KETIKA
kecil,
jalan desa yang kukenal selalu tiada perubahan signifikan. Seingatku kenangan
akan jalan desa yang pertama kali kutapaki adalah jalan sederhana belum
beraspal. Kala itu aku sering diajak orang tua ke kampung halaman ibu di
Balubur Limbangan, Garut. Mungkin jalannya pernah beraspal tetapi rusak
sehingga memberi kesan demikian. Apalagi aku lahir dan tumbuh besar di Bandung
yang merupakan perkotaan.
Dalam
kenanganku, sungguh melelahkan harus jalan kaki menyusuri daerah
berbukit-bukit, naik turun gunung dengan kontur jalan meliuk bak naga barongsai.
Jalan yang harus ditapaki oleh kaki kecilku adalah jalan berdebu dan
berbatu-batu, jika hujan akan menyisakan genangan dan lumpur yang menghambat
langkahmu ketika menempel begitu lekat di alas kaki sampai ban roda kendaraan.
Menyulitkan mobilitas ke berbagai tujuan.
Itulah
wajah keseharian kampung halaman.
Ketika
remaja, aku bersekolah di kota kecamatan. Aku yang anak kota telah melebur
menjadi warga desa. Mengikuti jejak teman-termanku yang juga bersekolah di kota
kecamatan untuk jalan kaki menempuh jarak entah sekira 3 atau 5 kilometer, jika jalan
cepat bisa hanya 45 menit saja bagiku. Jika lambat, bisa 1 jam. Tentu saja
karena aku masih beradaptasi untuk menjadi anak kampung yang tinggal di daerah
pegunungan maka langkahku tidak bisa secepat teman lain yang sepertinya punya
bakat alam, sekaligus semangat dalam menempuh perjalanan jauh demi menikmati
masa remaja di bangku sekolah untuk belajar dan bermain-main.
Berbahagialah bagi remaja generasi X karena masa kecilnya di kampung mengenal tiitik terendah keterbatasan, bahkan pernah belum mengenal listrik sehingga penerangan selalu bersumber dari lampu teplok atau petromak. Jika malam sepulang mengaji cahaya obor adalah penerangan sejati untuk menembus kegelapan malam dan memudahkan langkah mengenal jalan pulang.
Jalan Kenangan Masa Renaja
Jalan
itu adalah jalan panjang yang masih seperti dulu, melingkar mengikuti kontur
geografis alam. Sebuah jalan purba rintisan dari masa ke masa ketika nenek
moyang membuka hutan rimba, menempati berbagai daerah perkampungan berdasarkan
kebijaksanaan membaca dan memahami pertanda alam.
Sebentang
jalan bersejarah dari masa sebelum ada penjajah dan Balubur Limbangan adalah
pusat pemerintahan kerajaan Sunda dengan Sunan Rumenggong sebagai penguasa.
Lalu VOC datang dan memorak-porandakan tatanan kestabilan yang sudah ada, menghinakan
pribumi dengan penjajahan berbekal senjata canggih untuk berperang. Sehingga
ratusan tahun sejarah Limbangan seakan kehilangan mata rantai, akar yang
menautkan dengan peradaban dan kejayaan masa silam. Ketika Sunan Rumenggong
dengan kekuasaannya yang luas mencakup banyak wilayah dalam satu kesatuan
pemerintahan.
Bahwa
sebentang jalan, meski hanya di desa, selalu memiliki sejarahnya. Sejarah yang
barangkali riuh dengan langkah manusia sampai derap kuda, pada masa damai yang
tenteram, kala bangsa penjajah belum mencengkeram pribumi dengan keserakahannya
untuk menguasai.
Sebentang
jalan itu barangkali menyimpan banyak kisah, ada pertumpahan darah. Sisi suram
dan kelam yang tidak boleh kita lupakan karena harus mengenal akar untuk
menautkan.
Kala
aku menapaki jalan berbebu dan berbatu-batu itu, harus merelakan sol sepatu
yang cepat rusak digeret-geret sepanjang jalan kenangan dengan permukaan
aspal telah terbongkar dan memampangkan bebatuan dan ceruk-ceruk yang siap mencelakakan.
Itu
rutunitas pagiku jika ingin menghemat uang jajan agar tak perlu bayar mobil
omprengan yang pada tahun 1994 itu bagi anak sekolah hanya dikenai 150 rupiah, atau
patungan 250 rupiah dengan teman naik ojek yang ongkosnya 500 rupiah. Uang
bekalku setiap harinya 1.500 rupiah
karena aku harus naik sado dari perempatan Jalan Cianten menuju Pasar Balubur
Limbangan dengan ongkos 100 rupiah.
Yah,
jalan kaki kulakukan jika aku tidak bangun kesiangan dan sedang merasa
bersemangat menghirup udara pagi yang masih segar karena pemilik kendaraan
bermotor termasuk jarang.
Metamorfosis Jalan
Pada akhirnya zaman mengubah
segalanya. Sebentang jalan yang semula selalu mengecewakan banyak penduduik desa,
meski selalu ada perbaikan tetap tidak bertahan lama karena caranya tambal
sulam.
Diperbaiki
kala musim kemarau dengan menghabiskan anggaran entah berapa, lalu musim hujan
jalan tambal sulam itu sedikit demi sedikit akan kembali terbongkar dikikis hujan
dan perubahan cuaca berikut kegiatan pengangkutan berat yang ramai
melintasinya.
Aku
tidak berani naik ojek malam-malam karena kondisi jalan yang membuat badan
pegal harus “dangdutan”. Betapa tidak menyenangkannya jika harus berkendara
malam-malam dengan naik ojek yang akan berguncang-guncang karena melalui jalan
rusak parah menyedihkan, berisiko membuat jatuh pengendara motor dan
penumpangnya jika tidak paham medan jalan rusak itu. Seakan medan perang penuh
jebakan berbahaya senantiasa mengintai.
Pada
masa sekolah, jika pulang naik mobil omprengan dengan muatan berat, terutama
pada pukul 10 pagi, betapa tidak mudahnya pick-up
yang diubah jadi mobil untuk mengangkut aneka penumpang manusia, hewan ternak,
dan barang melintasi berkilo-kilometer perjalanan dengan kontur jalan tidak
ramah bagi ban kendaraan.
Kerap
tersendat-sendat jika harus menaiki bukit yang lumayan curam. Selain jalan
menanjak yang menyulitkan di depan areal makam Sunan Cipancar, ada lagi jalan
berbukit dengan kemiringan yang sungguh menyulitkan pengendara mobil untuk
mengegas. Aku menamainya bukit ngos-ngosan. Mobil omprengan tua milik mamang
yang orang Kampung Cinyuang (Cihanjuang) terkadang mogok tepat di tengah jalan menanjak,
betapa merepotkannya. Kontur jalan itu jelas tidak licin bagi ban untuk
meluncur mulus tanpa hambatan.
Ada
semacam titik yang sulit didaki. Kemiringannya saja nyaris 45 derajat, termasuk
lumayan curam dan tinggi karena berada di atas bukit. Bukit ngos-ngosan kerap
membuat frustrasi banyak pengguna jalan.
Sekarang?
Alhamdulillah, di
bawah kepemimpinan Pak Marpu Nandar Setiabudi sebagai lurah Desa Ciwangi, jalan
itu akhirnya beroleh perbaikan ideal berupa dibeton. Itu sejak tahun 2018. Semuanya
tidak lepas dari jasa Kemenhub di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang
selama 5 tahun terakhir berupaya memajukan bangsa dan negara demi kesejahteraan
rakyatnya.
Perbaikan
jalan itu diupayakan agar tidak asal-asalan, tidak seperti dulu yang berkesan
tambal sulam serta memubazirkan anggaran pemerintah daerah. Jalan yang dibangun
telah bermetamorfosis mengubah kehidupan warga desa sederhana yang sehari-hari
berkutat dengan perniagaan dan hasil bumi untuk mengembangkan diri pada sektor
pariwisata.
Sebab Sebentang Jalan adalah Pendukung Utama Sektor Ekonomi dan Parawisata
Ngabotram bareng Keluarga Ipah Hapipah di Pesona Jati Ciwangi |
Jangan
remehkan keberadaan jalan karena menyangkut hajat hidup banyak orang. Puluhan
tahun aku telah menyaksikan wajah desa yang senantiasa berubah dalam titik
stagnan kini bangkit menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.
Pembangunan
infrastruktur itu mutlak SANGAT DIPERLUKAN DEMI KEPENTINGAN RAKYAT INDONESIA di
berbagai pelosok daerah yang 3TP (Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Perbatasan).
Tanpa
adanya infrastruktur, jangan harap kehidupan masyarakat di suatu daerah akan
mengalami peningkatan taraf hidup. Jalan adalah penyambung nyawa bagi yang
melintasinya.
Sejak
jalan beton dibangun, rasanya warna muram dan suram dari desaku tinggal kenangan
silam. Jalan itu telah mengubah pola hidup dan perilaku warga Desa Ciwangi dan
Desa Pangeureunan agar lebih maju secara perekonomian dan pengetahuan.
Desaku
sedang berbenah memanfaatkan sumber daya alam berupa hutan pinus milik negara
yang kala remaja terkadang kulintasi. Hutan pinus yang dulu berkesan sepi dan
angker ini telah berubah semarak dengan adanya akses jalan untuk memudahkan
mobilitas wisatawan dari jauh maupun penduduk sekitar.
Di Google
Map aku melihat bahwa namanya kini Sunset Pesona Jati Ciwangi. Barangkali di
sana bisa terlihat panorama senja secara leluasa. Senja yang tidak bisa
kusaksikan dari luar rumahku karena teralang rimbun pepohonan dan perbukitan di
arah barat. Rumahku berada di lembah melandai yang hanya bisa leluasa melihat
arah timur dan utara sampai memanjang jauh ke depannya.
Sudah
beberapa kali aku ke sana namun belum pernah menyaksikan matahari karam di
pegunungan. Seperti apakah panoramanya? Sungguh membuatku penasaran.
Caca, Mamah, dan Palung |
Pak
Marpu dan warga desa telah gotong royong mengubah hutan pinus yang cuma menghasilkan
getah pinus untuk bahan baku obat, kosmetik, dan peralatan rumah tangga menjadi
potensi sangat berdaya guna.
Roda
perekonomian telah digerakkan. Karang Taruna pun menjadikan hutan ekowisata itu
sebagai bagian dari lahan kerja sekaligus idealisme untuk membangun desa. Ada
banyak orang yang bergantung dari sektor pariwisata sederhana yang sedang
berdandan agar tampak menyenangkan sekaligus Instagramable. Berbagai fasilitas penunjang telah dibangun,
termasuk wahana untuk bermain bagi anak-anak.
Asyiknya Mandi Bola |
Tahukah
kamu, rakyat selalu butuh dukungan pemerintah demi menggerakkan roda
perekonomian. Sektor pariwisata bisa membantu masyarakat di sekitarnya. Capaian 5 tahun itu bukanlah sesuatu yang simsalabim, butuh proses untuk menjadi
seperti sekarang. Dinas Perhubungan memegang peran besar.
Menelusuri
feed Instagram @kemenhub151 sesungguhnya terdapat upaya sebagai jembatan untuk menginformasikan kepada
masyarakat mengenai kegiatan Dinas Perhubungan sendiri. Pencapaian Kementrian
Perhubungan 5 tahun terakhir ini sungguh telah membukakan peluang lewat jalan
dan sarana lainnya untuk saling tunjang.
Adanya
jalan mulus beton yang memanjang sampai pelosok kampung di Desa Ciwangi sampai
desa tetangganya telah membuka babak sejarah baru. Untuk optimis menyongsong
harapan akan masa depan yang lebih baik.
Cipeujeuh, 12 November 2019
TULISAN INI DISERTAKAN UNTUK KEMENHUB
BLOGGER WRITING COMPETITION 2019 TEMA TRANSPORTASI UNGGUL INDONESIA MAJU.
DENGAN SUB TEMA:
KEANDALAM TRANSPORTASI UNTUK DUKUNG
EKONOMI DAN PARIWISATA
Sumber Foto dokumentasi pribadi dan tangkapan layar untuk peta Desa Ciwangi
#Kemenhub #LombaBlog #KemenhubBloggerWritingCompetition2019 #TransportasiUnggul #IndpnesiaMaju #KawulaMuda #PenghubungIndonesia #PariwisataIndonesia #PesonaJatiCiwangi #SHSTNovember1
Sukses selalu kak, semoga indonesia semakin maju.
BalasHapusAamiin. Harapan kita semua, rakyat Indonesia yang mencintai negerinya.
HapusBegitulah Teh. Perekonomian dan pariwisata memang erat kaitannya dengan ketersediaan infrastruktur berupa jalan penghubung antar kabupaten, kecamatan, maupun desa-desa.
BalasHapusSemakin mudah dilewati jalannya, semakin berpotensi pula ekonomi masyarakat maupun potensi pariwisata di tempat tersebut.
Setuju juga, pengalaman puluhan tahun menyaksikan bagaimana kesulitan warga desa saya memampangkan fakra bahwa jalan itu adalah urat nadi kehidupan rakyat Undonesia di mana saja adanya.
HapusJalannya sudah mulus ya. Jalan memang penting, terutama untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
BalasHapusPariwisata suatu daerah dapat mendukung perekonomiannya.
BalasHapusDan kemajuan pariwisata harus didukung dengan akses menuju kesana.
Infrastruktur jalan memang akses vital untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
BalasHapusBetul banget, jalan yang mulus itu kebutuhan utama rakyat karena berkaitan dengan kelancaran berbagai urusan.
HapusPertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan butuh sarana penunjang berupa pembangunan infrastrukutur.Semoga saja selalu lancar agar Indonesia bisa maju dan sejahtera sebagai bangsa dan negara..
Infrastuktur terutama jalan memang sangat dibutuhkan untuk melancarkan aktivitas masyarakat. sudah seharusnya mendapar perhatian. Alhamdulillah sekarang jalannya dah bagus ya mbak.
BalasHapusBacanya jadi seakan juga ikut terbawa kemasa yang seru itu teh. Jalan mulus di desa memang membawa banyak perubahan luar biasa terutama bagi ekonomi dan pariwisata desa.
BalasHapusMbaaa, jujur saya baru ngeh loh kalau ternyata bahkan di pulau Jawa pun masih banyak daerah tertinggal.
BalasHapuskan sepulau gitu ama ibu kota negara.
Di pulau Buton sendiri, miris banget!
Itu pulau aspal, tapi jalannya naudzubillah!
Sejak zaman kompeni kali yak, sampai terakhir zaman presiden SBY, jalannya ampuunnn, cuman terlihat batunya, nggak ada aspalnya.
Lebih miris lagi, saya lupa mulai kapan tepatnya, aspal di titik kedua di pulau tersebut, dikeruk sampai rata, dan entah di bawah ke mana, ada yang bilang ke China, karena kapal yang ngangkut kayak kapal China.
Mirisss banget karena aspal tersebut diangkut meninggalkan pulau tersebut melalui jalanan yang batu-batu gitu.
Nantilah zaman Jokowi, baru terlihat sedikit perubahan, setidaknya jalan yang berbatu sejak zaman dahulu itu akhirnya ber aspal.
Dan memang, merubah ekonomi banget, meski sedih karena bukit jadi rata, hutan jadi gundul juga
Hutan pinus pesona jati nya sungguh mengundaaaangg buat didatangi rame2 Mak. Mupeng banget akuuu bisa main ke sana.
BalasHapusKalau jalannya udah apik, infrastruktur OK, jadi makin maju yaaa daerah tsb
Hutannya ramai, loh. Pada hari libur ada lonjakan pengunjung karena termasuk murah serta mudah dijangkau. Tiketnya per orang cuma 5 ribu rupiah untuk membangun sarana penunjang. Benar-benar swadaya.
HapusIya banget jika jalanannya apik, jadi lebih mudah dijangkau dan orang akan senang datang lagi karena tidak alami kesulitan menempuh jaraknya.
Sekarang juga masih sefang bebenah agar lebih lengkap.
Saya juga tinggal dan besar di Makassar, Mbak Rohyati. Suatu ketika diajak teman ke desa neneknya, saya kaget karena jalannya tidak bagus. mau ke rumah Tantenya lagi harus jalan kaki hehehe.
BalasHapusDan memang masalah jalanan ini harus jadi perhatian utama, soalnya akse pendukung utama. Saya pun merasakan, wisata yang akses jalannya mulus walau jauh, ramai didatangi pengunjung. Sedangkan wisata yang jalannya rusak, itu sepi. Jalanan bagus memang akan meningkatkan ekonomi dan pariwisata.
Perkembangan ekonomi saling berhubungan dengan kemajuan infrastuktur, alhamdulillah sekarang bisa dinikmati hingga ke pelosok desa ya mba :)
BalasHapusTerasa sekali ya mb, perubahannya. Jalannya jadi lebih bagus sehingga mobilitas lebih mudah, lancar dan banyak membuka peluang untuk sektor pariwisata juga.
BalasHapusSEtuju banget Jangan remehkan keberadaan jalan karena menyangkut hajat hidup banyak orang.
BalasHapusperkembangan ekonomi sangat membantu kemajuan daerah hingga pelosok,seneng nya bisa sampai pelosok infastrukturtannus pesona jati nya
BalasHapusKadangkala, kondisi jalan suatu daerah bisa menjadi petunjuk / parameter keberhasilan pembangunan suatu daerah ya mba.. Tapi syukurlah skg sudah salin merata pbangunan di daerah2 ya.
BalasHapusjadi ingat jalanan dekat rumah. Sekarang emang sangat beda dengan kondisi dulu. sungguh perkembangan ekonomi emang sangat meningkat yah hingga infra strukturnya bagus
BalasHapusSyukurlah. Kondisi jalan yang bagus itu memidahkan mobilitas banyak orang demi tujuan masing-masing, alhamdulillah, itu hal terbaik karena kita butuh perubahan demi kesejahteraan bersama.
HapusSemoga saja di berbagai pelosok negeri ini pembangunan jalan bisa merata secara bertahap namun kokoh dan membantu masyarakat untuk berkembang.
Saya jadi teringat pengalaman yang mirip Teh. Tahun 93-96 di Tasikmalaya. Setiap ke sekolah, saya berangkat jalan kaki. Naik turun bukit. Jalan belum diaspal. Listrik pun baru sampai sebagian. Naik kendaraan? Itu bisa dilakukan setelah sampai di jalan Kabupaten. Dan bukan alat transportasi yang layak, melainkan naik truk Tanki Pertamina! Padahal jelas tertera tulisan begitu besar: DILARANG MENUMPANG. tapi kami anak sekolah "diperbolehkan" asal sopirnya baik dan kasihan kepada kami.kini pasti jalan sudah sangat baik. Kemajuan yang diupayakan Kemenhubmemang nyata ya
BalasHapusMengenang hal itu bikin kita bersyukur bisa melaluinya dengan baik dan ada peningkatan dalam pembangunan di daerah yang sangat kita butuhkan. Jalan itu sangat penting sebagai penghubung demi perekonomian rakyat yang lebih baik, sejahtera secara sosial, pendidikan, finansial, dan kemandirian.
HapusSemoga tidak ada lagi anak sekolah yang kesulitan dalam menempuh jarak demi pendidikan. Betapa melelahkannya jika demikian. Syukurlah jika ada truk Pertamina yang sopirnya baik.
Saya dulu sengaja jalan kaki juga untuk menghemat uang dan mobil omptengan termasuk jarang lewat, cuma ada 4 untuk melintasi daerah Ciwangi dan Pangeureunan.
Jadi nostalgia pada masa itu. Tapi dulu jalan menuju perkampungan memang sangat tidak memadai.
Sekarang saja masih banyak PR untuk urusan jalan di desa saya, ada beberapa kampung yang butuh perbaikan jalan juga di seberang lembah arah timur dan utara rumah saya. Semoga segera diwujudkan.
Amin. Meski masih banyak yang harus dibenahi di sana sini tapi setidaknya sudah ada proses untuk pemerataan ya. Semoga saja pembangunan ini lebih berkualitas dan merata. Amin.
HapusBoro di pulau lain teh, waktu bapak nginep ke rumah kawannya di Sumedang gusti jalanannya mantap, angkutan ga ada sedih sama mereka yang tinggal di sana buat ke kota itu jauhnya ga ada duanya..semoga semuanya merata yah dibetulin
BalasHapusBener mbak, berkat dana desa, memang banyak desa2 yang bisa berdikari memajukan wisata lokal. Keren2 lah anak2 muda bisa berkontribusi ya terhadap desa masing2
BalasHapusInfrastruktur memang sangat diperlukan untuk pembangunan mbak. Makanya Presiden Jokowi saat ini sedang fokus dalam membangun infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia. Semoga dengan semakin baiknya sarana jalan dibarengi dengan mudahnya sarana transportasi dapat mewujudkan pemerataan kehidupan sosial dan ekonomi seluruh masyarakat.
BalasHapusSebentang jalan itu memegang peranan penting ya bu. Bagi perhubungan maupun meningkatkan ekonomi dan pariwisata. Kalo daerahnya bagus elok namun akses menujunya kurang bnagus ya sama saja, tiada artinya ya bu. Nah, jika sebentang jalan yang ada telah bagus tak lagi tambal sulam, srea sekitarnya poun dibangun dari segi pariwisatanya maka kemajuan ekonomi pun dapat diraih ya bu...
BalasHapusHihihi jalannya dangdutan ya mbak dulu, Allhamdulillah Semarang jalan menuju kesana sudah bagus ya. Aku pernah dulu banget ke Garut lupa namanya ke tempat istrinya sepupu, amount udah sempit jelek Pula jalannya. Tapi Semarang katanya sudah aspal mulus
BalasHapusPedesaan sekarang jauh lebih modern, dan udah rapi semua jalanannya, desaku juga gitu. Dulu sih memang beneran kampung banget, sekarang udah ga berasa di kampung lagi, udah seperti di kota jakarta.
BalasHapusSenangnya ya Mbak,, bs jalan² menghirup udaa segar bareng anak². Memenuhi kepala dg oksigen, ahh kpn yaa bs tinggal di pedesaan yg tentram. Bosen jg setiap hr berjibaku di kota besar.
BalasHapusInfrastruktur di era presiden Jokowi emang digalakkan, jalan semua di beton jadinya awet bisa sampai 10 tahun, tidak seperti aspal yang hanya satu atau dua tahun, atau bahkan kurang dari setahun sudah rusak kalo aspalnya jelek.
BalasHapusTapi mengapa ekonomi melemah ya, padahal banyak proyek?
Mbaaak,
BalasHapusMencerahkan banget tulisannya mbak, selama ini karena seumur2 tinggal di Bandung dan sempet di Bekasi juga, kadang rada abai, betapa beruntungnya akses yang mudah didapat di daerah perkotaan.
Semoga segera merata yah infastruktur di negara tercinta kita inih
Baca ini jadi serasa diajak ikut mengenang kisah Mbak Rohya sewaktu masih sekolah dan jadi bisa membayangkan jalanan yang ditempuh pada saat itu. Sampai harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk ke sekolah.
BalasHapusBersyukur ya anak-anak sekarang nggak perlh merasakan capeknya berjalan kaki, karena sudah didukung dengan berbagai macam kemajuan teknologi. Termasuk jalan-jalan di desa juga sekarang sudsh bagus, sudah dibeton dan diaspal. Jadi memuluskan perjalanan.
Di periode 5 tahun yang lalu, Kemenhub tampak serius menggarap berbagai proyek perbaikan, pelebaran dan penambahan ruas jalan di kota maupun di desa. Bersyukur kita yang dapat menikmatinya.
BalasHapusMashaAllah.. perubahan begitu nyata ya.. dulu masih sering kita jumpai jalanan yang rusak atau bahkan belum berbentuk jalanan, sehinga orang susah untuk beraktifitas, Alhamdulillah saat ini kondisi jalanan sudah baik sehingga mendukung roda perekonomian suatu daerah juga.. semoga terus maju dan berkembang untuk seluruh wiayah di indonesia
BalasHapusSemoga, aamiin. Soalnya masih banyak jalan yang harus diperbaiki di seluruh wilayah negeri Indonesia dan itu bukan hal yang mudah. Butuh proses dan bertahap. Semoga jalan di seluruh pelosok negeri bisa lebih baik lagi. Program 3TP itu adalah solusi bagi permasalahan bangsa demi kemajuan bersama.
HapusCapaian 5 tahun Kemenhub sebetulnya sudah sangat luar biasa, banyak bandara dan jalur kereta api dibangun. Apresiasi untuk kemenhub semoga kedepan lebih baik lagi
BalasHapusBetul, luar biasa sekali. Bandara, jalur kereta, dermaga, bahkan penyediaan sarana kapal untuk menghubungkan di wilayah antarpulau. Belum lagi jalan tol.
Hapusnama persimpangan hutan pinusnya lucuu mba..manjaah beuruem. Suasananya masih asri bangeet ya
BalasHapusIya, dari bahasa Sunda. Ada sejarahnya. saya harus cari referensi mengenai arti dan sebab dinamakan Manjah Beureum. Beureum itu dari bahasa Sunda yang artinya merah. Sedang manjah harus saya cari lebih dalam artinya karena menyangkut filosofi suatu tempat juga.
HapusSuasananya memang masih asri, alhamdulillah.
Alhamdulillah, waktu SD saya ngalamin berangkat sekolah jalan kaki sekitar 3 Km. Uang jajan 100 rupiah 😅
BalasHapusWahhh luar biasaaa ini mahhh
HapusInsyaAllah segala struggling yg dilalui bisa memberikan impact signifikan dalam hidup yaaa
Kampungku lebih miris lagi.
BalasHapusSelain jalan tanah, listrik pun baru belakangan ini masuk.
Tali tak tau juga sekarang, kabarnya bbeberapa warga sdh ada yg punya televisi.
Aamiin. Luar biasa ya, mba, perjuangannya untuk ke sekolah di tahun itu. Alhamdulillah, ikut senang dg jalan2 yg semakin bagus dan memudahkan masyarakat :)
BalasHapuswah keren ulasannya.. Semoga menang ya mba..
BalasHapusBaca ini, aku jadi ingat perjuangan ke sekolah waktu SD. Jalan kaki bisa 6 km, bolak balik 12km. Panas terik, haus udah jd hal biasa. Memang infrastrukur itu penting banget buat kita...
BalasHapusAlhamdulillah jalanan di desa aku juga udah semakin membaik mbak.
BalasHapusThn 94 aku belum lahir btw ehhejehe
Akses jalan itu penting banget ya mbak. Apalagi buat ke tempat wisata gitu. Supaya banyak wisatawan yang datang
Jalan memang sangat berpengaruh pada perekonomian ya mbak.kalau jalan bagus pasti rataw penduduknya juga maju. Tapi kalau baca cerita mbak ini seruu banget lho. Aku bayangin macam petualangan gitu.
BalasHapusSetuju banget mbak, yang namanya jalan itu penting lho. Kalau jalan rusak pastinya pemakai jalan jd gak nyaman dan males lewat sana, jd bisa jd akan jd sepi area situ, mending lewat area lain.
BalasHapusKalau jalan bagus, makin rame org, proses transfer informasi juga bisa makin cepat juga ya, dan tentu aja membawa kebaikan di sektor ekonomi jg.
Betul banget, karena sepi akibat jalanannya masih rtusak, maka roda perekonomian pun jadi tersaruk lambat. Dulu juga di kampung saya orang repot banget kalau naik motor dan bawa barang angkaribung, entah dari hasil bumi untuk dijual ke pasar maupun belanjaan dari pasar punya penduduk yang jualan di rumahnya, akan selalu ada drama di jalan. Duh, miris. Repot melintasi jalan dengan keadaan yang seperti itu, berisiko tinggi dan lebih lama, juga kerusakan kendaraan lebih kerap.
HapusSekarang alhamdulillah, lebih baik. Bisa bergerak cepat, mudah, aman, nyaman, dan menyenangkan.
Rasanya kian banyak saja yang silaturahim ke kampung halaman sekalian piknik di hutan ekowisata. :)
jalanan di desa alhamdulillah sudah semakin membaik, bahkan sudah ada pembebasan lahan untuk jalanan lagi. Sekarang sudah tidak seperti dulu yang kalau malam gak berani lewat, sekarang alhdmulillah selalu ada peningkatan, karena wisata sudah mulai digalangkan lagi
BalasHapusSetuju. Jalan memang penting banget karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Aku penasaran deh sama sejarah limbangan. Masih ada sisanyakah?
BalasHapusJalan yang bagus memang sangat dibutuhkan. Jalan yang bagus akan mempermudah mobilitas penduduk.
BalasHapusWah Garut semakin mempercantik diri. Destinasi wisatanya jadi makin banyak ya. Ga cuma mandi air panas atau ke situ bagendit atau candi cangkuang aja.
BalasHapusTerkadang terlihat sederhana yakni perubahan jalan tapi teryata memang efeknya jadi lebih baik. Semua ini didukung transportasi yang oke
BalasHapusYa ampun asik banget itu ya ada taman bermain dikelilingi pohon pinus,, kebayang banget pasti adem deh.
BalasHapusEh, tulisan nostalgia gini menarik juga. Kebetulan dulu pernah tinggal di desa banget juga. Ngikut kerjaan orang tua. Terima kasih inspirasinya mba! Aku juga udah lama nggak ke desa itu. Harusnya sih udah maju banget. Harusnya. Hahaha
BalasHapusPembangunan mulai menjangkau ke berbagai daerah ya, Mbak. Memang sih baru beberapa tahun ini terlihat banget kalau pembangunan sedemikian pesat. Semoga makin banyak wilayah pedesaan yang sebelumnya belum terjangkau pembangunan bisa ikut mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Btw, suka baca tulisannya Mbak Rohyati, jadi berasa ikut merasakan sendiri kehidupan di pedesaan
BalasHapusMembaca tulisannya, saya langsung menebak mbak rohyati suka baca novel. Hehe
BalasHapusBicara insfratruktur, saya melihat sudah banyak perbaikan yang sampai hingga ke pelosok. Alhamdulillah
Wah terbayang seremnya jaman dulu ya. Alhamdulillah sekarang sudah bagus jalannya sehingga ekonomi desa membaik & akses ke pendidikan juga lebih baik.
BalasHapusDulu rasanya menyedihkan bagi warga masyarakat desa. Jalan kaki ke kecamatan sambil bawa hasil bumi pan tidak mungkin, tetapi naik kendaraan juga riskan dan harus ekstra hati-hati soalnya ada saja yang celaka karenanya.
HapusAlhamdulillah, sekarang lebih baik lagi.Senang jadinya.
Wah luar biasa ya pencapaiannya. Saya terharu baca cerita perubahan yang signifikan. Makin baik infrastruktur transportasinya, makin tinggi tingkat keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan ekonomi warga di wilayah tersebut.
BalasHapusIya, alhamdulillah, segalanya berjalan dengan baik setelah puluhan tahun menanti dalam kekecewaan dan beragam drama. Sekarang masyarakat lebih mudah mobilitasnya, lebih lancar pula jalan rejekinya karena memudahkan mereka untuk menjual hasil bumi maupun ternaknya. Sesuatu yang dulu belum ada karena kendala infrastruktur bisa diadakan dengan baik.
HapusMbak aku juga jadi teringat masa kecilku di desa almarhumah nenek.. sangat nyaman. Sskarang akses jalan memang sudah banyak yg lebih baik alhamdulillah..
BalasHapusjadi ingat jalanan depan rumah jaman SD kendaraan nggak sebnyak sekarang jadinya kita main2 aman banget. Semakin kesini makin susah main didepn rumah. hehdhe banyak kendaraan
BalasHapusHe he, erubahan zaman memang membawa dampak positif dan negatif. Mungkin cara terbaik adalah mengajak anak main di ruang publik gratis semisal taman atau tempat wisata murah namun edukatif sebagai selingan bagi ruang bermain anak.
Hapusaku jd inget jalanan menuju kampungku di sibolga dan sorkam, tapanuli mba. dari aku kecil selalu ksana naik mobil, jalanannya sempiiiit dgn jurang di 1 sisi, dan tebing batu sisi lainnya.trakhir aku balik ke sorkam, thn lalu, ga ada perubahan yg berarti. nth krn terlalu pelosok banget kali yaa. sedih, apalagi sibolganya sendiri lumayan maju, hanya saja jalan menuju kesana msh jelek . tp aku ngerti, wilayah kita terlaku luas. ga mungkin sekaligus lgs diubah. pelan2 semoga semua pelosok indonesia bisa mendapatkan kesempatan sama utk diperbaiki jalan dan infrastrukturnya
BalasHapusSemoga jalan menuju kampung Mbak Fanny bisa lebih baik lagi. Turut sedih karena saya juga mencintai kampung sendiri jadinya ada semacam ikatan dan harapan akan kemajuan. Semoga pembangunan jalan bisa merata sampai ke pelosok yang terpencil karena keterpencilan butuh bantuan agar berkembang.
HapusAlam Sibolga indah, semoga pemerintah pun memperhatikan pembangunan jalan dan infrastrukturnya sampai ke pelosok.
Inget jaman aku kecil, saat diajak orangtua aku ke desa, memang saat itu kondisi jalanan masih sangat mengkhawatirkan, jalanan masih banyak tanah dan berliku.. pernah lho ban mobil aku terperosok tanah basah dalam sehingga susah diangkat hehe.. tapi sekarang Alhamdulillah sudah lebih baik ya.. bangga deh
BalasHapusAlhamdulillah, masa kecil kita kaya warna dengan masalah jalan desa. :) Syukurlah kini lebih baik dan kehidupan lebih berwarna.
HapusDyky juga masalah ban rida kendaraan yang nyelip di jalan berlumpur kerap dialami orang sini. Alangkah melelahkannya.
Jd keinget zaman sekolah dulu juga jalan kaki mbak, tapi gak ada pemandangan dan sejarah kyk jalan yang mbak lalui sih hehe.
BalasHapusBener yg namanya jalan tu akses transportasi yg penting ya. Kalau jalan bagus dan lancar pertukaran informasi dan ekonomi jg lbh cepet
He he, setiap tempat tentu ada perbedaannya, disyukuri saja karena tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Setidaknya jalan kaki ke sekolah itu bisa menjadi kenangan yang menyenangkan.
HapusAkses transportasi memang penting untuk melancarkan segala urusan masyarakat di desa dan kota. Semuanya berujung pada kebutuhan dan harapan hidup yang lebih baik untuk dipenuhi.
Dan pembangunan sekarang makin marak ya mba di mana - mana .. semoga kita makin terhubung dengan baik
BalasHapusAlhamdulillah, pembangunan yang ada di mana-mana itu sangat dibutuhkan masyarakat. Semoga ke depannya selalu ada kemajuan di berbagai pelosok berkat meratanya infrastruktur yang dibangun pemerintah.
HapusTinggal di desa itu enak, jauh dari kebiaingan dan polusi udara. Dan setiap pagi selalu mendengar kicauan suara burung, dan satwa2 hutan lain nya,
BalasHapusTapi...
Apakah desa seperti itu masih ada...??,
Di desa saya masih ada keteduhan, di luar rumah juga selalu banyak burung beterbangan. Polusi tidak terlalu mengganggu karena di bagian ujungnya.
HapusKalau di tempat yang ramai dilalulalangi kendaraan, memang demikian. Imbas dari mobilitas tinggi ketika hidup membuat banyak orng harus bergerak dan berjuang mencari rezeki halal.
Jalan adalah penghubung.
Jalur transportasi sangat penting bagi pengembangan sebuah daerah ya, lihat sebentang jalan di masa lalu dan pemandangannya indah ya, dan alhamdulillah semakin sini semakin banyak perbaikan dan pembangunan jalan
BalasHapusBetul, jalur transportasi darat, laut, dan udara merupakan satu kesatuan utuh demi memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia di berbnagai pelosok daerah.
HapusDi masa lalu kita alami banyak kendala dan drama karena jalan, semoga saja di masa sekarang dan mendarang kehidupan bisa lebih baik tanpa ada drama menyedihkan. Aamiin.
Jika jalan bagus maka ekonomi warga setempat akan bergerak naik. Mulai dari distribusi produk pertanian maupun olahan hingga kemudian masuknya wisatawan jika kita pny potensi wisata
BalasHapusBetul, ada banyak daerah yang punya potensi wisata terpendam yang luar biasa untuk dikembangkan. Potensi itu jika dimaksimalkan dengan pengadaan pembangunan infrakstruktuir maka akan memudahkan masyarakat.
HapusSemoga juga semakin banyak wisatawan masuk ya, jadi menyumbang pemasukan ke daerah juga biar semakin berkembang :)
Hapusmemang kemajuan dibidang infrastruktur saat ini keren bgt, dulu jalanan di tempatku masih banyak yg bebatuan, dan tanah becak. kl sekarang mah udah aluusss, lebaaar pula
BalasHapusAlhamdulillah, senang dengan kabarnya. Selamat tiunggal jalan berbatu yang berdebu dan membahayakan sekaligus becek di musim hujan. Semoga segalanya berjalan dengan baik.
HapusSalut dengan pemerintah yang sudah gigih mengurus jalur transportasi yang memang penting.. o ya si hutan pinus jadi bagus yah, sayang nggak lihat dulu waktu masih angkernya...
BalasHapusHi hi, sayang saya kala itu tidak punya kamera jadi tidak bisa memotretnya.
HapusPemerataan pembangunan fasilitas transportasi di daerah semakin baik yac, semoga pemerintah daerah tetap memperhatikan pembangunan terutamanya area yang terpencil.
BalasHapusbila sesuatu tempat itu mengalami perubahan, ini bermakna taraf ekonominya berubah menjadi semakin baik... dan harapnya ia berterusan sampai bila-bila
BalasHapusOh iya kak, jalan itu yang di foto lokasinya dimana kak?...
BalasHapusBoleh nih suatu saat aku nyobain.
Adem banget membaca tuturan indah tentang sebentang jalan, dan jalan itu kini, Alhamdulillah, telah memberikan kemudahan dan kenyamanan penggunanya :)
BalasHapus