saya pun membagikan
info media yang bisa menerima karya, maka saya tulis ini dengan harapan semoga
berfaedah. Saya hanya akan menulis media daring yang masih aktif tayang, juga
tata cara kirimnya. Sekaligus hal-hal yang harus diperhatikan sebelum kirim
naskah ke media daring sasaran. Saya hanya berharap tulisan ini evergreen, tahan lama sepanjang masa.
Sekaligus mendokumentasikan kehadiran media daring berhonor yang ada atau pernah
ada kelaknya. Media Massa yang Telah Membayar Honor Pemuatan Tulisan Saya
Sebelum Kirim
Ya,
ada tahapan yang harus disiapkan lebih dulu sebelum kirim. Dengan tujuan agar
segalanya berjalan sistematis, siap segala, dan tak ada yang dilewatkan.
1. Siapkan naskah
Sudah
pasti harus siap kirim dan rapi pengetikan sampai tata kalimatnya. Sebaiknya
periksa ulang untuk memastikan bahwa tak ada kesalahan tanda baca, salah data,
salah ketik, atau kalimat tak efektif. Redaktur tak akan suka dengan naskah
demikian karena akan mengurangi nilai tambah. Jadi, usahakan naskah yang
dikirim benar-benar merupakan naskah yang telah melalui self editing/pengoreksian sendiri secara teliti.
Juga
jangan sampai khilaf menulis kata yang tidak pada tempatnya. Saya pernah,
harusnya menulis nama penerbit yang bukunya diterbitkan untuk resensi, eh, malah menulis penerbit yang
menerbitkan buku antologi bersama dengan nama saya ada di dalamnya. Linglung
yang sangat fatal karena alam bawah sadar membuat otak saya salah mengolah
informasi tanpa disadari.
2. Perhatikan tata cara dan syarat kirim
naskah
Setiap
media punya persyaratan dalam penerimaan naskah. Upayakan naskah kita telah
memenuhi syarat tersebut. Entah dalam segi teknis atau hal yang harus
disertakan dalam naskah tersebut.
Segi
teknis adalah naskah harus ditulis dalam pilihan huruf bagaimana, biasanya
media mensyaratkan jenis Times New Roman
(TNR), ada juga jenis huruf lainnya. Pun ukuran atau font huruf, kebanyakan 12, namun ada juga yang kurang dari itu.
Segalanya biasa tercantum dalam syarat dan ketentuan pengiriman naskah.
Jangan
lupa spasi, ada yang ganda (double)
atau 2, ada pula 1,5. Saya biasa kirim spasi ganda saja jika medianya tak
mencantumkan keterangan tentang berapa spasi. Namun jika tegas telah menyatakan
berapa spasinya, seperti 1,5 maka saya ikuti aturan.
Setelah
jenis huruf, ukuran, spasi, jangan lupa tampilan halaman atau page layout. Margin yang dipilih oleh
saya adalah: atas 4-bawah 3, kiri 4-kanan 3. Untuk gampangnya pakai rumus:
atas-kiri 4, bawah-kanan 3. Setel saja tampilan halaman naskah untuk itu:
4-3-4-3.
Semua
itu saya baca di syarat pengiriman naskah pada suatu media. Ada juga yang tak
mensyaratkan demikian, margin harus normal seperti media Ide-ide. Namun saya rasa untuk amannya ikuti saja acuan standar
yang ada dalam dunia penerbitan jika medianya tak menjelaskan.
Jangan
lupa, apakah akan pilih rata kiri kanan (justify),
atau rata kiri saja. Untuk pembaca blog rasanya lebih nyaman baca rata kiri
daripada rata kedua sisi agar mata tak lelah baca deret huruf yang berjajar
terlalu rapi di layar gawai.
Saat
ini saya belum tahu acuan yang disyaratkan oleh media daring kebanyakan. Ambil
rata kanan-kiri saja untuk amannya, biar redaktur yang mengedit jika memang
naskah harus rata kiri dan telah lolos seleksi.
3.
Naskah harus asli buatan sendiri
Ini
dia! Jika segala hal teknis sudah siap, maka naskah harus asli buatan karya
sendiri bukan hasil plagiasi. Mencuri karya orang lain adalah aib besar dalam dunia literasi. Sudah
banyak kasus yang terjadi. Tahun 2018 saja dimulai dengan aib besar yang
dilakukan oleh seorang nona penulis muda. Sayang banget. Lalu masih ada lagi nama lainnya yang pakai alasan
pembenaran, itu mengecewakan!
Hak
cipta seakan sesuatu yang dianggap sepele bagi para plagiator yang bikin kotor
dunia literasi. Padahal kala seseorang bekerja menghasilkan suatu karya, butuh
drama panjang pengorbanan dan perjuangan agar karyanya bisa selesai dengan baik
dan memuaskan. Waktu, tenaga, bahkan modal dasar. Termasuk sarana dan prasarana
penunjang.
Seperti
tulisan ini. Saya memang biasa menulis spontan, namun pada dasarnya telah
melalui pengendapan, rencana-rencana yang akan disusun setelah menerima
informasi, lalu mengolahnya. Ada bahan literatur yang harus saya baca, ada
paket internet yang harus selalu diisi, ada sebaran informasi yang harus saya
cari, dan ada lainnya.
Seperti
ada rasa lelah, lapar, haus, ngantuk,
mual, terpaksa begadang, bahkan ngidam pengen
makan mie baso panas pedas yang menghangatkan, namun tak bisa ke mana-mana
karena harus menyelesaikan tulisan, he he.
4. Naskah belum pernah dipublikasikan
Media
selalu butuh naskah baru yang masih gres,
terutama media daring yang sangat menghindari duplikat konten, karena itu
berpengaruh tak baik dalam perayapan robot pencari. Google sekarang ketat, loh.
Maka,
jika naskah telah ditayangkan di media sasaran, sebaiknya jangan pajang di blog
sendiri dengan isi yang sama. Bagusnya beri tahu saja bahwa naskah kita
ditayangkan, lalu beri tautan untuk mengarahkannya (backlink) ke sana. Itu bisa mengundang pembaca baru, dan lebih
informatif karena mengabarkan ada media yang bisa diserbu juga. Selain itu,
membantu medianya agar lebih populer dalam mesin pencari -- yang berimbas pada
pendapatan dari iklan jika ada.
Satu
hal lagi, naskah tersebut sebelumnya tak pernah tayang dalam bentuk lain,
seperti cetak atau digital. Silakan cetak dan digitalisasikan karya yang telah
ditayangkan media daring sasaran, namun jangan sebaliknya.
Pokoknya,
berikan yang terbaik dan kebaruan bagi
media dan pembacanya!
5. Naskah sebaiknya jangan dikirim ke
media lain pada saat bersamaan
Ada
etika dasar soal itu. Jangan sampai ada pemuatan ganda. Maka, jangan kirim
naskah sama ke media lain pada saat bersamaan. Cukup kirim ke satu media saja
dengan tenggat waktu yang bisa diberikan, entah apakah akan 2 atau 3 bulan. Ada
media yang memudahkan soal itu, terang-terangan bilang jika dalam waktu 2 bulan
tiada kabar pemuatan berarti naskah telah ditolcit
alias ditolak cintanya.
Jangan
patah hati, Dear. Masih banyak media lain yang siap menampungnya. Kirim lagi ke
media lain, jika masih ditolcit,
bersabarlah, kirim terus sambil diiringi doa semoga bersua jodohnya. Sebaiknya
revisi apa yang dirasa kurang baik. Bisa dikurangi atau tambahkan.
6. Perhatikan alamat media dan
sasarannya
Untuk
menghindari salah kirim, pastikan bahwa alamat kirim sudah tepat, jangan sampai
failure delivery mail. Kalau saya, sih, sering. Itu juga karena tak cari
info terkini soal alamat media. Makanya, terus memantau perkembangan informasi
yang tersaji di internet juga sangat
penting. Jangan sampai kita kuper
atau kudet.
Nah, setelah alamat
kirim tepat. Maka perhatikan ketentuan naskah akan ditujukan ke rubrik/ruang
mana. Maka, dalam subjek surel/surat
elektronik pun penting dituliskan subjeknya. Apakah CERPEN, PUISI, RESENSI BUKU,
ESAI, ULASAN FILM, atau apa saja yang ada dalam media daringnya. Tulis saja
dalam huruf kapital agar memudahkan redaktur. Misal: KITABAKA: Belajar dari Sesama Perempuan Penulis. Itu contoh dari saya kala kirim ke Janang.id. Silakan
baca di sana jika berminat. Berminat baca dan kirim juga, he he. (Catatan tambahan 19 April 2019: Janang pernah tumbang, karena domain tak diperpanjang.)
7. Jangan lupakan yang ini
Persiapkan
dulu surat pengantar, boleh langsung ditulis di badan surel atau diketik di word
untuk kemudian disalin-tempel di badan surel. Surat tersebut singkat saja,
menjelaskan tujuan dan keterangan. Jangan lupa, cantumkan alamat lengkap dan
nomor rekening, berikut nomor kontak yang bisa dihubungi dalam badan surel
sebagai tambahan. Nomor e-KTP juga penting, dan NPWP jika memang punya. Plus
biodata singkat riwayat pemuatan karya jika memang diperlukan sebagai tambahan
portofolio agar redakturnya bisa kenal kita bagaimana. Jangan lupa akun media
sosial juga seperti Facebook, Twitter atau Instagram. Cara Cepat Mendapatkan Follower Instagram Tanpa Bayar
Kalau
kita punya alamat blog, sebaiknya sertakan juga sebagai referensi bahwa kita memang
penulis asli, meski masih baru dalam dunia menulis namun sudah punya jejak
karya yang patut dipertimbangkan. Soalnya, ya, terlalu banyak plagiator di
luaran, sih. Maka, alangkah lebih
baiknya mencantumkan portofolio tambahan itu. Itulah keuntungan jadi narablog,
ada jejak untuk dikenali.
8. Sisipkan apa yang harus
disisipkan dalam lampiran
Yang
pertama dan utama, ya, naskahnya sendiri. Biasanya dalam bentuk word. Jangan lupa cantumkan alamat dan
data diri di bagian bawah naskah. Agar redaktur tak pusing karena ada jejak
punya siapa. Sebaiknya sertakan juga foto diri di bagian bawah naskahnya agar
redaktur bisa tahu, atau memudahkan jika naskah tersebut hendak disertai foto
untuk ditayangkan.
Setelah
naskah dilampirkan dalam file attach,
lampirkan yang lainnya lagi dengan cara yang sama, pakai attachment. Boleh foto diri dulu atau e-KTP dulu. Kedua hal itu
penting. Saya biasa cantumkan hal demikian meski medianya tak mensyaratkan.
Jika
naskah tersebut berupa resensi buku, jangan lupa sertakan foto bukunya dengan
resolusi yang jelas dan tajam agar enak dilihat. Kalau buram mah kesannya nyedihin banget, mana mau
media tayangin itu. Sudut pencahayaan berperan penting dalam pengambilan objek
gambar.
Untuk
film, sertakan poster filmnya. Silakan dicari di situs penyedia info film yang
bisa diunduh secara gratis, dan tak terbentur hak cipta alias bebas diunduh
siapa saja.
9. Kirim dan tunggu namun
tetap tulis dan kirim
Jika
telah selesai mengirim, silakan tunggu dengan sabar sesuai batas waktu yang
ditentukan. Kalau lewat dari itu berarti tak layak tayang. Jangan kecewa, kirim
lagi ke media daring lain. Silakan revisi apa yang harus direvisi. Lalu selama
masa menunggu yang panjang tanpa kepastian penayangan, alangkah lebih baiknya
mengisi waktu dengan terus menulis hal baru, lalu kirim ke media lain. Terserah
cetak atau daring. Pokoknya jangan menunggu sambil berpangku tangan,
menunggulah dengan tetap produktif berkarya agar waktu tak terasa bergerak
lambat.
2. Inilah Alamat Kirim
Silakan
pilih media daring mana yang hendak dipilih sebagai sasaran pemasaran karya
kita. Ingat, ya, kita ini sebatas ikhtiar. Maka hasil akhir biarlah Allah yang
menentukan. Dukung dengan kerja keras dan kerja cerdas, juga ibadah dan doa.
Semoga segalanya dilancarkan dalam hal mencari rezeki dengan jalan halal.
Mari
kita simak media daring yang menyediakan honor:
1. Ide-ide
Sepertinya
media baru untuk tahun 2019 ini, meski masih baru namun karya yang sudah tayang
lumayan banyak dan bagus karena merupakan seleksi pilihan. Redakturnya tak
main-main. Dengan jargon Menyentuh
Peradaban, kentara bahwa situs yang dikelola itu menghimpun serakan karya
sastra dan film untuk mendokumentasikan gerak hidup dan pelakunya. Sastra
adalah medium yang diharapkan bisa menggugah kesadaran dan hati nurani manusia.
Manusia Indonesia utamanya, apa pun lapisan sosialnya.
Syarat
kirim sama seperti paparan saya di atas, belum pernah dimuat di mana pun dan
dalam bentuk apa pun. Honor 50 ribu rupiah untuk semua jenis tulisan. Harap
maklum jika honor cuma segitu, media daring butuh sponsor besar agar bisa
membayar honor yang layak bagi penulisnya. Ideide baru merintis, semoga seiring
waktu bisa tumbuh kembang dengan besar dan tidak tumbang.
Rubrik
yang dimuat baru CERPEN, RESENSI BUKU dan FILM. Entah dengan pertimbangan apa hanya tiga. Apakah menyasar
pembaca generasi sekarang yang hanya butuh bacaan ringan? Kirim dengan alamat: redaksiideide@gmail.com.
Jangan lupa, sertakan subjek pilihan
dalam kolom judul kala kirim surel.
Naskah
diketik 1.5 spasi, margin normal,
tak dijelaskan jenis hurufnya apa. Mungkin baiknya TNR saja. Panjang cerpen
bebas, sedang resensi buku dan film dibatasi sampai 3-4 halaman. Jangan lupa
sertakan foto buku atau poster film yang jelas. Umur terbit buku tidak lebih
dari 6 bulan.
Tenggat
waktu 2 bulan, jika lewat dari itu tanpa kabar berarti naskah tak lolos
seleksi. Sabar. Jika dimuat. honor akan dibayar paling lambat 2 pekan setelah
penayangan. Silakan kirim sebanyak-banyaknya.
2. Kurung Buka
Seperti
tanda baca yang serupa terbuka bagi siapa saja untuk memasuki dan
menafsirkannya, barangkali demikianlah pemaknaan Kurung Buka. Yang menarik
media daring itu juga menyediakan ruang untuk puisi, esai, cerita anak (cerita yang ditulis oleh anak SD
dan SMP), dan piknik. Beragam dan membuka ruang agar menyentuh segala lapisan.
Saya
kira para avonturir, istilah untuk
yang senang melancong, akan sukacita ada medium untuk menampung catatan
perjalanan mereka dengan nama Piknik;
kala menjelajahi tempat demi tempat. Apakah Mas Himawan Sant akan senang jika
coba menjajal kemampuan menulisnya pada media alternatif ini? Mas Hino,
demikianlah ia menamakan diri, pemilik blog Trip of Mine cenderung menjelajah
tempat yang tak dianggap oleh para pelancong, dengan sudut bidik bahasan yang
berbeda. Itu membuatnya unik.
Pun
cerita anak, bagi para penulis cerita yang masih anak-anak, Kurung
Buka bisa menjadi medium untuk
menumpahkan serakan karya. Puisi dan esai bagi mereka yang suka rima dan
berpanjang kata dalam mengulas sastra.
Silakan
main ke www.kurungbuka.com,
sponsor utamanya masih Gong Traveling yang dikelola Kang Gol A Gong pendiri
Rumah Dunia. Semoga saja sponsor lain berdatangan agar Kurung Buka bisa lebih
berkembang.
Syarat
utama naskah belum pernah ditayangkan di media cetak atau digital. Tenggat
waktunya 1 bulan, jika tak dapat kabar setelah waktu lewat berarti naskah tak
lolos seleksi. Jangan sedih, kirim ke media lain. Sayangnya belum ada
penjelasan mengenai jumlah honor.
Diketik
1,5 spasi, untuk puisi dan cerpen gaya bebas. Puisi jumlah kirimnya 5-10 per
pengiriman. Jumlah halaman esai minimal 3. Resensi dan piknik 3-4 halaman
maksimalnya, sertakan foto sampul buku, dan untuk piknik berupa 3-5 foto
pendukung beresolusi tinggi. Cerita anak ditulis oleh siswa SD dan SMP atau
sederajat. Agar tahu cara menulis cerita anak yang baik bisa baca artikel Lia Herliana dan Pakem Cerita untuk Anak
Untuk
esai, resensi dan piknik, sebaiknya ditulis dengan gaya bahasa yang ringan dan
tak kaku. Piknik bisa bahas sesuatu yang unik dan belum banyak ditulis orang
lain. Hal semacam itu lebih mengundang hasrat pembaca karena disajikan dengan
cara berbeda.
Kirim
ke redaksi@kurungbuka.com,
dengan subjek sesuai jenis naskah: PUISI/CERPEN/CERNAK/ESAI/RESENSI/PIKNIK.
Jika ditayangkan, honor akan dikirim satu bulan setelah pemuatan. Biaya
transfer antarbank ditanggung penulis. Kirim sebanyak-banyaknya, ya, agar
peluang pemuatan lebih terbuka lebar.
Kurung Buka adalah
portal berita yang menyuguhkan
informasi-informasi mengenai kegiatan literasi, baik lokal maupun
nasional. Alamat Komplek Hegar Alam, No. 40, Kampung Ciloang, Sumurpecung,
Kecamatan Serang, Banten, 42118. Nomor telefon: +62 819-0631-1007
3. Buruan
Media
independen yang dikelola oleh beberapa orang insan idealis. Semula didirikan di
Bandung pada tanggal 15 Oktober 2014 oleh Yopi Setia Umbara, Heri Maja Kelana,
Dian Hardiana, dan Muhammad Irsyad. Lalu pada tahun 2018 membuka diri sebagai
media kajian dan apresiasi sastra. Salutnya, honor yang diberikan per pemuatan
200 ribu rupiah. Jumlah yang cukup besar.
Buruan
secara linguistik berasal dari bahasa Sunda yang berarti halaman atau pekarangan.
Uniknya, sebagai halaman seakan membuka ruang seluas-luasanya bagi sastra Sunda
dan Indonesia untuk tampil secara berdampingan. Lebih jelasnya, lihat saja
bagian Tentang Buruan.
Rubrik
yang ada honornya berupa puisi Sunda, puisi bahasa Indonesia, dan cerpen. Belum
pernah tayang di media mana pun. Panjang cerpen 3.500-5.000 karakter. Untuk
puisi dikirim sebanyak 7-10 judul. Alamat kirim redaksi@buruan.co.
Satu
hal lagi, foto dilampirkan terpisah. Karya akan terbit pada tanggal 10, 20, dan
30 setiap bulannya. Honor akan ditransfer paling lambat 2 hari setelah terbit.
Tenggat waktu 1 bulan, jika tiada kabar berarti tidak lolos seleksi.
4. Simalaba
Tidak
semua tulisan yang tayang di sana berhonor. Untuk lembar SEMARAK SASTRA MALAM
MINGGU ada honornya, 70 ribu untuk semua jenis CERPEN, CERNAK, dan PUISI.
Tulis
saja subjek dengan SEMARAK SASTRA MALAM MINGGU, lalu jenis naskah dan judul. Ke
alamat majalahsimalaba@gmail.com.
Tak ada keterangan lain soal tenggat waktu dan tata cara kirim dalam situsnya.
Pakai cara standar saja dan tenggat waktu 2 bulan.
5. Balairung
Merupakan
unit kegiatan mahasiswa kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), namun menerima
tulisan luar berupa puisi, cerpen, opini, resensi buku dan film. Alamat: balairungpress@gmail.com.
Untuk opini 1.000-1.200 kata. Selanjutnya tak ada penjelasan lain. Maka
ambil cara standar saja,deh.
Ada
honor cuma tak disebutkan berapa. Jangan lupa sertakan pindai tanda pengenal
dalam pengiriman karya. Tenggat waktu 2 minggu, jika lewat dari itu tanpa
pemberitahuan berarti tak lolos seleksi.
Terima cerpen dan puisi, namun tak
jelas apakah ada honornya, tiada penjelasan lain soal tata cara kirim karena
merupakan portal berita. Alamat: redaksi@nusantaranews.co.
7. Cendana News
Ini media yang dikelola oleh
Keluarga Cendana. Cuma memuat cerpen. Ada honor namun tak transparan berapa, he
he. Juga tiada penjelasan tentang jumlah halaman. Pakai cara standar saja dan
bebas. Kirim ke: editorcendana@gmail.com. Redaktur cerpennya sastrawan
Satmoko Budi Santoso.
8. Basabasi (Perbarui data: masuk pemindaian broken link jadi terpaksa link keluar dihilangkan karena timeout)
Merupakan bagian dari unit usaha
Diva Press yang berpusat di Jogja. Syarat kirim seperti di atas, dengan margin
rumus 4-3-4-3. Spasi 1,5. Panjang halaman 3-4 untuk resensi buku dan hibernasi,
esai minimal 3 halaman, cerpen bebas, puisi 5-10 judul.
Kirim ke gerobaknaskah@basabasi.co.
Dengan subjek PUISI/CERPEN/ESAI/REHAL/BUKU/HIBERNASI. Tenggat waktu 2 bulan.
9. Mojok
Mojok media satir yang cenderung
politis. Aktif memaparkan apa yang sedang tren dalam masyarakat. Untuk esai
tayang setiap hari. Tak Ada patokan panjang tulisan. Ini membingungkan namun
memberi keleluasaan. Barangkali sampai 1.200 kata. Kirim ke redaksi@mojok.co.
Tenggat waktu 1 minggu. Honor tak dijelaskan. Kurang transparan atau ingin
bikin penasaran? He he.
10. Detik
Ada 2 bagian, esai dan cerpen.
Untuk esai sebaiknya mendaftar menjadi anggota Detik agar lebih beroleh
kemudahan kala kirim, semacam tak perlu tunggu lama jika kirim melalui alamat
posel sendiri. Saya juga anggota Detik, langsung beroleh kabar ditolcit, he he.
Sedang untuk cerpen, kirim ke mumu@detik.com.
Panjang 9.000 karakter. Ikuti saja standar cara kirim.
11. Janang (Tetap dicantumkan sebagai kenangan meski perrnah tak tayang)
Yang ini punya syarat juga. Honor semua tulisan 50 ribu rupiah. Terdsiri dari CERPEN, PUISI, GURAU (opini dalam bahasa Minang), KITABAKA (resensi buku), USIK (ulasan musik), dan FILEM (ulasan film).
Syarat sama sepert di atas. Spasi 1,5. Rumus 4-3, 4-3. Puisi 5-10 sekali kirim. Panjang naskah selain cerpen 3-4 halaman. Honor akan ditransfer 1 pekan setelah pemuatan. Kirim ke ruangjanang@gmail.com.
Sayangnya Janang jarang banget diperbarui. Entah jarang ada yang kirim ataui lagi malas pembaruan tayangan. Jadinya ragu untuk pajang di sini, takut malah hendak gulung tikar dan dadah-dadah. Semoga tidak. Sepertinya saya harus menulis ulasan film ke sana untuk mencoba cari tahu apa sehat-sehat saja.
11. Janang (Tetap dicantumkan sebagai kenangan meski perrnah tak tayang)
Yang ini punya syarat juga. Honor semua tulisan 50 ribu rupiah. Terdsiri dari CERPEN, PUISI, GURAU (opini dalam bahasa Minang), KITABAKA (resensi buku), USIK (ulasan musik), dan FILEM (ulasan film).
Syarat sama sepert di atas. Spasi 1,5. Rumus 4-3, 4-3. Puisi 5-10 sekali kirim. Panjang naskah selain cerpen 3-4 halaman. Honor akan ditransfer 1 pekan setelah pemuatan. Kirim ke ruangjanang@gmail.com.
Sayangnya Janang jarang banget diperbarui. Entah jarang ada yang kirim ataui lagi malas pembaruan tayangan. Jadinya ragu untuk pajang di sini, takut malah hendak gulung tikar dan dadah-dadah. Semoga tidak. Sepertinya saya harus menulis ulasan film ke sana untuk mencoba cari tahu apa sehat-sehat saja.
Sudahlah, sudah di atas 2 ribu
kata. Saya akhiri saja. Selamat kirim. Jangan menyerah, terus tulis dan kirim.
Media daringnya memang cuma segitu namun lumayan. Semoga ke depannya bertambah banyak.
Salam.
Cipeujeuh, 23 Januari 2019
@rohyatisofjan
@rohyatisofjan
#AlamatMedia #MediaDaring #KirimNaskah #Literasi #SHSTJanuari22
~Foto hasil jepretan ponsel ANDROMAX PRIME
Makasihhh, Mbak. Berguna sekali infonya. :)
BalasHapusAlhamdulillah jika demikian. Itu harapan saya. :)
HapusHahahah..keren nich tulisannya, lengkap abis dan kaya informasi. Dengan penulisan seperti ini akan membuat para pembaca merasa puas, walau mungkin penulisnya jadi teler dan kelelahan,hehehe....
BalasHapuskalau saya disuruh untuk menjadi penulis media daring, saya nyerah dech, tulisan saya ngak masuk kategori dan pasti bikin pusing Redaktur. :)
Namun ada sedikit saran dari saya, yaitu masalah Judul :
Untuk ditanyangkan Di Internet, sebaiknya menggunaka judul seperti ini Mbak : Misal,
" Hal Penting Yang Wajib Di Lakukan Sebelum Tulisan Di Kirim Ke Media Daring Berhonor ".
Biasanya judul seperti ini akan membuat para pembaca yang mencari seputar artikel tentang media daring berhonor di Google , tertarik untuk membaca tulisan kita.
atau juga bisa menggunakan judul " Syarat Wajib Agar tulisan Lolos Ketika di Kirim Ke Media Daring berhonor ".
Ingat artikel kita itu bukan hanya dibaca dan dicari di media sosial, melainkan akan dicari orang via Google.
sekedar saran saja sich.... selebihnya isi tulisannya bikin saya kagum. :)
Kang Nata, terima kasih sarannya, ya. Saya lemah soal pemilihan kata kunci. Judul saja kerap asal karena menulis spontan setiap harinya. Sayangnya saya tak bisa ubah judul karena takut keburu terindeks oleh mesin pencari. Cuma bisa pasrah saja. Mungkin lain kali saya bikin tulisan lain yang kata kucinya bisa nyangkut di mesin pencari.
HapusTerima kasih, Kang. Ini masukan penting bagi saya yang kurang paham ilmu SEO.
Saya memang teler dan kelelahan karena harus segera selesaikan tulisan padahal disambi hal lain. Terhenti melulu karena urus yang hars didahulukan. Syukurlah jika pada akhirnya berfaedah. Ini yang sangat saya harapkan.
Terima kasih sudah bertahan baca tulisan panjang. Kang Nata belum terlambat kok untuk belajar agar tulisan pun bisa dikirim ke media. Asah diri. Semangat '45.
Sepertinya aku harus banyak belajar memperbaiki tulisan dlu sebelum mengirim haha.
BalasHapus.
Tapi nnti coba ah. Entah satu tahun lg atau malah bulan depan.
Infonya lengkap dan detail banget.
Dan page ini aku bookmark hehe
Betul, perbaiki dengan teliti sebelum yakin layak kirim. Semua penulis media akan gitu, terutama yang sudah mahir atau berjam terbang tinggi.
HapusMas Aldhi pasti bisa, dong. Basis sebagai narablog sudah bagus. Terima kasih berkenan simpan halamannya. :)
Artikel yang sangat bermanfaat mba. Auto bookmark deh, biar nanti ikut kirim juga, lumayan buat portofolio tulisan :)
BalasHapusTerima kasih. Silakan disimpan, senang jika bermanfaat. Ayo kirim. Lumayan honornya, he he.
HapusMasih ada beberapa media yang berhorium dan terbukti membayar. Hanya saja untuk proses penerimaannya lumayan susah, salah satu contohnya Kompas, Media Indonesia, dan Tempo.
BalasHapusBetul, media macam itu sudah mapan dan susah ditembus karena seleksi ketat berikut saking banyaknya peminat yang kirim tulisan agar bisa dimuat.
HapusSaya saja belum pernah bisa tembus media besar. Kemarin dapat surat tolcit dari media besar yang rubrik bahasanya saya sasar. Naskah saya dibilang tak jelas, aha.
Berat namun harus diperjuangkan.
Horeee informasinya lengkap sampai pada tempat-tempat yang Insha Allah menerima naskah.
BalasHapusTerimakasih tipsnya, Kak, satu per satu dibahas di sini, poin demi poin, demi kemajuan intelejensia pembaca blog ini wkwkwkw. Btw, betul sekali yang soal mengirimkan naskah yang sama pada dua penerbit/situs yang berbeda, dengan pemikiran satu menerima, satu menolak, padahal bakal berabe juga kalau dua-duanya menerima hehe.
Terimakasih, Kakak, selalu mencerahkan. :)
Mari serbu media daringnya, Nonamuda. Semoga bisa tembus media karena mereka juga bukan media sembarangan. Mari berjuang dan bersaing secara sehat dengan para penulis lain. Mantapkan diri.
HapusIya, sebaiknya kirim satu naskah pada satu media dan beri tenggat waktu secara tegas agar bisa kita alihkan tanpa beban kala tenggat waktu lewat dan tak dimuat.
Pemuatan dobel atau ganda ada hari yang bersamaan itu tak baik kesannya, bagi penulis yang bersangkutan dan media sendiri.
Terima kasih juga sudah baca.
Informasinya sangat bermanfaat! Ada linknya pula. Jadi pengen mulai membangkitkan draft tulisan lama :D
BalasHapusSengaja saya sertakan link atau tautan agar pembaca pun bisa memahami karakter media tujuannya. Ayo tulis dan kirim. Semangat tempur karena medianya harus ditembus dengan strategi matang.
HapusUntuk Mojok honornya lumayan. Tahun kemarin kalau nggak salah 300 atau 350K per artikel gitu, agak-agak lupa. Saya pernah tayang 2 kali di sana. Entah kalau untuk honor tahun 2019 ini.
BalasHapusBetewe artikelnya informatif mbak, bisa saya bookmark dulu :)
Sash keren bisa menembus Mojok, saya juga sudah baca yang tentang perjalanan itu, yang lainnya saya belum baca karena sekarang jarang banget buka Mojok dan menyimaknya. Terlalu sibuk dengan kegiatan blogging ditambah kinerja yang lambat membuat saya kerap melewatkan banyak hal.
HapusTerima kasih infonya, sash. honor Mojok besar juga, bagi saya, sayang saya kerap gagal menembusanya, he he. Harus memperbanyak tulisan. Cuma sekarang sedang sok repot jadi tak bisa menulis lebih banyak lagi untuk media. Padahal honornya menggiurkan, ya.
Terima kasih sudah bookmark meski seakrang saya lupa caranya karena pakai peramban Firefox Developer Edition. :)
Bermanfaat banget mba, saya juga pengen deh bisa kirim tulisan dan berbayar, tapi kudu belajar banyak di blog ini dulu buat menulis yang baik dan benar hahaha.
BalasHapusSaya menulis mah menulis aja, kebalik-balik, muter-muter, gak jelas, selalu begitu huhuhu.
Ingin sekali-kali bisa tembus media daring berhonor gini :D
Duh, padahal Mbak Rey juga sudah bagus, kok. Ada deskrisinya kala menulis artikel. Ayo PD. Coba cari media yang oke untuk menyalurkan hasrat menulis yang Mbak kira mutar-mutar padahal substansial.
HapusInfonya lumayan lengkap mba, saya ingin sekali mengirimkan karya saya disalah satu media tersebut namun masih banyak ilmu yang harus saya gali dan saya kembangkan, semangat mba ayo kirim lagi naskahnya mba ke media2 tersebut :)
BalasHapusMbak iid mari kembangkan diri, bisa dimuat di situs media daring itu menyenangkan. Hem, saya juga ingin kirim lagi cuma harus sediakan naskah yang layak tayang, ha ha. Sibuk jelajah blog melulu.
HapusNah bener banget kalau kita juga harus memperhatikan syarat syarat hingga standar penulisan di media apapun biar dimuat di media yang kita inginkan
BalasHapusBetul, Mbak.
Hapusreally appreciate your information here mba..media daring berbayar memang makin banyak ya mba dan sepanjang kita memenuhi persyaratan yang mereka tetapkan, biasanya karya kita bias diterima dan diterbitkan ya
BalasHapusBetul, sejak media cetak banyak yang gulung tikar karena imbas dari era digital, maka media daring bisa merupakan pilihan utama.
HapusPersaingan yang ketat tetap ada hanya bikin kita gampang memilih media sasaran.
Aku belum pernah nulis untuk media mbak, makasih ya sudah dituliskan langkah-langkahnya, semoga aku bisa ikutan menulis juga di media daring.
BalasHapusTErnyata ada ketentuan font ya saat pengiriman naskah.
Selamat menulis, Mbak. Sukses, ya. Soal ukuran huruf memang itu aturan untuk memudahkan agar seragam dan redaktur tak pusing ngedit, ha ha.
HapusInformasinya lengkap banget, mba. Belum pernah mengirimkan tulisan seperti tahap2 di atas. Jadi tau banyak membaca tulisannya. Makasih ya.
BalasHapusTerima kasih sudah baca, Mbak. Senang jika bisa berbagi wawasan.
Hapuswaah.. ini detail sekali informasinya mbak.. makasih banyak ya.. saya coba intip satu-satu deh link nya, hihi.. pengen coba kirim cerpen, tapi rasanya ga pede.. haha xD
BalasHapusSama-sama, Mbak. Ayo kirim cerpennya. Jangan mikir PD atau tidak, yang penting kirim dan baguslah kalau ditayangkan. Bisa dapat tambahan honor lumayan.
HapusWaahh makasih infonya mbak. Ini aku bintangin nih :D
BalasHapusSaya juga suka menulis utk media online lain selain blog tapi blm pernah yang kirim sendiri sih, biasanya by request pemilik blog. Jd pengen menulis jg utk media lain dgn cara gtu :D
Ayo tulis dan kirim, Mbak. Terima kasih sudah membintangi tautan saya. Senang jika berfaedah. :)
HapusMasha Allah mbk ini informasi yang dicari-cari, makasih mbak informasinya lengkap banget izin bookmark mbak
BalasHapusAlhamdulillah, senang jika bisa membantu. :) Silakan di-bookmark, Mbak.
HapusWah, jadi inget waktu pertama kali nulis. aku dulu nyari-nyari email redaksi kayak gini buat aku kirimin naskah. Sampe akhirnya aku menyadari kalo aku gak bakat nulis fiksi. Dan akhirnya betah nulis nonfiksi. Akhirnya bisa nulis buku. Jadi editor. Dan kabur ke blog deh akhirnya. Dunia menulis, apalagi sudah ada internet, sangat tak terduga. Membuat aku kini betah di tempat yang sama sekali gak pernah aku sangka-sangka. :D
BalasHapusAlhamdulillah, ada referensi media daring yang bisa kita kirimi tulisan ya. Aku belum pernah nih mba. Selama ini ya nulis di blog sendiri. Harus belajar mencoba kirim naskah nih ke media, agar tau juga gimana standarnya menulis untuk media daring yang tentunya beda dengan tulisan kita di blog.
BalasHapusLengkap banget ulasannya mbak sampai menghasilkan lebih dari 2000 kata... udah gitu isinya berbobot pula. Kasih informasi terkait media daring yang yang berhonor.
BalasHapusLumayan juga ya honornya kalau artikel kita bisa terbit di beberapa situs yang mbak sebutkan di atas. Btw thanks for infonya
Terima kasih mba sudah kembali diingatkan tentang dunia daring khusunya menulis ya.. intinya jika segala sesuatu dikerjakan dengan sungguh sungguh dan dengan persiapan yang matang, maka hasilnya juga akan memuaskan ya mba.. Bismillah.. semoga menjadi lebih baik lagi setiap harinya
BalasHapusLengkap banget Mbak share infonya. Cocok deh buat yg rajin nulis dan PD untuk kirim2 ke media gitu, saya mah apaatuh gak PD an, cuma PD nulis di blog aja, heheheh.
BalasHapusAnyway sekali lagi makasih info dan tipsnya ya Mbak, berguna banget ini :)
Waah, makasih banyaak Mba buat referensinya. Noted banget nih, selain bisa dapet pundi-pundi rupiah, juga jadi tantangan buat kita untuk memperbaiki tulisan. Karena kalau di blog sendiri kan pasti tayang ya, hahaha. Sedangkan kalau di media daring, ada syarat yang harus dipenuhi.
BalasHapusNggak terlalu beda juga ya syarat dengan media cetak.
Entah kenapa, saat ini, aku sedang tidak berminat mengirim tulisan ke media berhonor ya, Mbak. Mungkin karena aku berpikir kalau kirim kayak gini aku harus mikir lebih berat lagi sedangkan waktuku untuk menulis saja sangat terbatas. Istilahnya, masih bisa produktif di blog sendiri saja sudah untung.
BalasHapusWaaaah makasih banget mbaa, infonya lengkap dan detail. Bisa jadi acuan banget ini kalau mau kirim naskah ke media. Semoga next ujme bisa kirim naskah ke media. Aamiin
BalasHapusJadi inget jaman kuliah. Aku ngumpulin koran dari berbagai nedia buat dibaca biar ngerti ciri tulisan yang dimau ran alamat enail redaksi hehehe.
BalasHapusSaya belum pernah nih ngirim-ngirim naskah ke media, mentalnya belum siap dan saya juga merasa tulisanku gak layak muat jadi daripada ditolak yaa udah gak usah ngirim, hehehe
BalasHapusSaat ini fokus nulis di blog aja, kebetulan punya 2 blog yang mesti diisi (walau ngisinya juga angin-anginan tergantung mood, sih, hehehe). Dapat honornya juga dari blog aja lewat kerjasama dengan agency atau si pemberi job :)
BalasHapusJadi kangen kirim naskah lagi ke penerbitan udah lama vakum ngenovel.semoga tajun ini bisa nerbitin novel lagi aamin
BalasHapusMari tulis novel, Mbak. Tulisan Mbak bagus, :)
HapusOh... jadi daring itu singkatan dari "dalam jaringan", ya?
BalasHapusBaru tahu, akutu.
... hmmm dari mana saja selama ini.
"lagi getol BW, mba, hahaha"
Alhamdullillah, wawasan jadi terdongkrak nih dengan daftar media daring.
Cuma aku masih fokus isi konten di blog saja dulu.
Lebih greget, menurutku, hehehe...
Jadi ingat pada penulis cerpen di majalah STORY, Anna Juntak. Mbak-kah itu?
HapusTulisannya bagus. Tak apa fokus pada blog, sekarang memang era digital. Kita lebih ingin menjangkau pembaca yang banyak daripada terbatas seperti dulu.
Sukses untuk Mbak. Selamat jelajah blog. :)
Agak sedikit engap aku bacanya mba panjang bener, tapi manfaat yang saya dapat adalah ilmu yang kapan saja bisa dipraktekkan Barakallah mba
BalasHapusLengkap banget referensi media dan tips untuk mengirimkan naskahnya. Terima kasih atas informasinya ya, Mbak. Nanti kalau ada teman penulis yang tanya-tanya juga tentang media yang menerima naskah, saya referensikan aja mereka untuk baca di blog ini.
BalasHapusAlhamdulillah jika bisa membantu teman Mbak Monica yang butuh.
HapusSaya harap semoga berfaedah. Terima kasih juga berkenan menyampaikan pada teman-teman.
Informatif sekali Bu tulisannya :)
BalasHapusSaya baru tahu bahwa di detik ada cerpennya juga, apakah kirim cerpen ke detik mendapat honor bila tembus?
Biasanya dapat, Mbak. Biasanya di grup Facebook Sasrea Munggu suka ada pemberitahuan pemuatan karya, ada banyak anggota grup yang sering kirim karya ke Detik dan ada yang dimuat. Bisa tanya mereka di gryp jika Mbak bergabung ke sana. Dulu kalau tidak salah sekira 400 ribu. Karya cerpen lebih disukai bernuansa dalam balutan bahasa sastra. Selamat kirim karya.
HapusMbak kalau di kurung buka honornya kira kira berapa?
BalasHapusCoba hubungin Muhzen Den yang biasa menangani bagian pemberitahuan pemuatan di Facebook dan Instagram. Duklu kisaran 100 atau 150 ribu untuk esai. Saya kurang tahu pastinya. Belum pernah kirim ke sana da sibuk dan lupa melulu jadi tidak punya pengalaman.
HapusKak kalau di kurung buka jumlah honornya kira kira berapa?
BalasHapusKata adminnya 50 ribu per pemuatan.
HapusMbak makasih onformasinya ternyata selain mojok ada banyak media online yang berhonor. Waktu tenggatnya emang rata-rata segitu ya 2 bulan harus sabar menunggu. Maklum sih soalnya diseleksi secara ketat.
BalasHapus