Selasa, 12 Februari 2019

Waspadalah Jika Aliran Listrik Padam



KEJAHATAN bisa mengintai dari arah tak terduga, bahkan di rumah sendiri yang kita kira merupakan tempat aman dan nyaman sebagai naungan. Jumat malam, 8 Februari 2019. Kala hujan deras disertai kilat namun gelegar guntur tak keras, lalu aliran listrik mati di kampung sendiri dan beberapa kampung lain yang terlihat dari jendela rumah, nun jauh di sana: Bojong (barat), Poronggol (sebelah utara dari Bojong), Sempil dan Babakan (di seberang utara arah rumah saya dengan dipisahkan sebatang sungai, hamparan lembah dan sawah yang luas banget). Jarak semuanya berjauhan, dipisah entah berapa kilometer masing-masing. Sudah pasti di Kecamatan Balubur Limbangan, Garut pun alami kegelapan total seperti biasanya berdasarkan info teman saya (kecuali bagi toko atau rumah yang punya generator listrik). 

Nah, ketika aliran listrik padam sejak asar, suami berniat beli pil KB ke rumah Teh Ade kader PKK dan pengurus posyandu di kampung kami. Pil KB habis, sih. Yang tak saya tahu, suami malah kelamaan main di luarnya. Ngeluyur dulu ke rumah tetangga sekampung yang berada di RW lain, serta rumahnya pernah dibantu bangun oleh suami yang ikut jadi asisten tukang. Ada suatu urusan selain barangkali tanya soal kerjaan soalnya suami lagi tak kerja Jumat itu, pun Sabtu esoknya (syukurnya Ahad kembali kerja bareng bosnya yang tukang, melanjutkan proyek pembangunan rumah di kampung). 

Saya semula melepas suami dengan tenang dan main ponsel, buka WA dan FB, lantas ketiduran bareng Palung di ranjang. Biasanya suami menggembok pintu dari luar, jadi tak masalah kalau saya ketiduran. Namun malam itu saya terjaga dan melihat jam dinding, nyaris pukul 8. Mengapa suami lama sekali? Saya lanjutkan buka akun Facebook untuk unduh buku digital dari Balai Bahasa Sumatra Utara, lumayan ada buku anak gratis untuk Palung dan saya. 

Lalu terjadilah sesuatu yang tak diduga. Suasana rumah yang senyap karena penguninya ada yang tidur dan tiduran, serta pintu digembok dari luar tanpa ditutupi kain (seperti kebiasaan tetangga saya yang jika meninggalkan rumah akan menutup gemboknya dengan kain agar tak mencolok), siapa nyana mengundang orang jahat yang keluyuran di malam gelap dan berhujan.

Saya merasakan getaran langkah kaki di lantai papan rumah panggung, barangkali di arah ruang tamu yang tirai kamar tak saya tutup. Getarannya keras sekali sampai dua kali dengan masa jeda. Saya pikir langkah kaki suami yang pulang. Anehnya tak saya lihat gerakan suami. Lantas saya bangkit dari ranjang dan keluar kamar. Pintu terpalang tulakan (penutup pintu). Saya buka pintu, tak ada siapa-siapa di luar. Lantas palang kecil itu saya pasang lagi melintang di atas pintu, saya memanggil suami dan ke dapur, tak ada. Pintu yang mengarah ke jamban terbuka sebagian. Saya buka pintu dan tak ada siapa-siapa.

Rasa panik menyergap, di kamar sebelah pun tak ada suami. Sedang pintu depan tak digembok, lalu suara tadi itu siapa? Saya telah memanggil suami namun tiada tanggapan. Tirai jendela saya sibak dan menyorotkan senter ke luar, tak ada siapa-siapa selain hujan deras dan kegelapan. Suasana seketika mencekam. Saya ketakutan berdua hanya dengan Palung di rumah gelap-gelapan.

Saya bangunkan Palung yang pulas sekali sampai susah bangun. Menyuruhnya menemani saya untuk memeriksa ulang setiap sudut dalam rumah. Saya pikir suami bersembunyi. Di dapur pintu samping tak terbuka selot penguncinya. Pun di kamar mandi tak ada siapa-siapa. Lantas saya kunci pintu menuju bagian jamban. 

Satu-satunya yang harus saya periksa adalah bagian atap. Di kamar sebelah ada lubang untuk menuju atap. Apakah suami sengaja iseng bersembunyi di sana untuk mengerjai saya? Namun bisa jadi ada kemungkinan berbahaya, bagaimana jika orang asing yang bersembunyi?

Sungguh saya harus beranikan diri agar yakin, hanya dengan bekal senter menaiki kursi untuk memeriksa bagian atap meski saya takut kalau-kalau diserang dari arah itu. Dengan hati-hati saya naik ke kayu penyangga dinding karena kursi tak cukup untuk memeriksa atap. Senter diarahkan ke setiap sudut. Syukurnya tak ada siapa-siapa.

Saya menyadari bahaya setelah memeriksa atap. Sungguh saya takut sekali. Mengambil golok dekat bufet di ruang itu, sekali lagi menyorotkan senter ke jendela. Pintu tak saya buka untuk periksa ke luar. Terlalu berbahaya! Sekali lagi hanya hujan deras dan kegelapan berikut kilau kilat terpampang.

Saya segera ambil tindakan. Menutup pintu yang menuju dapur dan mengalangnya dengan kursi. Pun pintu depan saya pasang semua selot serta tulakan, ditambah kursi kayu melintangi pintu. Segera saya kirim pesan WA ke Teh Ade untuk menanyakan suami. Tak ada tanggapan, pesan bahkan belum dibuka selama beberapa menit. Saya kirim SMS karena khawatir kuota paket dataTeh Ade habis. Tetap tak ada tanggapan. Saya kirim pesan WA ke Ipah. Sama, tak ada tanggapan. Saya sungguh tak tahu harus bagaimana. Siapa yang harus saya hubungi dalam keadaan seperti ini?

Saya ingat Mbak Reyne Raea pernah menulis status di Facebook mengenai situasinya. Saya segera menulis status yang bagi orang lain barangkali terasa konyol, namun saya terancam bahaya yang entah akan bagaimana. Takut ada orang jahat bisa masuk ke dalam rumah, atau malah suami yang jadi psikopat! 

Saya sungguh butuh bantuan!

Jadi, selama menit demi menit yang mencekam itu saya sibuk bikin status di Facebook dan segera ditanggapi Puzi keponakan yang tinggal di Karawang. Saya berbalas pesan di sana. Lalu dapat tanggapan komen dari teman lain. 

Saya terpaksa bikin status baru untuk menjelaskan situasinya. Semacam SOS karena sendirian dan merasa terancam. Langsung beroleh banyak tanggapan dari teman-teman. Sungguh, saya sedih sampai menangis segala, berulang kali berteriak memanggil suami. Tak tahu kapan suami pulang atau malah khawatir suami berulah. Kenyataannya selama nyaris setengah jam berada dalam situasi demikian (pesan WA ke Teh Ade pukul 19.55 WIB), pada akhirnya suami pulang pukul setengah sembilan, dan kala pintu saya bukakan ajaibnya listrik langsung menyala. Alhamdulillah.

Saya tanya apa suami lupa menggembok pintu, katanya barusan buka gembok. Lalu bagaimana dan siapa yang melakukan itu? Memasang lagi pengait pada pintu, lantas menggembok karena tak ingin meninggalkan jejak, dengan akibat menimbulkan rasa syak wasangka kepada suami. Hanya orang kriminal yang sudah ahli benarlah yang bisa demikian. Membuka gembok dengan kunci duplikat serbaguna atau kunci khusus dunia maling. Lantas mau repot mengunci lagi pintunya agar tiada berjejak serta tetap (merasa) aman lakukan kejahatan. Wallahua’lam.



Fakta

1.   Saya bukan orang penakut, malah sering ditinggal suami dan Palung yang berkunjung ke rumah saudara serta pernah pulang larut sampai pukul 10 malam. Bahkan juga pernah aliran listrik padam saat sedang ditinggal mereka, syukurnya tak alami kejadian aneh meski banyak orang bilang lokasi rumah kami angker karena dekat makam dan sungai.

2.   Lokasi rumah kami memang lumayan terpencil, jauh dari tetangga dekat. Kiri-kanan-depan-belakang dikelilingi kebun jagung yang sedang tumbuh besar setinggi lebih dari 1 meter. Di bagian atas rumah ada sebidang kebun yang luasnya puluhan tombak (1 tombak = 14 meter per segi), setelah itu ada rumah tetangga namun membelakangi kebun. Jadi sepi banget.

3.   Sejak pertengahan tahun 2014 kami menempati tanah milik desa karena keserakahan beberapa pihak yang melakukan jual beli secara tidak sah dengan alasan utang piutang yang bukan dilakukan oleh saya, sehingga saya kehilangan hak waris yang semestinya didapat karena beberapa aset lainnya telah dihabiskan insan panutan yang terlalu serakah. Jadi rumah panggung terpaksa dibongkar karena tanahnya dijual serta pembeli tak mau tahu apakah yang jual sehat akalnya serta akad lain harus sesuai agar tak menzalimi.

4.   Kunci bisa lepas dari gemboknya padahal dalam keadaan tidak terkunci. Itu jenis kunci yang hanya terbuka dari lubangnya jika sedang terkunci. Apakah bekas bongkar paksa memakai alat khusus? Kuncinya masih bagus dan terawat baik, namun ironisnya anak kunci ternyata bisa saya masukkan ke dalam gembok serupa yang rusak. Apakah itu jenis kunci massal? Sepertinya saya harus beli gembok baru yang beda jenis.

5.   Tadi pagi ada orang asing lewat depan rumah, balik lagi dan masuk pintu pagar yang terbuka, lantas ke arah samping. Pas saya keluar, dia nongol lagi dan bilang sesuatu sambil menunjuk ke atas. Saya heran, siapa dia dan apa maunya? Ada banyak orang lewat namun tak pernah masuk pekarangan. Orang tadi pendek kurus, rambut pendek dan agak ikal serta kusam, penampilan lusuh. Ada golok terselip di pinggangnya, tas selempang kecil melintang di dadanya. Saya coba berbaik sangka namun rasanya sulit karena kejadian Jumat malam itu meninggalkan bekas rasa khawatir. Lagipula, rasanya dia bukan orang kampung sini.

6.   Sore tadi saya baru menyadari pagar samping atas dekat pohon avokad (alpukat) rusak. Entah mengapa. Entah apakah ada yang telah mencuri buah itu karena saya tak memperhatikan ke luar. Sepanjang hari saya sibuk dengan cucian, masak, lantas mencoba menyalakan komputer yang tombok power-nya bermasalah serta memakan waktu lama. Jika ada yang maling buah avokad, faedah apa yang akan didapat? Jika ternyata bukan dan orang suruhan pemilik kebun, mestinya mendatangi saya untuk minta maaf telah merusak pagar. Namun biasanya suami selalu disuruh mengambil buahnya oleh saudara pemilik kebun, agar dikirimkan ke rumahnya untuk diserahkan ke pemilik kebun yang berumah di Bandung. Serba salah, hanya karena rumah kami di bawah pohon itu dan buahnya kerap merusak genteng bagian jamban, bukan berarti bisa selalu memantau pohon yang tengah berbuah lebat menggiurkan serta jenis enak rasanya.

Setelah membaca kejadian di atas, adakah yang tahu harus bagaimana jika berada dalam posisi saya? Hujan deras, aliran listrik padam, berumah di tempat yang lumayan jauh dari tetangga, serta ada yang melakukan kejahatan?

Saran saya:

1.   Tetap waspada, jangan coba-coba keluar rumah untuk memeriksa. Sebaiknya periksa dalam rumah saja.

2.   Siapkan senjata atau apa pun yang bisa dijadikan senjata. Saya siaga dengan golok di kamar namun khawatir bagaimana jika pelaku nekat berhasil menerobos masuk? Entah dengan cara memecahkan kaca jendela atau hal lainnya.

3.   Jangan panik, upayakan tetap tenang, Hubungi orang terdekat yang barangkali bisa membantu. Entah saudara, tetangga, atau teman. Jika ternyata tak ada atau tak ditanggapi, bikin status di akun media sosial, dalam hal ini Facebook efektif karena teman saya banyak di sana. Jadi, jika terjadi sesuatu yang buruk, saya bisa segera membuat status laporan berada dalam kondisi sangat berbahaya serta butuh bantuan. Bisa jadi akan ada yang segera menghubungi pihak berwajib atau orang kampung segera mendatangi rumah saya. Kalaupun saya sudah berada dalam kondisi benar-benar krisis atau lebih buruk lagi, ada yang tahu. Pahit memang dan semoga kejadian tersebut tak menimpa keluarga kecil saya.

4.   Jangan lupa berdoa karena Allahlah pelindung kita. Sepertinya calon maling gagal masuk ke dalam rumah setelah berhasil buka tembok karena dengan izin Allah, pengalang pintu langsung menutup akses masuk. Saya yang semula ketiduran malah terjaga begitu saja bukan karena suara melainkan izin Allah agar bisa selamat dari musibah.

5.   Sedih memang, hanya karena rumah kami terpencil ada yang punya niat jahat. Padahal kami tak punya barang berharga. Uang cuma tinggal 20 ribu rupiah karena upah suami habis untuk beli kabel pemasangan listrik baru (kabel hitam luar) pada tanggal 2 Februari, jarak rumah kami jauh dari tetangga maka harus bayar kabel tambahan, plus tip bagi petugas pemasang. Beras saja tinggal 3 kaleng susu kental manis sebagai alat penakar. Suami selalu terlihat lelah karena kerja keras harian, malah ada yang berupaya melakukan tindak perbuatan tak berkah demikian.

6.   Jika ditelaah dari kasus itu, tolong jangan mengaitkan dengan hal gaib. Orang sini selalu tanya pada saya apa takut berumah di sini. Insya Allah, Allah selalu menjaga keluarga kecil kami dari hal demikian. Pernah ada hal aheng kala malam awal menempati rumah yang belum diselamati dengan Yasinan, saya yang tengah mengaji Al Quran usai shalat Magrib sambil menyalakan komputer yang disambung ke modem Smartfren Mobi lama, dibuat merinding dan ketakutan. Ketika sedang mengaji ada sinyal, namun ketika berhenti dulu untuk membuka laman sinyal malah menghilang, trafik dormant alias mendatar. Itu berulang. Ngaji ada sinyal, berhenti dulu sinyal langsung hilang. Lantas saya kabur ke luar rumah untuk memanggil anak dan suami yang main di rumah Abah Ail. Saya ketakutan karena suasana terasa keueung (seram/angker). Bayangkan, saya terpaksa buka jendela depan karena pintu dikunci suami, lantas berteriak di bagian atas, dekat kebun orang untuk memanggil suami dan anak agar segera pulang. Selanjutnya, alhamdulillah, meski kadang merasa keueung namun tak beroleh gangguan. Semoga untuk seterusnya tak alami hal demikian yang menimpa keluarga kecil kami.

Dalam hidup tentu ada pasang-surut. Harapan saya, semoga kelak bisa beli tanah di lokasi yang lebih aman dan secara sah akad jual-belinya agar berkah karena halal jika tak menzalimi pihak lain. Tak bisa selamanya kami menempati tanah milik desa. Kasihan Palung jika tak punya tanah layak sebagai pijakan yang kokoh demi tempat tinggal masa depannya. Semoga Allah berkenan melancarkan ikhtiar saya dan suami untuk mengganti yang hilang dengan yang lebih baik lagi. Aamiin.

Baiklah, kisah ini mungkin menyedihkan namun saya tak suka bikin drama. Orang lain barangkali berpikir saya berlebihan serta suara itu hanya kilat, padahal sepupu yang berumah di sebelah atas bilang ada kilat namun tak keras suaranya. Dan getaran itu dari bagian bawah bukan atas. Saya memang tak bisa mendengar namun bukan berarti sembarangan. Firasat kadang tak terduga datangnya jika berada dalam sitausi berbahaya.

Coba apa mereka mau merasakan tinggal di rumah saya dan berdua dengan anak kecil, listrik padam dilengkapkan hujan deras sekali, lantas ada entah siap berupaya melakukan hal buruk. 

Jangan sekali-kali berprasangka buruk pada yang alami kejadian seperti saya. Sepertinya sulit dipercaya namun bagaimana jika nyata adanya? Ada banyak orang yang alami musibah ditimpa kejahatan beroleh cara yang mustahil. Seorang teman tengah pulas tidur di kamarnya, maling masuk dengan leluasa serta menggondol laptop berikut uang dari kamarnya, syukurnya perhiasan yang semula diambil maling malah terjatuh di lantai. Listrik telah dimatikan maling dengan cara menekan tombol off di MCB meteran luar. Syukurnya lagi maling tak menyentuh teman itu. Lebih anehnya lagi seakan seisi penghuni rumah telah di-sirep karena mereka tak menyadari kejadian buruk.

Sepupu yang berumah di atas kehilangan motor, anaknya dihipnotis maling yang punya ilmu gendam. Sampai sekarang malingnya belum ditangkap. Pelaku mencegat keponakan lelaki saya dan bilang dicari mamahnya. Keponakan jelas tak percaya, namun setelah tangannya ditepuk pelaku yang menyerahkan selembar uang ribuan, keponakan langsung hilang kesadaran dalam waktu sekejap. Sayang pelaku berhasil melarikan motornya. Mereka dua orang namun bisa saja ada rekan lain yang mengawasi.

Saya tidak tahu kejadian apa lagi yang telah menimpa warga kampung karena tak selalu kabar bisa saya ketahui. Semoga saja Allah berkenan melindungi keluarga kecil kami dari marabahaya dan musibah apa pun yang sungguh berat ditanggung.

Semoga pula teman-teman yang baca kisah ini di blog saya dijauhkan dari musibah kejahatan demikian. Terima kasih sudah berkenan baca sampai usai.
Terima kasih kepada teman-teman Facebook saya yang terdiri dari teman lama, teman dunia maya, tetangga sekampung, sampai saudara dan kerabat yang sudah peduli menanggapi status di sana. Perhatian kalian sangat besar artinya bagi saya yang ketakutan hanya berdua dengan anak kecil.

Salam.
Cipeujeuh, 12 Februari 2019
#WaspadaiKejahatan #MalingRumah #ListrikMati #MalamGelap #HujanDeras #TerorJahat #KunciGembok #SHSTFebruari2
~Foto hasil jepretan kamera ponsel ANDROMAX PRIME

 

60 komentar:

  1. weh jadi siapa yg buka gemboknya mbak..
    aku jadi penasaran.
    memang betul aku kalau setiap malam pas masih ngekos selalu sedia pentungan di tempat yg mudah dijangkau, karena kamarku dulu pernah dibobol dan laptop jadi korbannya
    sedih klo ingat kejadian itu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak tahu siapa. Saya tak berani keluar rumah untuk memastikan karena tak aman. Takut disergap orang jahat.
      yah, bagi yang pernah kedatangan tamu tak diundang rasanya akan menimbulkan trauma. Saya juga kala mati lampu kayak dini hari tadi entah mengapa langsung terjaga lalu mencari senter dalam kegelapan yang ditaruh di dekat ranjang. Saya takut ada yang berniat jahat lagi.
      Cuma bisa prihatin, Mas. Semoga nanti Mas Aldhi beroleh laptop baru yang lebih baik sebagai gantinya. Percayalah maling itu hidupnya tetap tak akan tenang dan merasa cukup. Apa yang didapat akan lekas hilang ditambah kehilangan hal lainnya sebagai bonus.

      Hapus
    2. wih hati2 mbak klo sendirian dirumah, waspada harus tetap terjaga. apalagi klo sudah trauma. kalo aku mendingan di kamar aja ngendon udah drpada masuk ke dalam kegelapan hehe..
      aminn mbak semoga dapat penggantinya ya, rejeki udah ada yg ngatur hehe

      Hapus
  2. Ya Allah Teh, Acha bacanya sampe deg degan. Udah nangis kali kalo aku mah. Nangis duluan. Ngeri banget Teh.

    Semoga aman selanjutnya di sana ya Teh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga nangis kala kirim pesan di FB, takut banget terjadi sesuatu yang buruk. Tiada tanda bahwa suami akan segera pulang. Sampai saya panggil nama suami berulang, padahal ternyata itu salah. Calon maling bisa tahu bahwa yang huni rumah sedang ditinggalkan suaminya. Dia bisa nekat dan berani mendobrak. Takut banget.

      Hapus
  3. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak diiinginkan. Amin....

    BalasHapus
  4. meliaht lokasi rumah yang agak jauh dari tetangga dan ditumbuhi jagung setinggi satu meter, serta perkarangan yang cukup luas, saya rasa mereka memanfaatkan kesempatan dengan kondisi rumah mbak... alhamdulillah tidak terjadi apapun, semoga tidak terulang lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang di kebun atas malah sudah 2 meter, jadinya rumah saya tak akan terlihat dari arah depan-atas. Sedang di depan rumah, kebun jagung saya sudah 1 meter lebih, kala kemarin nyorotkan senter ke pekarangan depan, tiada tampak siapa pun. Bisa saja pelaku sembunyi di belakang atau samping rumah dulu.
      Alhamdulillah, kami selamat. Semoga ke depannnya tak ada lagi yang mengusik atau coba mencuri apa pun.

      Hapus
  5. Kejahatan itu bersabar mencari kesempatan. Kadang lebih penyabar dari kebaikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Kejahatan adalah kejahatan, akan senantiasa mengintai dari arah tak terduga lainnya. Pada waktu yang tiada disangka pula.

      Hapus
  6. Ikut cemas aku baca kejadian yang kak Rohyati alami dan situasi sekitaran rumah yang cukup jauh letaknya dengan tetangga.
    Sedikit saranku ada baiknya tersedia emergency lamp portable buat jaga-jaga saat listrik padam juga sebaiknya disiapkan peralatan yang sekiranya bisa buat senjata membela diri kita, sembunyikan didekat yang mudah dijangkau.
    Juga saat listrik padam malam hari, segeralah suami pulang kerumah.

    Melalui komentar ini aku selalu ikut mendoakan kak Rohyati dan keluarga selalu dalam lindunganNya, dijauhkan dari hal-hal negatif dengan caraNya, amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sarannya, Mas Hino. Lain kali saya akan beli lampu darurat yang terang benderang ukuran besar, yang bohlamnya bisa diganti jika sudah lewat masa nyalanya. Lebih mahal namun awet. Semoga ada rezeki untuk beli lampunya, agar calon maling tak berani macam-macam. Semoga kami senantiasa dalam lindungan Allah.
      Suami harus dijewer, ha ha. Masa sampai segitunya ngelayap lama, 'kan masih ada hari lain.
      Dan terima kasih sudah mendoakan keluarga saya, Mas. Semoga Mas juga dalam lindungan Allah. Tiada gangguan kejahatan. Aamiin.

      Hapus
  7. Serem juga pas mati lampu ada suara yang bikin kita was was, kalau saya, boro2 ngecek, mungkin lgsg kunci pintu kamar sambil menghubungi siapa saja yg bisa saya hubungi mba, tak lupa baca2 doa semoga yg mengganggu ancaman segera pergi dari kita, alhamdulillah mba bisa melaluinya dgn berani

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya terpaksa ngecek demi keamanaan saya dan Palung yang 9 tahun meski berisiko dan harus dilakukan dengan hati-hati sekali. Syukur alhamdulillah tak ada siapa-siapa. Kantai rumah juga kering tak bekas dimasuki. Mungkin calon maling gagal masuk.
      Alhamdulillah, semuanya sudah usai selama hampir 30 menit itu. Soalnya usai pemeriksaan saya masuk kamar lalu pegang ponsel. Lalu periksa ulang dengan melihat keluar untuk memastikan. Bolak-balik gitu, Mbak.

      Hapus
  8. Wowww...ini pengalaman nyata toh... :) saya yakin tidak mudah berada di posisi embak ketika menghadapi masalah tersebut, gemetaran , takut dan aneka perasaan lainnya pasti campur aduk.

    Saran saya sich, :

    1. Kasih palang pada pintu dengan kayu balok yang kuat agar tidak mudah di dobrak

    2. Pak Suami seharusnya di bekali hape dan siap pulsa

    3. Harus ada antisipasi untuk kedepannya

    4. Jangan harta berharga disimpan dalam lemari atau bawah kasur, krn pencuri mungkin sudah tahu dimana letak harta berharga kita.

    5. Piara Angsa, krn Angsa akan bersuara jika ada yang mencurigakan

    6. Buat kentongan di dalam rumah, jika ada yang nekat, pukul kentongan keras2 , biasanya suara kentongan akan membuat psikologis pencuri merasa ketakutan.

    7. Jangan panggil nama suami, krn pencuri akan mudah mengira kalau suaminya pasti tidak ada dirumah, tinggal katakan dengan keras ' hallo Pak, ada pencuri dirumah saya, segera datang membawa banyak warga kesini '. mendengar kata seperti itu, maka akan membuat pencuri merasa terancam.

    8. Bacakan Bismillah atau daa lainnya ketka akan menutup pintu, sebab dari yang saya tahu, pintu yang dibacakan dengan menyebut nama ALLAH SWT, maka pintu itu tidak bisa dimasuki oleh Setan, saya sering seperti setiap malam ketika akan menutup pintu rumah.

    9. Jangan lupa rebus telur tanda bersyukur kepada Allah SWT , karena sudah diselamatkan.

    Tapi..... setelah direbus telurnya kasihkan dengan saya yach......hihihihihi. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luar biasaaa ......, saran ide kang Nata.

      Hapus
    2. Mengapa sampai tak terpikirkan sama sekali, ya, Kang Nata. Semua saran di atas yang panjang lebar membuat saya terharu sekaligus lucu untuk bagian akhir. Suami harus baca ini agar sadar sesadar-sadarnya bahwa istri benar-benar berada dalam posisi berbahaya sedang dia enak ngelayap lama. Piara angsa, saya takut soalnya pernah dikejar angsa, bahkan angsa punya tetangga yang suka ngeluyur di blok lain juga bikin saya takut. Kolong rumah tak cukup panjang untuk ukuran angsa. Padahal sederhana juga, ya. Lain kali harus bikin kandang terpisah untuk tempat piara angsa. Semoga bisa.
      Suami harus bikin kentongan mulai sekarang, ha ha.
      Saya khilaf panggil suami karena panik dan ketakutan, berharap suami segera pulang, atau suami merasakan firasat bahaya pada keluarganya.
      Terima kasih banyak, Kang. Duh, saya belum rebus telur syukuran, ha ha.

      Hapus
    3. Kang Nata tentang telur seperti biasa melucu agar bisa mencairkan ketegangan atau tak terlalu serius, Ha ha. Saya juga melongo dulu sebelum ketawa ngakak. Wow, setelah memberikan nasihat bijak lantas diakhiri dengan kalimat pamungkas tak terduga. Orangnya tak bisa ditebak. Ha ha.

      Hapus
    4. wakakakaka, si kang Nata ini merusak suasana ajah, orang saya deg-degan bacanya sejak awal, lah kok di bawah ini nemu komen kayak gini, wkwkwkwkwk

      Hapus
    5. ehemzzz,,,, telinga saya berdenging,ternyata ada yang ngrumpiin saya saya, hahahahah.......

      Kentongannya jangan lupa dibuat Mbak, buat jaga2. :) buat yang gede, biar suaranya nyaring sampai ke tempat saya, heheheh.....bercanda. :)

      Jangan takut hadapi angsa Mbak, jangan lari ketika dikejar tapi cobalah terjang kalau ia menyeruduk.

      Tapi kalau tetap saja angsanya mengejar, siap2 pakai jurus langkah seribu atau jurus tarzan naik pohon. :)

      atau siap2 bikin opor saja si Angsanya. :)

      Hapus
    6. Hahahahaha Kang Nata banyak kasih tips nih :D :D ;) Piara angsa aja bagus mbak Rohyati, bersuara ramai loh bagus bisa melintir perut penjahat. Jangankan penjahat, perut nyonya rumah aja bisa biru2 kalo disosor. Bener ga mas, Hino? wkwkwkwk Yang demen maen di air terjun tuh hihihi.

      Hapus
  9. jadi serem sendiri baca ceritanya :D, di tempat saya juga termasuk masih pedesa'an mbak, sering kejadian rumah kemalingan ataupun begal motor di jalan, dan yang namanya maling gak di desa atau di kota sama aja, jadi kalo bisa memang harus jaga diri :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, maling dan begal memang insan paling berbahaya karena sesat pola pikir dalam hal mencari rezeki. Nanti apa yang didapat malah lelaks hilang dan akan celaka pula mereka.
      Iya, harus bisa jaga diri karena bahaya bisa mengintai kapan saja. Terima kasih.

      Hapus
  10. Ya Allah, Mbak. Bacanya deg-degan banget. Karena zaman sekarang orang bisa melakukan apa saja nggak mikir mau nyawa sekalipun. Di rumah saya jarang keluar, jendela dan pintu kalau pagi dibuka, tapi pagar selalu digembok karena walau kompleks dan dekat tetangga, kita nggak pernah tahu jika ada yang mau jahat sedangkan tetangga juga sibuk ngurusin kerjaannya. Anak-anak juga nggak boleh main ke luar rumah tanpa saya atau suami. Bener-bener takut lihat kejadian sekarang yang nggak mikir siang malam kalau mau jahat...hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Zaman sekarang banyak orang gelap mata jadi jahat. Bakhan nywa pun dianggap enteng pelaku kejahatan pahahal balasannya di dunia dan akhirat naudzubbillah min dzalik akan beroleh balasan setimpal. Mau bagaimana lagi jika pelaku kejahatan sudah busuk jiwanya jadi tak punya hati nurani yang penting tujuannya tercapai tak peduli dieinya jadi monster.
      Di kampung juga kebanyakan rumah bagus selalu dipagar kokoh karena orang jahat selalu keluyuran.
      Cara pengamanan Mbak bagus karena itu bisa mengantisipasi kejahatan agar tak singgah. Di kompleks lebih individualis penghuninya.
      Semoga Mbak Muyas sekeluarga senantiasa dilindungi Allah. Aamiin.

      Hapus
  11. yaalloh mba, aku deg2an masa baca cerita nya. aku kalo jadi mbak rohyati udah gak berani ngecek2 rumah. takut banget. paling aku dikamar aja, selimutan nutupin badan.

    belum lama dirumah ku listriknya juga padam, tapi sebentar banget, cuma 1 menitan lah. dan setelah listrik nyala lagi ternyata motor tetangga hilang. aku jadi curiga yang matiin listriknya itu si maling tersebut.

    oya, ngomong2 palung usianya berapa mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. @ Thya =

      Bercermin dari kejadian motor hilang milik tetangga yang memakan waktu hanya sekitar 1 menitan itu, memang ada baiknya kendaraan ditambahi kunci pengaman ganda, meskipun kendaraan sedang tersimpan dirumah kita sendiri.
      Untuk jaga-jaga hindari kejahatan.

      Hapus
    2. Astagfirullah pengalaman yang venar" buat deg-degan mbak. Bayangin aja di posisi mbak pasti aku udah panik dluan. Apalgi aku ini orgnya asli penakut mbak.😢😢😢

      Hapus
    3. Mbak Thya, jangankan kunci motor bisa dibobol maling, kunci gembok rumah biasa pun tak luput dari tangan panjang maling dengan alat kunci letter T. Maling lihai banget menciptakan atau memanfaatkan situasi. Kalau sudah demikian maka harus waspada dan lakukan pengamanan dobel.
      Semoga malingnya kena celaka, hukum karma dari perbuatan jahat.
      Saya harus beranikan diri karena tak mau berada dalm situasi yang lebih berfbahaya jika diam saja, mana kamar saya tak berpintu, hanya ada kunci. Semoga ke depannya bisa bikin pintu baru, ya. Aamiin.
      Palung 9 tahun, meski bisa mendengar namun doi bobo pulas dan tak menyadari apa-apa, saya harus bangunkan dia agar kami bisa siap.
      Kayaknya maling hapal benar situasi lingkungan rumah Mbak Thya dan tetangga jadi berani beraksi. Sebaiknya simpan motor di halaman rumah yang pagarnya terkunci agar bisa menjaga dari kemungkinan buruk.
      Semoga kejadian tersebut tak terulang lagi pada Mbak.

      Hapus
    4. Mas Hino, ada benarnya juga, di kecamatan banyak kejadian motor raib dimaling karena tak pakai kunci ganda. Yah, selalu saja ada yang canggih pemikirannya sayang digunakan untuk kejahatan.
      Semoga motor Mas Hino atau kendaraan lainnya pun tak dijahati maling, ya. aamiin. Terima kasih.

      Hapus
    5. Saya juga sangat takut, Mbak Satri. Ternyata begini, ya, rasanya berada dalam posisi terancam karena intaian kejahatan. Sedihnya pelaku tetap leluasa karena tak ditangkap. Semoga pada akhirnya ia bisa ditangkap dan bertobat. Aamiin.

      Hapus
  12. Setelah membaca tulisan ini,saya bisa banyak belajar lagi tentang kesenderian dan teknik bertahan dari kejahatan ala anak kos--kosan,antara lain
    1.jangan buka rumah waktu malam,terutama udah jam 12.00 malam
    2.sediakan panci dan garpu untuk menggoreng pencuri
    3.rumah boleh jauh tapi hati harus dekat dengan tuhan
    Oh,iya kemarin juga di daerah saya,pangkal pinang,sedang gencar-gencarnya kasus pencurian,dari 26 kasus yang terjadi ada 24 kasus yang terungkap,dua masih dalam tahap penyelidikan,mengerikan memang,tapi dari sinilah sepertinya kita harus belajar,bahwa hidup harus tetap waspada,terutama untuk anak kos-kosan seperti saya wkwkckk dan semoga kita semua dihindari dari aksi kejahatan lainnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali. Pintu harus terkunci kala kita bersiap tidur karena kalau lalai bisa dirampok.
      Menggoreng pencuri boleh juga, cuma boros minyak dan butuh kuali sebesar tong gede, ha ha.
      hati harus tetap dengan Allah agar Dia senantiasa mengawasi dan melindungi kita. Duh, tak terbayangkan jadinya jika Allah tak melindungi.
      Keponakan saya yang ngekos bareng anak dan suaminya kerap kemalingan, dan pelakunya tetangga kos yang jahat. Sedih banget. Sampai mereka pindah tempat kos karena sang suami yang kerja jadi karyawan kontrak jelas belum sanggup beli rumah.
      Semoga Kuanyu juga berada dalam lindungan Allah. Kalau ada pencuri masuk, jangan segan hajar sampai benjol.
      Aamiin, semoga kita dilindungi selalu.

      Hapus
  13. Semoga nggak terulang lagi kejadian seperti ini mbak. Aku merinding bacanya, kalo di posisi kayak gitu. Bahkan buat narik napas aja sampe takut, takut kedengeran sama yang mau maling

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Sebenarnya kita jangan takut pada maling jika ada keluarga banyak yang menemani Lakukan penamengan dan pengamanan agar rumah tak dibobol serta maling menyingkir atau segera ditangkap warga sekitar. Yang jadi masalah adalah jika hanya berdua dengan anak kecil, ada yang harus dilindungi. Makanya takut dobel. Takut mereka gerombolan bersenjata dan berbahaya.

      Hapus
  14. Astagfirullah. Saya baca tulisan ini ikut merasakan dag dig dug duer Mbak. Kalau saya berada di posisi Mbak Rohyati entah apa yang akan saya lakukan. Barangkali secara spontan saya berteriak atau bisa jadi diam ketakutan.

    Tapi sepertinya sih kalau ada kejadian seperti itu jiwa sok pemberani saya bakal muncul. Eh bukan, saya memang pemberani kok (kalo lagi kepepet). Saya bakal nyari alu dari kayu (saya senang menyebutnya sebagai pentungan) yang biasa digunakan untuk menumbuk kacang sebelum diolah menjadi sambal kacang ataupun dipergunakan untuk menumbuk bahan lainnya. Hehehe.

    Semoga kejadian seperti itu tidak terulang kembali. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua dari kejadian atau peristiwa yang tidak kita harapkan. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Susah banget jika berteriak karena hujan deras dan jarak rumah jauh dari tetangga.
      Lebih baik bersikap berani agar bisa melindungi diri sendiri. Alu memang senjata bagus jika tak ada lainnya. Saya malah berharap punya pedang kayu kayak Musashi, samurai Jepang itu. Benda demikian yang panjang bisa melindungi dari segi jarak jika harus duel, ha ha. Namun yang jelas tidak jika harus berhadapan dengan senjata api. Rasanya saya pengen jadi The Jumper yang bisa berpindah tempat secepat kilat, agar langsung bisa bawa pencuri ke tempat yang bikin mereka kapok dan meratapi nasibnya, ha ha.
      Masih jengkel, nih. Karena ternyata di kampung sebelah ada teman saya kemalingan ayam. Duh.
      Aamiin, terima kasih doanya. Semoga saja kami senantiasa berada dalam lindungan Allah. Tak bisa saya bayangkan jika terjadi hal yang tak diinginkan kala itu.

      Hapus
  15. Pas baca di FB saya ketar-ketir srndiri Bun. Makasih sudah menshare lengkap dg kronologi, fakta, dan tipsnya.
    Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya yang mengalaminya ketakutan karena cuma berdua dengan Palung. Bingung harus bagaimana karena lokasi rumah rawan kejahatan. Syukurlah Allah masih melindungi kami.
      Aamiin, terima kasih doanya. Untuk Teh Shirei juga semoga senantiasa berada dalam lindungan Allah.

      Hapus
  16. 😭😭😭 serem banget mbak. mana lampunya padam (atau sengaja dipadamin). Semoga kedepannya gak ada lagi kejadian seperti ini. Dan semoga kita selalu dalam Lindungan Ilahi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada mulanya padam. Entahlah jika sengaja dipadamkan karena kala suami pulang baru menyala. Suami nongol di balik pintu, lampu langsung menyala. MCB dan meteran listrik ada di luar, sayang belum pakai kotak pengaman ang terkunci. Jadi pengen beli itu agar aman dari ulah tangan jahil yang berniat jahat.
      Aamiin, terima kasih doanya, Mbak Evva. :)

      Hapus
  17. Mbaaa, ya Allah, Alhamdulillah gak ada hal yang buruk ya mba, saya baca status facebook aja udah deg-degan, ternyata kejadiannya ditulis di sini lebih detail dan sumpah bikin saya merinding.

    Masalah hal gaib memang menakutkan mba, tapi lebih menakutkan kalau ada orang yang niat jahat.
    Saya juga kadang kepikiran takut hantu gitu, terlebih tempat kami sepi banget, depan sawah, tetangga cuman di kiri saja, yang lain rumah kosong, saking penghuninya kebanyakan rumah jadi gak tinggal di situ.

    Kalau takut, biasanya saya ngaji mba, Alhamdulillah membantu banget ngatasin rasa takut hal2 gaib.

    Tapi kalau kejadian kayak gini emang harus diantisipasi.
    Salah satunya sedia senjata dekat kita.
    Namun sebaiknya sih jangan senjata tajam mba, takut direbut orang jahatnya kita yang KO :D

    Tapi saya salut banget sama mba.
    Kalau kayak gitu, kayaknya saya bakalan mendekam aja di kamar, pura2 sedang ngobrol gitu menandakan bahwa saya gak sendiri di rumah.
    Gak bakal deh saya berani keluar main periksa2 segala.

    Tapi Alhamdulillah, bersyukur banget saya, ternyata gak ada siapa2.

    Btw gemboknya bisa jadi rusak karena kena hujan mba, apalagi kalau gembok yang warna putih, kami mah udah puluhan kali ganti gembok pagar yang warna putih karena rusak, entah mudah dibuka meski kekunci, atau gak bisa dibuka sama sekali hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekadar penjelas tambahan, pintu depan terlindungi atap yang menanungi sebagian halaman dan bale-bale serta golodog kayu.
      Bale-bale dari bambu akan berderak jika ada yang menaikinya untuk menuju pintu. Barangkali suara itulah berasal dari bale-bale yang diinjak dengan keras dan ceroboh oleh maling karena pikir di rumah tak ada siapa pun.
      Gembok harus terpasang pada pengait pintu sebelum bisa mengunci. Yang itu kaitannya terbuka seakan sadah ada yang membukanya, mustahil terbuka sendiri, harus ada tangan manusia untuk bisa demikian. Buka gembok dengan kunci semacam letter T atau kunci palsu lainnya, atau malah alat lain lagi yang lebih canggih. Lalu Setelah berhasil terbuka. Kunci harus dilepas dari kaitannya. Kaitan kemudian dibuka agar bisa buka pintu. Alhamdulillah, dengan izin allah justru palang di atas pintu entah bagaimana malah mengalangi terbukanya pintu. Saya sangat bersyukur sekali.
      Yang bikin miris adalah pelaku ahli sekali. Memasang gembok yang tak tampak rusak karena bisa dikuncikan lagi, sehingga suami tak menyadari ada kejadian menegangkan menimpa istrinya. Lebih parahnya saya sampai mencurigai suami bikin drama untuk meneror istri. Kenyataannya, gembok yang tak nkena basahan itu bisa rusak padahal masih bagus serta jauh dari terpaan cuaca. Mustahil pula jika gembok terbuka maka kaitan akan ikut terbuka karena butuh daya ungkit dan dorong, kecuali ada yang sengaja buka gembok lalu buka kaitannya.
      Saya harus periksa dalam rumah untuk memastikan keamanan. Kala itu tak berbekal senjata. Syukurnya tak ada siapa pun. Barangkali karena maling belum masuk. Goloh hanya satu-satunya alat yang terpikirkan oleh saya sebab ada di bawah bufet di kamar sebelah.
      Jadi pengen punya pedang kayu ala samurai Jepang. Atau shuriken, he he, yang cakra tajam kecil itu untuk dilempar dari jarak jauh. Mendadak saya pengen jadi ninja atau samurai, ha ha.
      Semoga Mbak Rey juga senantiasa berada dalam lindungan Allah. Sedih memang berada di tempat sepi gitu. Yang kuat, tegar dan berani, ya. Demi anak-anak. Terima kasih banyak. Salam.

      Hapus
    2. Merinding juga bacanya mba.
      Adaaa saja orang jahat yang kurang kerjaan masuk paksa di rumah orang ya.
      Yang penting saya lega mba ama Palung baik-baik saja.
      Beneran ya, berasa pengen jadi pendekar saja biar kalau ada orang jahat, bisa bela diri juga hehehe

      Aamiin ya Allah, semoga kita semua selalu dilindungi :)

      Hapus
  18. wah saya ikut tegang membaca tulisan ini mbak. UNtung akhirnya tidak terjadi apa apa ya. orang asing yang bawa golok itu bilang apa mba?

    BalasHapus
  19. Masyaallah... Baca ceritanya jari ikut degdegan. Terbayang sekali suasata mencekam malam itu. Semoga Allah senantiasa melindungi Ibu sekeluarga ya.
    Terima kasih juga tips nya, membaca tulisan Ibu jadi paham, bahwa apapun keadaannya kita harus selalu waspada dan siap siaga.

    BalasHapus
  20. Yaampunn mbaaak, saya baca ceritanyaa deg-degan jd takutt sendiri. Semogaa mbak dan keluargaa senantiasa dilindungi Allah dr orang-orang yg punyaa niat jahaat yaa mbak, pun senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah. aamiin

    BalasHapus
  21. Deskripsinya bener-bener bikin saya masuk dan turut merasakan yang mbak rasakan. Do'a orang terdzalimi tidak ada hijab dengan Allah mbak, silahkan berdo'a sebanyak-banyaknya..

    Semoga Allah mudahkan mbak memiliki tanah dan rumah di lokasi yang terbaik.. Aamiin..

    Pelajaran buat suami manapun untuk tidak meninggalkan istrinya di rumah terlalu lama, apalagi untuk urusan yang tidak terlalu penting (misal ngobrol sama tetangga) apalagi lokasi rumah yang rawan seperti itu..

    Catatan juga bagi saya mbak, terima kasih sharingnya..

    BalasHapus
  22. Kok ngeri yah rasanya baca postingan kali ini?

    Btw mbak, salam kenal

    BalasHapus
  23. aamiin... semoga kita semua dijauhkan dari musibah. baik yg menimpa rumah kita, ataupun keluarga dan kerabat kita

    BalasHapus
  24. Semoga kita dijauhkan dari hal2 yg tak dinginkan. Saya paling takut mba kl ada kejadian mengerikan, traumanya itu mba yang sulit hilangnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semoga. Ya, kita tak bisa hadapi peristiwa kejahatan tanpa menyisakan trauma. Karena itu kita harus tetap wapada.

      Hapus
  25. Mbaknya sangat pemberani ya...dalam kondisi yang demikian, tapi walau bagaimanapun kita memang harus berusaha untuk memberanikan diri agar siapapun itu akan merasa bahwa ternyata orang rumah trlah mempersiapkan hal2 tang tidak diinginkan dan memang harus waspada dalam kondisi apapun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, saya sendiri dengan bismillah coba beranikan diri. Alhamdulillah, tiada kejadian buruk, hanya gemboknya memang rusak di bagian lubang.
      Terima kasih, waspada membuat kita aman.

      Hapus
  26. Saya salut dengan mbak Rohyati yang punya keberanian mengeksplor rumah untuk mencari sumber kejanggalannya. Kejadian yang tidak terduga memang bisa terjadi kapan saja. Semoga kita semua dilindungi dari Allah dari segala hal buruk yang dapat mengganggu kita. Aamiin ya Allah o:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, padahal saya juga ketakutan dan kebingungan namun tiada pilihan. Alhamdulillah, tiada kejadian buuk di dalam rumah.
      Aamiin, semoga.

      Hapus
  27. duuuh jd serem bacanya. takut pas aku sendirian di rjmah. sbnrnya rumahku ga di area sepi sih mba. tp dulu suami pernah cerita, itu rumah prnh kemalingan sblm aku nikah ama dia. malingnya anak tetangga, pecandu narkoba. sembunyi di kamar mandi. kita tahunya pas diperiksa polisi, tuh anak ketangkap basah, di rumah nya ada brg2 dari rumah suami yg diambil

    ga kebayang kalo dia sampe kepergok, trus panik dan mencelakai org rumah. secara biar gmn kita kan ngenalin muka dia. skr anaknya udh meninggal, OD. tp kalo papasan ama ortunya, kasian sih.. :(

    moga2 rumahmu ga kemasukan maling lg ya mba. selalu hati2. tp gembok skr memang ga aman. aku prnh baca, gembok yg seperti di gbr pertama artikel ini paling mudah dibobol. lah trus kita pilih gembok yg gmn lg yaaa :(

    BalasHapus
  28. bacanya kok ikut deg-degan. hihihi
    pokoknya kalo listrik mati segera kunci pintu-pintu rumah.

    BalasHapus
  29. Deg-degan bacanya. Lalu siapa yang membuka gemboknya ya, Kak? Kalau maling, artinya keamanan rumah harus ditingkatkan misalnya dengan menerapkan lebih dari satu gembok dan gembok yang dipakai berukuran besar. Mungkin benar maling yang pakai ilmu begitu tapi karena di rumah itu sering Kakak mengaji atau mendengar mp3 mengaji ilmunya pudar dianya bingung lantas cabut padahal gembok sudah kebuka. Yang jelas memang jangan keluar rumah dan jangan biarkan dia tahu di rumah cuma ada Kakak dan Palung. Misalnya membiki percakapan palsu dengan Palung tentang ayah yang sedang baring atau apalah ...

    Jangan lupa untuk selalu sediakan pulsa reguler dan HP tercas untuk mengatasi kondisi seperti ini ... setidaknya bisa mengirim sms ke orang terdekat/tetangga ... dan HPnya langsung disilent agar si penjahat tidak tahu aktivitas kita.

    BalasHapus

Terima kasih sudah singgah, silakan tinggalkan jejak komentar sebagai tanda persahabatan agar saya bisa lakukan kunjungan balik. Komentar sebaiknya relevan dengan isi tulisan. Nama komentator tidak langsung mengarah ke URL pos blog agar tidak menambah beban jumlah link pemilik blog ini. Jangan sertakan link hidup dan mati, apalagi iklan karena termasuk spam.Terima kasih banyak. Salam. @rohyatisofjan

Disabilitas Mengelola Komunitas

Arti disabilitas adalah keterbatasan aktivitas dan partisipasi akibat  ketidakmampuan mental atau fisik. Hal itu bisa menjadi stigma dalam m...