Minggu, 03 Maret 2019

Pertama Kali Makan Buah Naga




MESKI buah naga sudah lama populer dan sudah lama dikenal saya, lupa apakah sebelum atau sesudah menikah dengan ayahnya Palung, namun buah itu bagi saya cuma sekadar untuk dilihat saja tanpa tahu wujud rasanya. Ketika Palung sudah besar, saya pernah tanya rasa buah naga pada sepupu yang katanya asam. Dan saya percaya saja tanpa pernah tertarik untuk membuktikannya. Padahal, bisa jadi sepupu lagi sial, beroleh buah yang kebetulan asam, padahal ternyata tak semua rasa buah naga asam, dan tak semahal itu yang dulu pernah mencapai harga 10 ribu per buah. Kemarin pagi saya telah merasakan bagaimana buah naga itu: manis dan lembut!

Pagi hari seusai beli bohlam LED 9 wat di toko langganan, saya dan Palung jalan lagi ke warung Ceu Mala di dekat sekolah Palung. Sudah sepekan anak-anak kelas 1 sampai 5 libur karena anak kelas 6 sedang ujian. Di warung, saya melihat buah naga yang sebenarnya sudah lama kadang ada sejak beberapa tahun lalu. Iseng saya tanya harganya, cuma iseng doang da kirain mahal. 

“4 ribu,” jawab Ceu Mala  dengan jari terbuka 4. Saya sampai melongo sebentar karena tak percaya, setelah memastikan harganya barulah saya beli. Palung senang sekali. Ceu Mala bilang buah naga bagus untuk tekanan darah tinggi.

Saya tahu bahwa buah naga sarat manfaat, yang belum saya tahu adalah bagaimana rasanya, apalagi wujud bagian dalamnya. Saya dan Palung tahunya jus buah naga saja yang pernah dibeli dua kali kala jajan baso di kecamatan. Ha ha ha.

Buah itu sempat terlupakan Palung asyik main di luar. Siang hari ingin makan buah naga dan langsung mencucinya kala ayahnya kebetulan pulang untuk makan siang, anak itu langsung meninggalkan buah naganya ke luar. Entah ngobrol apa dengan ayahnya, saya tak menyimak. Mungkin disuruh beli sesuatu ke warung lantas melupakan buah yang semula siap disantap. 

 Baru jelang sore Palung ingat buah naganya, difoto dulu untuk pos blog, lantas dengan santai anak itu mengambil pisau dan talenan, memotong-motong buah naga sesuai selera. Ya, ampun, saya sendiri tak tahu bagaimana cara membuka buah naga, ha ha. Kirain dikupas dulu kulitnya yang berlapis-lapis ibarat kelopak bunga. Palung sudah lebih dulu melakukan langkah tepat sesuai spontanitas anak kecil, cara cerdas yang tak disadari mamahnya yang kudet abis, tak tahu bagaimana rasa buah naga apalagi cara memotongnya. Ternyata sesederhana pemikiran Palung, padahal kami tak pernah melihat orang memotong buah naga. Kala beli jus saja kami tak terlalu memperhatikan pedagangnya karena duduk menghadap ke arah lain. 


Mamah yang ribetan bersyukur tak harus mengupas buah naga dengan cara ribet. Malah takjub sendiri pas melihat bentuk bagian dalamnya. Warna ungu dan buahnya mudah dicongkel dari kulit. Rasa buah? Manis! Tekstur? Lembut seperti agar-agar. Itu adalah buah yang harus menjadi favorit kami! Ha ha ha.

Alhamdulillah, kesampaian juga makan buah naga setelah bertahun-tahun cuek saja karena pemikiran salah: soal rasa dan harga. Rasa manisnya menandakan ada kandungan gula di dalam buah, pun bijinya yang kecil banget dan kehitaman bisa langsung dimakan, menambah citarasa renyah. Harga ternyata bersahabat bagi istri buruh tani dan laden bangunan yang selalu ingin bisa menyajikan buah di rumah demi gaya hidup sehat.

Saya tak tahu mengapa harga buah naga sekarang murah, mungkin sedang panen atau buah naga bukan lagi buah langka. Sudah banyak orang yang menanam dan membudidayakannya, jadi di pasar mudah didapat, apalagi warung besar Ceu Mala yang segala ada. 

Barangkali bagi yang belum pernah makan buah naga atau baru pertama kali melihatnya, akan bingung bagaimana cara memakannya, apalagi membayangkan wujud buah di bagian dalamnya. Bagaimanapun, meski buah naga termasuk buah bergizi tinggi serta bisa dijadikan obat, tak semua orang paham seperti saya ini. Paham harga, rasa, bahkan bentuk dan tekstur di bagian dalamnya.

Saya tak kapok makan buah naga, rasanya lezat dan bergizi tinggi. Palung pasti senang sekali jika mamah beli lagi. Ia selalu beroleh bagian paling banyak dari sebutir buah naga. Kapan-kapan saya akan belikan Palung buah naga jika ada rezeki dan kami ke warung Ceu Mala lagi.

Tentang Buah Naga


BUAH naga adalah buah dari tanaman kaktus, ya, kaktus yang selama ini kita kenal sebagai tanaman hias saja ternyata ada yang berbuah, manis pula rasanya. Subhanallah, alam telah diciptakan Allah dengan beragam kekayaan flora yang tak terhingga. Bahkan buah itu pun bisa menjadi obat bagi penyakit tertentu, seperti darah tinggi, diabetes, asma, sariawan, batuk, anemia, osteoporosis, menguatkan jantung, menurunkan kolesterol, mencegah penuaan dini dan kanker, bagus bagi perempuan hamil, dan sekian lain manfaat dari buah naga berdasarkan situs kesehatan doktersehat.com

Menurut Wikipedia, buah naga berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Dengan marga Hylocereus dan Selenicereus. Banyak dibudidayakan di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Buah itu jelas bernilai ekonomis tinggi, jadi banyak negara tertarik untuk menanamnya, bisa membantu perekonomian petani lokal, sekaligus membuat masyarakat beroleh pilihan buah-buahan yang beragam.

Tentunya sebagai buah dari dataran panas, buah naga cocok ditanam di daerah dataran rendah dan tak boleh terkena banyak curah air hujan. Yang jelas buah naga kaya kandungan kalsium, sampai 134,5 mg. Mengandung vitamin B dan C. Sepertinya saya dan Palung harus sering makan buah naga. Bayangkan, dalam buah itu sudah terdapat banyak kandungan gizi berupa: kalsium, fosfor, magnesium, vitamin B dan C, karotin, zat besi, serta kaya akan serat, kandungan airnya pun banyak.

Usia saya dalam masa penurunan, dan cemas kalau terkena kanker. Makan buah naga secara rutin bisa mencegah kanker, semoga. Hanya perlu rajin ke warung Ceu Mala untuk beli beberapa buah naga,, membaginya dengan Palung karena baik juga bagi anak kecil. Syukurnya Palung tak rewel makan buah apa saja. Sirsak yang lumayan asam pun dilahapnya, atau dibikin jus sederhana dengan tambahan gula pasir.

Sepertinya alam telah menyediakan obat yang murah untuk mengatasi beragam masalah kesehatan yang dialami manusia. Terutama bagi saya yang alami penurunan fungsi degeneratif dalam sel tubuh karena faktor usia serta kebiasaan buruk makan junk food, makanan sampah.

Mari kita mulai sekarang rutin mengonsumsi buah naga. Meski bentuknya aneh, namun sarat manfaat selain rasa lezat. Warna buah yang merah keunguan itu unik, pun buah di bagian dalamnya yang ungu (ada juga putih), menjadi daya tarik bagi anak kecil yang penuh rasa ingin tahu seperti Palung. Baik bagi otak, mata, dan ususnya.

Tahu tidak, usai memotong buah naga, Palung memakan satu bagian dan membawa dua bagian lain di tangannya keluar. Saya menyuruhnya berbagi dengan teman. Anak itu mulutnya jadi keunguan karena buah naga mengandung zat warna ungu. Sebentar, bukankah ungu adalah warna yang baik bagi kesehatan. Baik buah maupun sayuran. Yang konyol Palung merasa keren makan buah yang membuah bibir dan mulutnya keunguan sebentar. Jangan khawatir, warna ungu itu akan segera pudar.

Yang jelas, warna ungu dalam buah naga menandakan kaya zat antioksidan. Pigmen warna ungu disebut antosianin. Bisa menambah cantik jika buah naga masuk ke dalam adonan salad buah. Juga memberi tambahan citarasa unik selain tekstur lembut seperti es krim.

Mari kita makan buah naga. Buah kaya manfaat dan harganya pun tak terlalu mahal, bagus sebagai obat dan disukai anak kecil. Salam.
Cipeujeuh, 3 Maret 2019
#BuahNaga #BuahObat #Antikanker #BuahKayaKalsium #SHSTMaret2
~ Foto hasil jepretan kamera ponsel ANDROMAX PRIME

25 komentar:

  1. Teringat dulu saya suka jus buah naga. Warnanya yang merah bahkan ungu selalu jadi primadona saya di warung jus. Cuma saya ini punya anemia yang memang sdh sejak lahir dah kayaknya. Karena sekalinya minum langsung kepala rasa berputar. jd buat yang punya anemia gak usah minum jus atau makan buah naga bisa ambruk karena proses menurunkan tekanan darah begitu cepat dengan buah naga ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, saya tak tahu, Mbak. Bahwa buah naga tak baik bagi yang anemia atau hipotensi. Memang fungsi utamanya untuk menuruinkan tekanan darah. Sepertinya ada buah tertentu yang harus dihindari, ya.
      Terima kasih infonya, Mbak.

      Hapus
  2. saya si belum pernah mbak makan buah naga, sebenernya beberapa kali pernah lihat pedagang yg jual buah naga, cuma belum kepinginan untuk beli :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal enak juiga rasanya, Mas. Atau Mas bisa coba beli jus buah naga. Anak saya suka banget. Cuma, seperti kata Mama Indri, memang tak baik bagi yang anemia atau hipotensi.

      Hapus
  3. Kalau saya sering makan buah naga tapi di warung es campur. Blm pernah ngupas sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha ha ha, waktu beli buah naga sebenarnya saya bingung gimana cara mengupasnya . Syukurnya Palung malah membelahnya jadi bebas pusing jika sampai harus mengupas.

      Hapus
  4. Waktu harga Buah Naga sedang naik daun ditempat saya Mbak, * emang bisa harga naiki daun, heheh* harganya sangat mahal, saya ngak berani beli, apalagi pakai ritual nawar segala, paling - paling , liatin dari jauh saja dan pura2 ngak lihat....

    tapi semenjak ada Jus Murah harga 5 ribuan, nah dari sanalah saya mulai NYICIP dan kenal akan , *nikmatnya*BUAH NAGA......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, di kecamatan harganya 8 ribu rupiah untuk jus buah naga. Harga standar karena mungkin harga buahnya masih lumayan mahal. Setelah harga buah naga turun kayak kemarin belum tentu harga jusnya ikut turun soalnya harga di pasar kerap berfluktuasi. Setidaknya pedagang jus jadi untung.
      Enak di tempat Akang cuma 5 ribu.
      Ha ha, saya juga sama, pura-pura tak lihat alias mengabaikan meski selalu penasaran akan rasanya tiap melihat namun khawatir dengan harga. Saya juga sama malas tawar menawar. Namun ada kios buah langganan di pasar yang murah dan harganya tetap alias tak bisa ditawar karena lebih murah daripada kios lain. Lain kali kalau ada uang saya insya Allah pengen beli buah naga di sana, atau tanya harga dulu. Kalau mahal tinggal beralih pada buah lain.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh komentator, sebab kiriman Jagung belum nyampai ke Alamat.

      Hapus
    4. Ha ha ha, Kang Nata kayak geregetan, padahal saya hapus komen ganda gara-gara ada gangguan sinyal jadi kirim ulang komen yang ternyata tayangnya telat. Aduh, bahas jagung mulu. Ha ha.

      Hapus
    5. wakakakkaka, kayaknya kang Nata itu wajib kita dukung buat jadi komika di stand up comedy blogger wkwkw

      Hapus
  5. buah2an memang kaya vitamin ya, kalau buah naga pernah dapat banyak dari teman krn aku tinggal hanay berdua dg suami, akhirnya setiap ahri buah naga dan kayaknya terlalu kebanyakan akhirnya pada diare.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal ternyata buah naga bisa diolah menjadi bahan makanan lain. Rupanya buah naga kalau dimakan secara overdosis bisa mengakibatkan hal demikian. Ini bisa menjadi catatan saya. Saya sendiri sanggupnya sebutir buah naga sehari. Itu kemarin kala masih ada, sekarang habis, sih, ha ha.

      Hapus
  6. Buah naga ini memang kalau lgi musimnya murah sekali mba, saya pernah beli buah ini 3 buah harganya 10ribu saking murahnya hihi, enaknya makan buah ini dingin2 jadi seger, di jus juga enak, pas lgi hamil dulu muncul ide membuat parfait cake oreo+buahnaga+yogurt, rasanya enak sekali hehe :)

    BalasHapus
  7. Pinternya si Palung yaa .. langsung tau aja cara memotong buah naga, tanpa perlu dilepas satu persatu kelopaknya :) .

    Aku juga heran kenapa buah naga lagi turun harga di banyak kota, atau mungkin pengaruh musim penghujan..jadi daripada membusuk di pohon cepat-cepat dipanen dan dijual saja.

    BalasHapus
  8. Buah naga ini memang luar biasa enaknya, Kakak kece. Yang buahnya putih maupun pink/ungu, sama-sama menggugah selera dan menggoda iman hahah. Biasanya memang langsung dibelah buahnya (tak pernah saya cuci), dan memakan isinya kayak memakan semangka begitu, kadang dicongkel pakai sendok. Kalau untuk kebutuhan es buah, misalnya, dicongkel rapi untuk diiris/dipotong sesuai bentuk isian es buah/sop buah.

    BalasHapus
  9. Mbaaa, ceu itu panggilan apa sih? kepo saya selalu baca hal itu hehehe
    Semacam mba atau apa?
    kalau ga salah mba itu teteh ya?

    Btw, saya jadi tersipu malu ama Palung, karena terus terang, saya sering makan buah naga, eh gak sering-sering banget sih, tapi pernah lah, tapi baru aja kapan hari saya kupas sendiri.

    Waktu itu pak suami yang beli, trus saya kan bingung kupasnya, saya kupas biasa aja gitu, makanya kok sulit ya jadinya hahaha

    Ternyata sederhananya kalau diiris dulu barulah daging buahnya diambil ya.

    Ya ampuuunn, saya jadi malu, baru tau wkwkwkwk.

    BalasHapus
  10. Entah kenapa kayaknya kalo buah naga yang warna ungu rasanya lebih manis ya. Atau hanya perasaan dek Evva saja ? 😁

    BalasHapus
  11. buah naga yang manis, juga bisa lho mbak untuk mengatasi perut buncit pada wanita dan

    khasiatnya luar biasa banget. Salam kenal

    BalasHapus
  12. Saya suka buah naga mbak. Apalagi setelah dikupas, dipotong-potong masukan dulu sebentar ke kulkas biar dingin lalu di makan, ah nikmatnya dan segar bikin badan terasa bugar

    BalasHapus
  13. saya pertama kali makan buah naga pas di Thailand sambil melihat langsung kebunnya, 13 tahun yang lalu. saat buah naga belum kesohor di Indonesia. pertama ngrasain kok buah ini rasanya aneh, ada biji-biji mininya. hahahaha
    tapi lama-lama suka juga, terutama yang naga merah.

    BalasHapus
  14. aku baru tau buah naga itu enak juga blm lama mba :p. soalnya ngeliat mba ipar rutin banget makan buah ini.. trus iseng pgn coba, dan ternyata maniiis hahahahah. kayaknya aku memang sial dulu, sempet makan buah naga tp hambar. sjk itu ga doyan... tp kalo manis begini aku sukaaaaa.. jdnya tiap siang slaku minta ob utk beliin di toko buah dkt kantor. ga semurah yg kayak kamu sih, tp ttp masih termasuk murah memang. :)

    BalasHapus
  15. saya juga suka buah naga, cuma memang kalau di supermaket masih agak lebih mahal ketimbang yang jual di mobil pick up dan dirumahku juga ada pohon buah naga mba, sayangnya tiap dia mulai berbunga selalu saja hujan deras jadi kami belum pernah menikmati hasil dari pohon sendiri.

    BalasHapus
  16. entah kenapa saya kurang menikmati buah ini meskipun sudah dalam bentuk jus ataupun campuran sup buah. Sesekali sih saya menyantapnya

    BalasHapus

Terima kasih sudah singgah, silakan tinggalkan jejak komentar sebagai tanda persahabatan agar saya bisa lakukan kunjungan balik. Komentar sebaiknya relevan dengan isi tulisan. Nama komentator tidak langsung mengarah ke URL pos blog agar tidak menambah beban jumlah link pemilik blog ini. Jangan sertakan link hidup dan mati, apalagi iklan karena termasuk spam.Terima kasih banyak. Salam. @rohyatisofjan

Disabilitas Mengelola Komunitas

Arti disabilitas adalah keterbatasan aktivitas dan partisipasi akibat  ketidakmampuan mental atau fisik. Hal itu bisa menjadi stigma dalam m...